Ema terkejut saat tangannya ditarik oleh Dave. Wajahnya semakin merah padam saat itu juga. Geram karena Dave dengan lancang memegang tangannya.
"Lancang sekali anda pegang tangan saya." ucap Ema.
"Maafkan saya, Nyonya." Dave melepaskan pegangan tangannya saat itu juga. Dia reflek menarik karena tidak ingin Ema meninggalkan dia.
"Keluar dari kamar saya, atau saya teriak." bentak Ema. Dia benar-benar marah. Karena selama ini tidak ada laki-laki yang berani seperti Dave.
"Baiklah Nyonya. Saya akan keluar. Mohon maaf kalau saya melakukan kesalahan. Saya hanya ingin mengenal nyonya lebih jauh saja. Tapi kalau Nyonya tidak berkenan, saya akan undur diri. Terimakasih." dengan berat hati Dave meninggalkan kamar Ema.
Ema menutup pintu dan menangis di dalam kamar setelah Dave keluar. Dia tidak menyangka Dave berani melakukan itu padanya. Tapi anehnya bukan perasaan marah yang sebenarnya dia rasakan. Sikapnya yang acuh itu hanya untuk menutupi perasaan dia yang sebenarnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com