Saat itu juga aku segera bangkit duduk, lalu melihat sekeliling, dan baru menyadari bahwa baru saja aku tertidur di rumput.
Dan mereka yang meninggal hanyalah mimpi, tapi itu mimpi yang terlalu nyata. Benar-benar membuatku hampir tidak bisa mengenalinya.
Mendapati itu, mataku terkulai seketika dan aku hanya bisa mendesah. Tiba-tiba, jantungku serasa baru saja dipukul palu besar, dalam mimpiku barusan, apakah aku membunuh Nona Xia?
Aku menggelengkan kepala dan ada sedikit rasa sakit yang tak bisa dijelaskan di hatiku.
Kenapa aku sangat membencinya dalam mimpiku? Aku dan dia hanyalah dua sisi yang berbeda. Hanya orang asing dengan tampilan yang mirip.
Sejujurnya bukan masalah benci atau tidak, hanya perasaan bersalah dan menyesal karena ia meninggal secara mendadak di usia muda.
Tapi kenapa dalam mimpiku, aku begitu kejam padannya?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com