Kini, ia menundukkan kepalanya sembari menyentuh bagian belakang lehernya, seolah-olah ia ingin membuat dirinya terlihat santai.
Ketika Sang No lewat, sepertinya An Xiaoyang memperhatikan siapa yang berjalan di sisinya. Segera, ia menarik napas sedikit, menundukkan kepalanya, dan terus menulis. Namun, ia tidak berani mengangkat kepalanya barang sedetik pun.
Bahkan arus yang entah datang dari mana seolah melonjak di antara kedua orang itu, tetapi tidak ada dari mereka yang mengambil inisiatif untuk berbicara.
Meski suasananya tenang, tetapi tampaknya itu menjadi harmoni yang tak terduga.
An Xiaoyang sendiri meski tidak mendongak ke atas, tapi tetap tahu bahwa ada garis pandang yang menatap di belakangnya.
Ya. Sang No sedang menatapnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com