Tak bisa disangkal, mata Su Xun menyorot penuh kasih sayang saat ini. Dengan hati-hati, ia menarik tangan Ye Zi, perlahan-lahan menyematkan cincin di jarinya, lalu menundukkan kepala untuk mencium punggung tangan Ye Zi dengan lembut. Kemudian, ia perlahan-lahan menarik sudut mulutnya dan berkata dengan senyum menawan, "Oke, kamu pasti tidak siap dengan ini."
Namun, Ye Zi bergegas menerjang ke pelukan Su Xun, memukul dadanya dengan lemah, dan suaranya yang serak terdengar menyedihkan, "Kamu benar-benar bajingan."
Su Xun memeluknya erat-erat, menundukkan kepalanya, lalu mengecup bibirnya dengan sayang. Kemudian ketika mendongak lagi, ia meletakkan sesuatu di bibirnya dan peluit keras terdengar di detik berikutnya.
Tanpa diduga, sesaat setelah suara nyaring itu terdengar, tampak sesuatu seperti melompat ke udara.
Ternyata sebuah kembang api besar bermekaran di langit, yang hampir menerangi seluruh malam itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com