"Yan, kamu tidak perlu mengantarku. Aku akan kembali sendiri. Pergilah dengan rombongan kerajaan duyung, mereka adalah tamu. Jangan biarkan mereka merasa bahwa mereka datang dari jauh dan ditelantarkan."
Setelah mengatakan itu, aku mendorongnya dengan paksa. Aku tidak ingin ia menunda urusannya hanya karena aku.
Bei Mingyan hanya mendesah sembari mengeratkan peluknya.
Sepertinya ia sangat lelah. Kemudian ia mengangkat kain hitam dan mencium wajahku. Ada sedikit keinginan dalam kata-katanya, "Aku tidak ingin menemui rombongan kerajaan duyung, aku hanya ingin bersamamu setiap saat."
Aku tidak bisa menahan senyumku, perasaan hangat juga menjalar di hariku tanpa bisa dicegah. Sejujurnya aku juga ingin ia menemaniku sepanjang waktu, tetapi aku tahu ia memiliki hal-hal yang lebih penting saat ini.
Jadi aku berjuang untuk membebaskan diri dari pelukannya dan mendesak, "Yang Mulia, jangan bandel. Pergi dan urus kepentingan itu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com