Begitu menoleh ke samping, ia melihat seorang wanita telanjang berbaring di sisinya.
Tulang halus, kulit putih dan lembut, dan lengkungan yang lebih menawan di depan dada saat ia tidur menyamping.
Su Xun, yang bangun lebih awal, begitu melihat pemandangan itu merasa sedikit terkejut.
Tangan yang menggosok pelipisnya yang sakit tiba-tiba membeku.
Ini, sosok yang familiar ini, wajah samping yang putih, lembut dan cantik ini, rambut pendek yang lucu dan halus ini, bukankah... siapa lagi jika bukan Ye Zi?
Su Xun melihatnya telanjang di pagi hari. Meski sebagian besar tubuhnya tertutup selimut, tapi tetap saja itu sangat menggairahkan bagi tubuh dan pikirannya.
Tetapi pada saat yang sama, Su Xun juga berangsur-angsur menyadari bahwa apa yang terjadi tadi malam adalah nyata meski ia sedikit tersadar dan setengahnya mabuk. Setelah kepingan-kepingan ingatan itu menyatu, semuanya menjadi jelas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com