"Lano, gue kan nyuruh lo keluar," ujar Mensa dengan mata yang masih terpejam ketika mendengar suara pintu kamar di buka.
Kedua mata Mensa masih terpejam, hingga Mensa menahan napas ketika merasakan seseorang telah duduk di pinggir ranjang.
Aroma liquid bercampur aroma parfume maskulih adalah aroma yang paling Mensa kenal dan hindari. Tanpa perlu membuka kelopak mata pun Mensa bisa langsung mengetahui siapa pemilik aroma ini.
"Siapa yang ngizinin kamu sakit?"
Mendengar suara Kevan membuat tubuh Mensa menegang kaku. Malah Mensa semakin tidak ingin membuka mata. Dalam hati ia berdoa agar Sean dan Lano bisa menghentikkan apa yang hendak Kevan lakukan kepadanya.
"Kamu kan tau, kalau aku paling gak suka kalau kamu sakit," Kevan kembali berbicara.
'Siapa juga yang minta sakit, bego!' rutuk Mensa dalam hati.
"Aku gak sakit, bang," balas Mensa, mencegah Kevan memperburuk suasana.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com