webnovel

Pendeta Tao Yang Menipu

Éditeur: Wave Literature

Ia menatapku sekali lagi, lalu melompat dan terbang ke luar jendela.

Aku masih memegangi Asura dengan erat sambil memikirkan kata-kata terakhir hantu bayi itu sebelum ia melarikan diri.

Akhirnya aku tertidur kembali sambil terus menggenggam Asura. Ketika hampir fajar, aku merasakan sesuatu yang berbeda di sekitarku. Aku membuka mata dengan hati-hati dan menemukan bahwa Bei Mingyan yang kembali.

"Apakah aku membangunkanmu?" Ia berbaring lalu memelukku dengan lembut.

Aku menggelengkan kepalaku, lalu tanpa sadar mataku mengarah ke jimat kuning di kamarku yang masih menempel di dinding.

"Bukan aku yang menempel jimat kuning itu." Aku mencoba menjelaskan. 

Bei Mingyan menatapku dan tersenyum, "Tentu saja aku tahu. Mana mungkin istriku ingin mencelakaiku?" 

Eh? Jadi jimat kuning itu tidak memiliki kekuatan apa-apa?

Aku hanya bisa berkata, "Tadi malam, bayi hantu menyerangku. Untungnya, kamu memberiku Asura ini dan aku berhasil mengusirnya. Jimat kuning itu tidak bisa mengusir hantu sama sekali."

"Oh?" Bei Mingyan menyipitkan mata elangnya lalu bangkit dan mengamati jimat-jimat kuning yang tertempel di dinding. 

Aku melihat bibirnya sedikit terbuka, lalu ia merobek salah satu jimat itu dan tersenyum, "Sepertinya orang yang menulis jimat ini adalah seorang pendeta, tetapi ia memiliki niat jahat."

Sore itu, pendeta Tao Qinghe datang lagi ke rumahku. Begitu masuk, ia langsung duduk di sofa ruang tamu. Sebagai pemilik rumah aku berusaha menyambut dengan baik dan menuang secangkir teh untuknya dengan enggan atas perintah ayah. 

Ketika pendeta Tao itu duduk, ia terus berbicara omong kosong dan membual kepada ayahku, mengatakan hal-hal yang tidak dapat dipahami. Aku tidak nyaman mendengarnya. Aku hanya menuangkan teh untuknya lalu berlalu pergi. 

Saat tiba waktu makan malam, pendeta Tao itu masih belum pergi dan bahkan ia tidak melepaskan tatapannya pada ayah dan terus mengajak bicara. Aku benar-benar ingin ayah menyadari bahwa apa yang pendeta itu ucapkan hanyalah omong kosong. Tetapi tampaknya pembohong ini tidak akan pergi sampai makan malam selesai. 

Akhirnya, aku bergegas kembali ke kamar setelah makan malam. Saat aku baru saja membuka pintu, tiba-tiba aku melihat pendeta Tao sudah berada di dalam kamarku dan itu sedang berkeliling melihat-lihat. 

"Bagaimana kamu bisa masuk ke kamarku?" Aku tidak bisa menyembunyikan kemarahanku.

Pendeta Tao tampaknya tidak mengharapkanku kembali ke kamar secepat itu. Ia membeku dengan canggung untuk beberapa saat lalu memaksakan sebuah senyuman, "Nona Xia, jangan salah paham. Aku di sini untuk memeriksa mantra hantu."

"Apa yang sedang kamu lakukan di laciku?"

"Roh-roh jahat paling suka masuk ke sudut. Aku takut jika ada kelalaian."

"Kamu bisa keluar sekarang." Aku sudah tidak bisa berbasa-basi lagi untuk memintanya pergi. Sepanjang hidupku, aku sangat benci jika ada orang yang mengobrak-abrik barang-barangku, apalagi bila itu pria paruh baya yang sangat aneh ini. 

"Pendeta, kamu mencari ini?" 

Gumaman dingin tiba-tiba terdengar. Itu adalah suara Bei Mingyan. Aku melihatnya memegang busur dan anak panah emas "Asura" dan ia menatap pendeta Tao Qinghe dengan dingin.

"Siapa kamu? Mengapa tiba-tiba ada di sini?" Pendeta Tao dari Qinghe mundur perlahan ke pintu, ia menggerakkan jari-jarinya ke arah Bei Mingyan.

Bei Mingyan menyunggingkan senyum, tetapi tatapan matanya terlihat dalam dan dingin. Ia berjalan semakin mendekat dan wajahnya terlihat semakin suram, "Katakan, kenapa kamu menempelkan jebakan hantu di sini?" 

"Jebakan hantu apa? Ini hanya jimat pengusir hantu. Rumah wanita muda ini penuh dengan kekuatan Yin. Aku hanya diberi uang untuk meringankan bencana..."

Belum selesai ia berbicara, Bei Mingyan meraih lehernya dengan satu tangan dan mengangkat seluruh tubuh pendeta itu dari lantai. 

"Aku bertanya sekali lagi, mengapa kamu memasang jebakan menarik hantu itu untuk menyakitinya?" Tatapan Bei Mingyan begitu keji sehingga aku tidak bisa menahan rasa takutku. 

Posisi Tao Qinghe semakin terjepit. Ia menatap Bei Mingyan dengan ngeri dan menggelengkan kepalanya. 

Aku tidak bisa tidak berteriak kepadanya, "Pendeta penipu! Benda yang kamu tempel ini benar-benar untuk mengundang hantu. Tidak heran hantu bayi itu datang ke sini tadi malam. Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"

Aku mengedipkan mata pada Bei Mingyan dan dengan segera ia melepaskannya. Tubuh Tao Qinghe meluncur jatuh ke lantai di bawah kusen pintu. 

Aku memperhatikan wajahnya yang terlihat seperti orang baik-baik. Tanpa aba-aba aku langsung meraih kerah bajunya dan berkata dengan marah, "Kamu sudah mengambil uang kami dan kamu masih berniat menyakitiku. Kamu pikir kami orang lemah?"

Pendeta tao itu menyadari kekuatan Bei Mingyan. Ia langsung berlutut di kaki Bei Mingyan, bersujud, dan memohon belas kasihan, "Tolong maafkan aku! Aku tidak bermaksud menyakiti Nona Xia! Aku juga terpaksa melakukannya dan tidak berdaya!"

"Siapa yang menyuruhmu?" Bei Mingyan berkata dengan dingin. 

Pendeta Tao tiba-tiba berhenti dan muncul asap putih naik dari lengan bajunya. 

Bei Mingyan dengan cepat menarik tubuhku dan membawanya ke belakang tubuhnya. Sekali lagi, ia melayangkan pisau ke arah pendeta Tao yang mengambil kesempatan untuk melarikan diri. Gagang pisau itu menghantam punggung pendeta Tao secara tepat dan membuatnya jatuh ke depan terbaring ke tanah. 

Bei Mingyan sudah tidak memiliki belas kasihan lagi. Salah satu kakinya menginjak punggung pendeta Tao dan dengan suara dingin berkata, "Sudah cukup. Sekarang aku akan mengirimmu ke neraka."

Kali ini, pendeta Tao itu benar-benar ketakutan dan gemetar. Ia begitu ketakutan sampai air matanya mengalir, "Ya, hantu kecil itu. Dia melihat kekuatan Yin yang besar di tubuh Nona Xia. Dia memaksaku untuk membantunya agar bisa tinggal di dalam tubuh Nona Xia."

Aku mengerutkan kening dan bertanya, "Bukankah kamu seorang pendeta Tao yang bisa mengusir hantu? Bagaimana bisa kamu justru diintimidasi oleh hantu?" 

Pendeta Tao menghela nafas dan berkata, "Hantu bayi itu bukan bayi kecil dan jalannya tidak biasa. Aku akui bahwa aku adalah penipu dan aku tidak bisa menangkap hantu sama sekali."

"Ini benar-benar memalukan bagi penganut ajaran Taoisme." Aku hanya bisa menggelengkan kepala. 

"Dari mana asal mula hantu bayi itu?" Bei Mingyan bertanya dengan dingin,

Aku juga mempertanyakan hal ini. Jika hantu bayi itu adalah darah daging dari gadis yang melakukan aborsi itu, bukankah bayi itu sudah terlalu tua jika ia dibunuh karena aborsi? Jelas ia bukanlah janin yang baru terbentuk. 

Pendeta Tao itu juga tampak bingung, "Aku tidak tahu, hantu bayi ini sudah ada di sekitarku sejak lama. Setengah tahun yang lalu, aku menemukannya pada seorang gadis yang kerasukan. Karena ukurannya yang kecil, ia membutuhkan perantara tubuh manusia, terutama gadis-gadis muda untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menghisap darah mereka. Pada saat itu, alih-alih mengalahkan hantu itu, aku yang justru dihancurkan olehnya dan hampir mati. Saat hantu bayi itu mengalahkanku, ia menyuruhku untuk membantunya atau dia akan membunuhku. Aku harus terus mencari gadis-gadis muda untuknya dan membiarkannya hidup dari darah mereka."

Aku berseru, "Jadi gadis yang pergi ke kedai tehmu kemarin bukan ibu dari bayi hantu itu?" 

Pendeta Tao mengangguk, "Dia memang melakukan aborsi, tetapi janinnya baru berumur dua bulan ketika dia melakukan aborsi. Bahkan jika bayi itu memiliki kebencian pada ibunya , ia tidak akan bisa berubah menjadi hantu. Tapi dia terlalu merasa bersalah. Dia keliru, dia berpikir bahwa bayi hantu yang menangkapnya adalah anaknya sendiri. Akulah yang memasang tanda di rumahnya untuk memanggil bayi hantu itu."

Aku tidak bisa menahan amarahku lagi. Aku menendangnya dan berteriak kepadanya, "Kamu sangat menjijikan! Kamu tidak takut masuk neraka jika kamu menempatkan hantu untuk menakut-nakuti orang dan menipu orang demi uang dengan dalih mengusir hantu?"

Ketika aku menendang pendeta Tao, ia berteriak kesakitan dan memohon, "Aku tahu aku brengsek dan aku benar-benar terpaksa melakukannya. Aku tidak berdaya. Jika kalian berdua bisa mengalahkan hantu bayi , itu akan membantuku untuk keluar dari roda kesengsaraan ini. Mulai sekarang, aku tidak akan pernah menipu lagi."

"Kembalikan 100,000 yuan ku dulu!" 

"Ya, ya, aku akan segera mengembalikannya."

Chapitre suivant