webnovel

Aku Ingin Darahmu

Éditeur: Wave Literature

Cai Wuli segera masuk dan berjalan ke arah Mu Tiantian. Ia tampak seperti perempuan Xia yang tak kenal takut. Sepertinya ia akan marah dan aku tidak bisa menghentikannya.

"Singkirkan anjing itu besok. Jangan biarkan aku melihatnya lagi. Apa kamu mendengarku?"

Dalam kalimat sederhana itu, Cai Wuli tampak tegas tanpa bisa dibantah. 

Tanpa menunggu jawaban Mu Tiantian, Cai Wuli kembali ke ranjangnya dan pergi tidur.

Untungnya, badai kecil ini akhirnya terlewati berkat penanganan Cai Wuli dengan cara yang benar. Aku tidak lagi melihat ke arah mereka dan bergegas berkemas untuk mandi.

Saat aku hendak mengambil handuk ke kamar mandi, tiba-tiba Mu Tiantian bangkit dan menghentikanku.

Ia menatapku linglung. Tidak ada kebencian di matanya. Sebaliknya, ada beberapa kesedihan yang tak bisa dijelaskan, yang membuatku terpana.

"Malam bulan purnama akan segera datang. Tidak ada waktu ..." ia bergumam pelan dengan tatapan sedikit memohon.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant