Melihat calon istrinya terpincang-pincang saat membukakan pintu, membuat Arsya panik. Ternyata sesuatu telah terjadi dengan Rara.
"Mas, kenapa malam-malam ke sini?" tanya Rara sambil menahan perih.
"Kamu ini kenapa? kenapa kakimu pincang begitu?" tanya Arsya.
"Ayo masuk Mas. Di luar hujan. Aku ga kuat lama-lama berdiri." Rara mempersilakan Arsya duduk di ruang tamu.
"Mas mau minum apa?" tanya Rara.
"Udah ga usah. Kamu duduk aja. Itu juga ada air mineral. Kamu udah makan belum?" tanya Arsya dengan nada cemas.
"Udah tadi goreng telur Mas. Aduuh.." Rara kelepasan mengaduh kesakitan.
"Ayo ceritakan apa yang terjadi padamu tadi?"
"Tadi aku habis jatuh Mas di jalan. Di serempet motor. Karena aku ga bisa menjaga keseimbangan, akhirnya aku jatuh. untung saja banyak yang nolongin."
"Innalillahi.. kenapa ga ngabarin aku? terus tadi siapa yang nganterin kamu pulang?" Arsya memberondong pertanyaan pada Rara. Dia sangat khawatir dengan keadaan Rara.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com