webnovel

Belajar dari Merpati

Waktu itu masih satu minggu setelah kadatangan ku, kemudian dua orang kawan lekas mengajak ku beranjak untuk beribur dia bilang "ayo jalan, kita buang penat bangun bahagia" aku tertawa dan mengiyakan ajakannya. Entah kemana dia membawa ku melangkah karena pada saat aku tanya dia hanya menjawab "ayo, ikut sajah. " seperti tidak punya pendirian aku mengikuti langkahnya dan perjalanan kita saat itu cukup panjang mungkin jika ku cermati hampir sama seperti mentari terbit dan langit tenggelam, ribu kata dari lagu sendu terlontar hingga sampailah kita di sana (tempat tujuan). Sesampainya di sana aku memandang langit malam yang indah, tidak ada ramai dan bingar hanya ada suara jangkrik yang bernyanyi saling bersautan dan saat itu lampu malam jadi penenang. Akhirnya aku mengerti kenapa orang suka mendaki salah satunya adalah karena mereka melihat yang tidak kita lihat, dan mendengar yang tidak kita dengar.

Dalam balut malam kemudian dia buatkan ku secangkir kopi dan ku keluarkan se bongkah biskuit, kita berdiskusi hingga pagi. Entah apa yang aku fikirkan hanya nyaman yang aku rasakan. Kata orang saat malam saat yang tepat untuk bercerita karena bumi semesta menampakkan keindahannya, malam semakin larut dan lampu perlahan memudar kemudian dia membuat api dan kita bercerita di depannya. Aku menceritakan semuanya, berawal dari perpisahan, perjalanan, mantan yang mulai menyapa hingga mata tertuju pada nana. Tapi dia lebih tertarik membahas nana, karena dia tau mantan hanya menyisakan luka dan perjalanan akan memberikan pengalaman. Aku menceritakan semua yang kulihat dan dia mendengarkan semua yang ku fikir. Berawal dari jemari yang membuka sosial media, dan mata yang tertuju pada wanita sederhana, aku sampaikan semuanya tanya dan meminta pendapat nya. Kemudian dia memberi sedikit jawaban "belajarlah pada merpati. " jawabannya sederhana namun maknanya luar biasa.

Chapitre suivant