Lalu dia bergegas melepas gaun tidurnya dan pergi keluar untuk mengenakan mantel flanel yang sangat modis. Mantel itu sepanjang lutut. Dia keluar dari pintu dengan sepatu botnya sembari bersenandung saat berjalan keluar.
Sepertinya dia sedang dalam suasana hati yang bagus.
Faktanya, Su Li sudah ingin terbuka.
Tak peduli apa yang diinginkan Ah Nian, meski mereka masih menjaga jarak, tidak seperti hubungan sebelumnya.
Meski kelakuan Ah Nian membuatnya tidak nyaman dan marah, tapi dia percaya pada pandangannya sendiri. Ah Nian bukanlah orang seperti itu.
Intuisinya memberitahu bahwa pasti ada alasan mengapa Ah Nian tidak menerima dirinya.
Apakah karena perbedaan status antara keduanya?
Jika saja hal itu benar-benar harus diperhatikan, tapi mungkin Su Li sendiri tidak terlalu peduli dengan itu.
Topik ini memiliki kepekaan tersendiri.
Dia tidak peduli tentang itu, tetapi apakah Ah Nian peduli?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com