Rayyan keluar dari kamar dan meninggalkan Arumi sendirian. Dia langsung berlari untuk membeli nasi goreng yang istrinya inginkan. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Entah masih buka atau tidak. Namun, demi istrinya, dia rela pergi naik sepeda menuju ke warung nasi goreng yang Arumi inginkan. Rayyan sedikit heran dengan sikap istrinya. Padahal Arumi jarang sekali makan makanan di luar. Dia lebih sering masak. Makan di luar hanya waktu dia diajak Rayyan makan di luar. Atau waktu ke kantor dan tidak membawa bekal. Tapi entah kenapa kali ini Arumi ingin sekali makan nasi goreng malam-malam.
Rayyan mengayuh sepedanya dengan lebih cepat. Hanya butuh waktu lima menit, dia sudah sampai di sana. Rayyan melihat pemilik warung yang sepertinya sudah siap-siap mau tutup.
"Kang tunggu jangan ditutup dulu." teriak Rayyan pada penjual nasi goreng lalu dia memarkirkan sepedanya.
"Ada apa, Kang? akang mau beli nasi goreng?" tanya pemilik warung.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com