Arumi kini duduk cemberut di atas ranjangnya dengan handuk piyama warna putih bersebelahan dengan Rayyan. Apa yang membuat dia cemberut? tentu saja lelaki yang ada di sampingnya. Sedangkan Rayyan menatapnya penuh cinta.
"Masih mau cemberut begitu terus?" ucap Rayyan. Tak ada jawaban dari Arumi. "Perempuan sholehah itu jika dipandang, membuat suaminya bahagia. Kalau kamu cemberut begini, kamu sama aja bikin aku sedih. Dan kalau suami sedih, berarti istrinya itu wanita sholehah apa tidak ya?"
"Iya iya Mas. Enggak enggak." Arumi terlihat ketakutan. Takut kalau suaminya tidak Ridho.
"Ayo senyum donk." ucap Rayyan sambil memegang dagu Arumi. Lalu mencium bibir wanitanya yang kemerahan. "Aku punya hadiah buat kamu." Rayyan berdiri lalu mengambil kotak bludru berwarna merah ukurannya lebih besar dari yang pertama diberikan Rayyan dulu.
"Apa ini Mas?" tanya Arumi saat Rayyan menyerahkan kotak itu di tangannya. Kali ini tidak ada acara berlutut lagi seperti waktu melamar Arumi dulu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com