Sebagai orang yang pernah mencintai Aqila dan masih sampai sekarang, tentu berat buat buat Ardan merasakannya. Meski bibirnya berkata ikhlas, tapi hatinya belum sepenuhnya. Sejak kapan? sejak Fadhil meninggalkan Aqila. Selama kehamilan Aqila, Ardan yang sering mendampingi. Sehingga perasaan yang sempat dipaksa hilanh, kini tumbuh kembali.
Takdir seolah mempermainkan dia bukan? bukan. Takdir sudah ada garisnya. Dan dia hanya berjalan pada garis yang salah karena tidak seharusnya dia memupuk perasaan itu lagi.
Tadinya dia berharap akan bisa mendapatkan Aqila kalau memang Fadhil telah pergi. Tapi ternyata Fadhil kembali lagi untuk Aqila. Dan kini dia harus mati-matian lagi membunuh perasaan cintanya.
"Papa, aku ga mau masuk. Aku ga mau Pa," seseorang berusaha kabur dari Ayahnya dan "Brukk!! Pyar!!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com