Semakin lama perasaan Arumi semakin tidak tenang. Dia ingat mempunyai nomor telepon rumah Rayyan. Dan seketika itu dia langsung menggeser layar ponselnya dan mencari kontak nomor telepon rumah Rayyan. Dia berharap Bik Mirah masih bangun dan mengangkat teleponnya.
".."
"Halo Bik.. Assalamualaikum."
".."
"Ini Arumi, Bik. Apa Rayyan sudah sampai rumah?"
".."
"Ya sudah bik, Terimakasih."
".."
Arumi menutup teleponnya. Perasaannya semakin tidak enak. Tanpa ia sadari sekarang begitu mengkhawatirkan Rayyan. Bahkan Arumi belum juga tidur karena menunggu kabar dari Rayyan.
Hingga dini hari, Arumi masih menunggu kabar dari Rayyan. Kadang dia tertidur, kemudian bangun lagi dan melihat ponselnya. Ternyata belum ada kabar dari Rayyan. Bik Mirah juga tidak menelpon.
"Ya Allah semoga tidak terjadi apa-apa dengan Rayyan." ucap Arumi di penghujung doa di sepertiga malam terakhirnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com