Dengan hanya gerakan salah satu jarinya, aku langsung terbang dari belakang serigala ke pelukannya.
Melihat itu, serigala raksasa meraung dan hendak menyerang kami.
Saat itu wajah Bei Mingyan terlihat suram dan mengerikan. Ia melindungiku di pelukannya dengan satu tangan dan mengangkat tangannya yang lain. Kemudian ia mempersembahkan seekor naga api di telapak tangannya lalu mengarahkannya ke kepala besar serigala itu.
Serigala raksasa itu tidak dapat berpikir, bahkan ia tidak tahu bagaimana cara menghindar. Ia hanya tahu ia harus menyerang naga api itu.
"Jangan!"
Dari jendela tiba-tiba terdengar teriakan histeris seorang gadis.
"Jangan sakiti dia!"
Detik berikutnya, sosok itu melompat dari jendela seperti bayang-bayang yang lewat dengan cepat dan dengan segera berdiri menghalangi di depan serigala raksasa.
"Aahh!"
Naga api itu berhasil mengenai target, tetapi bukan serigala raksasa, melainkan mengenai Mu Tiantian.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com