Tertawa kecil itu terlihat sangat tidak berdaya, tetapi membuat hati Li Beinian semakin nyeri.
Sekarang Mu Xichen berdiri di hadapannya dalam kondisi hidup.
Dan Li Beinian dapat merasakan dengan jelas nafas dari tubuhnya dan suhu dari lengannya.
Namun dia akan segera mati.
Mati dibawah hukuman mati negara yang dilindunginya dan dipersalahkan oleh seluruh dunia.
Semenjak itu, setiap orang menyebutkan Mu Xichen, bukan lagi membahas prestasi yang sudah dicapainya pada usia muda.
Tetapi…...mengasihaninya.
Menyayangkan dia meninggal dalam usia muda, memilih jalan yang salah, dan masa depannya yang bagus.
Mu Xichen menunduk, menatapnya dengan wajah tenang, dan menyipitkan matanya saat memperhatikan kesedihan Li Beinian.
Lalu dia merangkul pinggang Li Beinian dengan satu tangannya dan satu tangan yang lagi mengelus pipinya dengan lembut lalu bertanya perlahan, "Kapan aku menjadi narapidana hukuman mati?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com