webnovel

Ungkapan kata

Di Taman Belakang....

Seorang Pria sedang duduk di temani teh dan camilan, memandangi seorang gadis yang sedang sibuk sendiri memberi makan ikan, menyirami tanaman, dan saat ini sedang memetik bunga.

Gadis itu sangat cantik tanpa makeup, mukanya bersih, hidung berukuran sedang, bulu matanya lentik, bibir tipis, rambutnya panjang hitam bergelombang, tinggi badannya cuma 165.

Tania berjalan ke arah Elvis dengan bunga di tangan, lalu memasukkan ke Vas kosong di meja dekat Elvis. Dia lalu duduk berhadapan dengan Elvis.

Tania menatap pria tampan dihadapannya yang sedang menikmati teh dan bermain hp, Tania merasa bosan bila hanya diam terus. Walaupun saat ini dia sedang gugup, tapi dia perlu bicara demi masa depan nya. "hai kak Elvis"

Elvis menaruh hp nya, tapi dia sedang menelfon ibunya, dan menoleh ke Tania.

"Kak, apa kita hanya akan terus diam seperti ini? dari tadi tidakkah kamu ingin berkata sesuatu?" Tania mencoba mencairkan suasana.

"ada apa? bila kau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja!!" Elvis dengan dinginnya berkata.

"baiklah, berarti aku tak perlu sungkan. Kak Elvis apa kau sudah punya kekasih?"

"tidak"

"lalu, apa kau menerima perjodohan ini?"

"iya"

"alasannya kenapa?"

"karena orang tuaku menginginkannya, dan juga ada alasan lain, kau juga mengetahuinya"

"lalu, apakah kita akan segera menikah ?" Tania tau maksud kata terakhir itu.

"mungkin paling lama 1 bulan lagi"

"hah, 1 bulan lagi, apa ngga salah?" Tania syok, karena saking sedihnya air mata nya menetes. buru buru dia menghapusnya.

Elvis menyadari perubahan Tania. "ada apa?"

Tania mengatur nafasnya, karena ini kesempatan terakhirnya, maka dia harus mengatakan semuanya. "kak, saya tahu pernikahan ini tak bisa dihindari, tapi bolehkah saya mengajukan permintaan?"

"apa itu?"

"kak, saya ingin melanjutkan pendidikan dulu. bolehkah kita menikah setelah saya lulus kuliah?"

"berikan penjelasan, kenapa kamu meminta menikah setelah lulus kuliah. Lagi pula, bila kita kita menikah sekarang, saya akan tetap membiarkan kamu melanjutkan sekolah?"

"kak, saya ini baru berumur 17 tahun. Saya tahu bila seorang wanita sudah menikah, pasti akan di tuntut akan kehadiran seorang anak. Dan saya belum siap secara fisik dan mental bila menikah sekarang." Tania masih melanjutkan "dan bila kita menikah setelah lulus kuliah, insyaallah saya sudah siap bila harus mempunyai anak".

Elvis terdiam, mencoba mencerna kata kata Tania. Elvis tak pernah mengira Tania akan terus terang. Padahal tadi Elvis hanya ingin mengetes Tania. Dia tau Tania baru berusia 17 tahun. Lagi pula dia juga akan melanjutkan pendidikan keluar negeri, ngga mungkin kan bila dia menikah sekarang.

Tania terus merasa cemas, karena Elvis hanya diam saja, tidak menjawab permintaan dirinya. Di tengah kecemasan nya orang tua Elvis memanggilnya, sudah waktunya mereka pulang.

"hmm, baiklah saya akan membicarakan dengan orang tua saya"Elvis lalu berdiri.

"kak Elvis terima kasih. Kalau boleh tau kira kira kapan saya menerima jawabannya?" Tania sangat bahagia setidaknya masih ada harapan.

"secepatnya" dengan tenang Elvis menjawab. "mari masuk kedalam".

.. .. .. .. .. ..

Di ruang tamu semua keluarga berkumpul, membicarakan tentang pertunangan Elvis dan Tania. Sekarang tinggal ibunya Elvis berbicara.

Intan duduk berhadapan dengan Tania mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari tasnya. "Tania, kami ingin sekali menjadikan kamu sebagai menantu kami secepatnya, tapi putra kami harus melanjutkan pendidikan keluar negeri dulu" Intan membuka kotak tersebut lalu mengambil cincin. "maaf kami harus mengikat dirimu dulu, supaya tidak diambil orang lain" Ibunya Elvis pun memasangkan cincin ke jari manis Tania.

Tania merasa kosong dengan kata kata ibunya Elvis, dia tak menyadari jarinya sudah terpasang dengan cincin. Tania terus berfikir, bertanya dalam hati. "apakah ini berarti semua yang tadi dibicarakan dengan Elvis waktu di taman semua sia sia. Lalu berarti kata kata Elvis tentang menikah 1 bulan lagi hanyalah kebohongan". Setelah menyadari dirinya dibohongi, Tania menoleh kearah Elvis.

Elvis menyadari tatapan Tania, dia hanya memberikan senyuman pada Tania.

Tania lalu menoleh lagi kearah Intan, "Tante, berarti dalam waktu dekat ini aku dan kak Elvis tidak akan menikah?"

"Tania, apa kamu merasa kecewa?

"bukan Tante, tadi kak Elvis bilang kita akan menikah 1 bulan lagi, tapi aku belum siap" dengan gugup Tania menjawab.

Intan menoleh ke arah putranya, "Elvis jelaskan ini, sejak kapan kamu menjadi nakal seperti ini? berbohong lagi pada calon istri mu, tidakkah kamu tahu calon istri mu sedang cemas?" walaupun sedang memarahi nada suara intan tidak keras tapi malah dibarengi dengan senyuman.

"maaf mah" Elvis menyengir.

"maaf ya Tania, Elvis anaknya memang gitu"Intan menghibur Tania.

"sudah Tante, gak papa, lagi pula tadi aku hanya ingin memastikan. tapi nggak taunya kak Elvis malah berbohong." walaupun Tania merasa sedih karena dibohongi, tapi dia bahagia karena dia belum akan menikah.

"Tadi sebenarnya kami sudah mendengar pembicaraan kamu sama Elvis lewat telepon. Kamu akan melanjutkan sekolah. Baiklah kamu dan Elvis akan menikah setelah nanti kamu di wisuda". Intan merasa malu karena menguping pembicaraan Elvis dan Tania.

Tania benar benar merasa kosong. tidak percaya ibu dan anak sama sama saja. Mereka berani memainkan perasaannya. Tadi Tania padahal serius saat berkata. tak taunya dirinya malah sedang dijahili. Tania mengatur nafas, supaya tidak emosi. "huh" benar benar sial.

.... ..... ... ... ...

Setelah keluarga Elvis pergi. Tania masuk kedalam kamarnya. menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. menghela nafas menatap jarinya, di bagian jari manis terselip sebuah cincin. Tak percaya dirinya sudah di lamar.

Chapitre suivant