webnovel

PEMUDA GA ADA AKHLAK

Puas berjalan-jalan dan menikmati sunset di Tanjung Gelam mereka kemudian kembali ke penginapan masing-masing. Rasa lelah terbayar dengan pemandangan-pemandangan cantik nan romantis. Rara yang akhir-akhir ini jarang berolah raga yang sebenarnya, tapi sering olahraga dalam tanda kutip, merasakan sakit di bagian betis karena berjalan cukup lama.

"Aduh pegel-pegel kakiku, Mas," keluh Rara saat mereka duduk berdua di atas ranjang setelah selesai salat magrib.

"Sini biar aku pijitin. Kamu senderan aja." Arsya mengangkat kedua kaki Rara dan meletakkan di pahanya. Lalu memijitnya pelan-pelan. Betis Rara terasa kencang. Pantas saja dia mengelus pegal.

"Aduuuh.. sakit. Jangan kenceng-kenceng Mas." ucap Rara sambil memejamkan mata dan meringis kesakitan.

"Ini juga udah pelan-pelan. Makanya sekali-kali kamu gantian di atas mendominasi. Kan sama aja dengan olahraga." ucap Arsya sengan santainya.

"Apa maksudnya Mas?" Rara terlihat tidak mengerti dengan ucapan Arsya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant