Bei Mingyan memegang tanganku dan wajahnya terlihat agak bingung, "Mulai sekarang, kita tidak akan pernah melewatkan setiap musim mekarnya Manzhusha."
Mau tak mau aku menatapnya dan mengangguk, "Entah bunga mekar atau jatuh, aku akan bersaksi denganmu."
Sore itu, Raja Neraka mengunci diri di istana dengan tenang. Baik aku maupun Bei Mingyan tidak berani mengganggunya sama sekali.
Setelah cukup lama, akhirnya ia keluar dari istana lalu menghampiriku dan Bei Mingyan.
Melihat kami duduk di koridor, ia hanya berkata, "Mari kita pergi ke Fengdu."
Ini adalah pertama kalinya aku mengikuti Raja Neraka dan Bei Mingyan untuk memasuki gerbang Fengdu.
Ketika cahaya muncul lagi, kami sudah berdiri di depan gerbang Fengdu.
Begitu penjaga melihat kami, ia segera menunjukkan jejak keterkejutan dan berlutut sambil berkata, "Salam, Raja Neraka. Salam, Pangeran!"
Sebelum mereka selesai berbicara, Raja Neraka menyela lebih dulu, "Dimana Ye Lingcang?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com