Fadhil dan Aqila masih malu-malu meski keduanya tadinya seperti tom and jerry. Para orangtua memberi wejangan bergantian. Sampai Aqila rasanya ingin kabur saja. Belum lagi Fadhil yang senyam senyum tidak jelas membuat Aqila ingin pergi saja.
"Aqila, cincinnya pas ya di tanganmu." ujar Fadhil saat para orangtua sudah pergi dari hadapan mereka. Mereka sedang menghubungi sana sini pihak terkait yang akan membantu rencana pernikahan Fadhil dan Aqila.
"Iya bagus." jawab Aqila yang masih saja ketus pada Fadhil.
"Koq masih jutek sih sama aku? aku kan calon suamimu."
"Suka-suka akulah.. ini karena cincinnya bagus aja, jadi sayang kalau dibuang."
"Dibalik wajahmu yang selalu jutek sama aku, ternyata kamu menyimpan cinta yang besar untukku ya. Aku janji akan membuatmu menjadi wanita yang paling bahagia di dunia."
"Ga usah lebay. Sok puitis kayak pujangga aja. Ga cocok sama mukamu."
"Memang ada apa dengan mukaku, sayang?" Fadhil meraba wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com