webnovel

Chapie 26 : Aneh

Rick dan Regan sempat saling dibuat terkejut, kecuali Kobra yang masih bisa bersikap kalem seperti biasa. Rick tidak menyangka bakal bertemu Regan di sini, sedangkan Regan juga tak menyangka bahwa tim mereka yang ditugaskan di sini.

"Kau kenal mereka?"

Regan menoleh pada pria berumur di sampingnya. Wajah pria itu masih terlihat datar seakan-akan tidak tertarik dan tidak peduli dengan hal-hal sekitar. Itulah yang membuat Regan sejak kecil hingga sekarang selalu merasa jengkel dengan pria tersebut.

"Ya…. Mereka teman-temanku," jawab Regan.

"Teman-teman dari organisasi, kah?" Mata perak Herald sempat melihat Rick dan Kobra sesaat. "Kukira organisasi akan mengirimkan tim yang lain."

"I-Iya…. Mereka memang mengirimkan tim lain. Kami disini hanya sebagai tim tambahan sesuai yang dipinta," alasan Rick, padahal Tim Silver yang merupakan tim tambahan yang dimaksud.

Herald mengangguk paham. "Baiklah, kalau begitu. Saya Herald Graciell, CEO dari Graciell Group. Saya adalah klien yang meminta bantuan dari NEBULA. Kalian pasti ingin meminta informasi soal masalah ini dari saya, bukan? Maaf. Sekarang saya harus pergi keluar kota karena urusan bisnis. Soal itu, biarkan putra saya yang akan menjelaskannya."

"Pu-Putra Anda…?" tanya Rick terkejut.

Rick tak menyangka kalau pria bermuka papan nan songong itu merupakan ayah Regan. Beberapa kali mata biru Rick melihat Herald dan Regan secara bergantian, memastikan apakah ada kemiripan di antara mereka berdua.

Yang benar saja? Memang mirip. Sekarang Rick tahu darimana sifat songong Regan didapat.

"Kau memintaku untuk menjadi klien-nya?" tanya Regan pada Herald.

"Aku sibuk, Nak," kata Herald santai, "Kau sudah tahu semua informasi dari masalah perusahaan ini, kan? Tinggal sampaikan saja pada mereka. Tapi jangan lupa dengan jadwal pertemuan perdanamu dengan Tuan Ali Harsian untuk membahas pengajuan proyek baru."

"Baik…." Angguk Regan paham.

Herald melangkah tanpa berpamitan pada mereka semua bersama para pengawal yang selalu setia mengikutinya. Kini hanya tinggal Regan, Rick, Kobra, dan sekretaris yang masih sibuk sendiri di mejanya.

Suasana jadi canggung mengingat perpisahan mereka berakhir dengan buruk. Regan bingung harus mulai darimana.

"Kita rundingkan di sini saja," usul cepat Regan.

"Tapi…" Rick sempat berbisik dari jauh sambil menunjuk sekretaris di sana. "Apa tidak apa-apa dengan sekretarismu?"

Sesaat Regan menoleh pada sekretaris yang dimaksud. "Tak apa. Dia mengerti kalau kita membicarakan masalah perusahaan ini. Lagipula, pembicaraan ini tidak perlu dirahasiakan."

~*~*~*~

Di ruang IT, Ozkov, Horu, dan Solvo sudah beberapa kali mengecek sistem komputer yang ada dan data-data mana saja yang hilang, tapi mereka masih belum bisa menemukan hal mencurigakan yang menyebabkan hampir semua data penting perusahaan hilang.

Xeno sendiri lebih memilih mengawasi Horu yang sibuk memeriksa salah satu komputer utama. Walau dalam kebingungan saat bertugas, Horu tetap sabar mengerjakan pekerjaannya sambil menjelaskan segala macam program komputer pada Xeno. Xeno orang yang memiliki keingintahuan yang besar, Horu yakin kalau Xeno bakal bisa menguasai pemprograman walau harus belajar sedikit demi sedikit.

"Haaah…! Aku belum menemukan apa-apa di sini," kata Ozkov sambil meregangkan tangan berototnya yang mulai kaku. "Di sana juga tidak menemukan apapun?"

Solvo hanya menggeleng tanpa mengalihkan pandangan pada monitor komputer.

"Masih belum," jawab Horu.

"Data-data perusahaan yang ada mencakup apa saja?" tanya Solvo.

Ozkov berusaha mengingat-ingat, "Biodata karyawan, hasil proyek, keuangan, dan… segala yang mencakup data perusahaan, lah."

"Hm. Aku tertahan di bagian sini."

"Ohok!"

Ozkov tersedak ludahnya sendiri. Ia tercengang dengan kinerja Solvo. Sudah seberapa jauh pria Cyborg itu memeriksa segala program di komputer utama sampai bisa tertahan begitu?

"Kau itu sudah sampai mana, sih?"

Ozkov menghampiri Solvo, memperhatikan semua program yang diketik Solvo. Semua program yang diketik Solvo sudah lebih jauh dari program yang diketik Ozkov. Dia tak menyangka kalau Solvo bisa sejauh ini menyelesaikan programnya, bahkan Horu yang lebih cerdas dari Ozkov masih tetap anteng-anteng saja di depan komputer.

Oh, Ozkov baru menyadari kalau Horu mengerjakan tugasnya sambil mengajari Xeno. Pantas saja agak lambat.

"Kau saja yang lambat," remeh Solvo datar sambil beranjak dari kursi.

Ada rasa jengkel saat dikata begitu, tapi rasa jengkelnya hilang ketika menyadari Solvo berjalan ke belakang monitor utama yang sangat besar di ruangan tersebut.

"Eh? Kau mau kemana?" tanya Ozkov sambil menghampiri Solvo.

Solvo berjongkok dengan kedua tangan bergerak mengacak-acak sesuatu. Saat Ozkov berdiri di belakangnya, Solvo memperlihatkan sesuatu yang mengejutkan. Beberapa kabel yang terhubung dari mesin monitor utama dengan semua komputer rusak sampai mengeluarkan sedikit percikan listrik.

"Program pada komputer utama tertahan karena ini," jelas Solvo masih memegang beberapa kabel itu, "Cukup membingungkan juga karena sistem komputer masih tetap bisa jalan tanpa ada sesuatu yang mencurigakan terdeteksi, walau beberapa kabel utamanya rusak. Hanya ada jenis kabel-kabel tertentu yang rusak di sini."

"Astaga…." Ozkov cukup kaget ketika melihatnya. "Bagaimana bisa rusak?" Ozkov ikut berjongkok di samping Solvo, mengambil beberapa kabel yang juga rusak. "Kabel ini terlihat rusak akibat korsleting."

"Lebih mencurigakannya lagi, kabel ini rusak sudah cukup lama, tetapi sama sekali tidak mengakibatkan korsleting. Aku sudah memperkirakan waktu lamanya kabel-kabel ini rusak lewat kedua mata Cyborg-ku."

Sesaat Ozkov kagum dengan kelebihan rekannya ini. Walau begitu, menjadi Cyborg juga bukanlah pilihan Solvo.

"Seperti… kebakaran, begitu?" tanya Ozkov lagi.

Solvo mengangguk. "Aku rasa, yang melakukannya sudah merencanakannya secara matang-matang. Hal-hal seperti ini sama sekali tidak masuk akal terjadi. Bahkan ini pertama kalinya kita menemukan kerusakan program, sistem, dan perangkat seperti ini."

"Ada apa ini? Sepertinya kalian menemukan sesuatu yang menarik?"

Karena penasaran dengan apa yang kedua pria itu lakukan di bagian mesin belakang monitor utama, Horu dan Xeno menghampiri mereka.

"Oh, Horu, Xeno." Ozkov pun menjelaskan, "Kami menemukan beberapa kabel rusak."

"Kabel rusak…?" ucap Horu bingung.

Tak begitu menanggapi kebingugan Horu dan Xeno, Solvo dengan berani membongkar bagian salah satu mesin utama yang terpasang dan terhubung pada setiap komputer. Sekali lagi, hal mengejutkan mereka temukan. Beberapa bagiannya juga rusak walau kerusakan itu tidak begitu terlihat jelas.

"Sudah kuduga, ada beberapa komponen mesin komputer yang juga ikut rusak. Kerusakannya sangat kecil hingga tidak begitu terlihat jelas oleh mata." Solvo pun menunjuk-nunjuk beberapa bagian mesin tersebut. "Komponen-komponen mesin yang rusak ada di beberapa bagian ini. Ini juga sebab mengapa kita kesulitan mendeteksi hal mencurigakan pada sistem."

"Tapi, kenapa komputernya masih aktif?" tanya Horu. "Serusak apapun komponen mesin komputer, pasti komputernya akan sulit untuk aktif, apalagi berjalan dengan normal."

"Nah, itu juga yang bikin aku bingung," tanggap Solvo. "Masih menjadi misteri mengapa hal-hal ini bisa terjadi. Tentang sulit mendeteksi pergerakan mencurigakan yang mengakibatkan semua data dan keuangan hilang, semua sistem masih aktif secara normal walau mesin-mesin utama mereka rusak di beberapa bagian…. Akh! Aku tak pernah sebingung ini dalam menjalankan tugas."

"Sebenarnya, Xeno juga sempat memeriksa di ruangan itu."

Semuanya mengalihkan pandangan pada satu ruangan yang ditunjuk Xeno. Ruangan itu merupakan ruang mesin-mesin lain untuk semua teknologi yang ada di kantor.

"Xeno juga melihat ada beberapa kabel dan mesin yang rusak seperti itu, Pyo."

"Sungguh?" Ozkov pun kembali berpikir. "Itu berarti, seluruh teknologi yang ada di kantor ini mengalami kerusakan serupa. Tapi anehnya, mereka masih berjalan dengan normal."

"Sepertinya, ada komponen program mencurigakan yang menjalankan sandiwaranya dengan baik," kata Horu dengan tenang sambil menyunggingkan senyum terkesan misterius.

"Sandiwara?" ucap Ozkov bingung.

Horu berjalan menjauhi mereka, tepatnya pergi menuju komputer utama dimana ia memeriksa beberapa program sebelumnya. Di sana, Horu kembali mengotak-atik komputer tersebut. Ia memberi isyarat pada mereka semua untuk menghampirinya. Setelah semua sudah berkumpul di depan komputer, Horu mulai menjelaskan.

"Sebenarnya, aku baru saja menemukan sesuatu selama aku berselancar lewat program. Dan inilah hasilnya."

Horu kembali memasukan program yang ia hafal, kemudian menekan 'Enter'. Mereka sangat terkejut ketika menemukan banyak sekali file asing dalam monitor hitam komputer itu. Semua file program memiliki kode dan format yang berbeda, tetapi dengan nama file yang sama.

"Program GIGAS…?"

~*~*~*~

Di depan ruang direktur, Rick, Kobra, dan Regan masih duduk-duduk manis di sofa yang tersedia. Regan menceritakan beberapa hal yang terjadi pada perusahaannya, dan kedua rekannya itu mendengarkan dengan seksama.

"Jadi, semua keuangan dan data-data perusahaanmu memang benar banyak yang hilang?" tanya Rick memastikan.

"Iya…. Dan semuanya hilang secara berkala," jawab Regan, "Perusahaan ini sendiri ditangani oleh sepupuku. Tapi, karena pemilik utamanya adalah keluarga ayahku, jadi Ayah yang bertanggung jawab besar atas musibah yang menimpa perusahaan ini."

"Haaah…. Pantas saja kau begitu tegang saat memutuskan untuk keluar dari tim dan organisasi," ucap lesu Rick sambil memijat pelipisnya.

Rick sama sekali tak menyangka jika hal yang dihadapi keluarga Regan sangatlah berat, ditambah lagi Regan sempat cerita kalau ibunya mengidap kanker stadium akhir dan mulai memasuki masa pemulihan. Rick menyesal karena sudah membentak temannya itu hanya karena emosi.

Regan sendiri juga merasa bersalah telah meninggalkan mereka tanpa menceritakan kebenarannya. Semua itu terjadi begitu tiba-tiba, dia merasa tidak memiliki waktu lagi untuk bercerita.

"Ma-maafkan aku, Rick, Kobra…," ucap Regan dengan nada lemah, "Aku membuat kalian kecewa padaku. Ketahuilah, aku tidak punya pilhan lain selain membantu ayahku untuk mengembangkan semua perusahaan keluarga Graciell Group. Aku terpaksa harus meninggalkan organisasi walau menjadi Agent adalah impianku."

"Tak apa, Kawan…."

Rick menepuk bahu Regan, menatapnya dengan tatapan bersahabat dari sorot mata sebiru samudera yang selalu menampakan kobaran semangat setiap kali menjalankan tugas. Walau sejengkel-jengkelnya Regan pada Rick, ada satu hal yang Regan kagumi dari sosok Rick. Yaitu, semangat dan rasa setia kawannya.

"Walau kau sudah tak bisa berada di sisi kami, kami akan selalu mendukungmu dan melakukan yang terbaik untukmu," ucap Rick meyakinkan.

Kobra juga menyunggingkan senyum tipis dan mengangguk pelan pada Regan. Sungguh, Regan sangat beruntung bisa menemukan teman sejati seperti mereka.

Selama ini, Regan tidak pernah memiliki teman yang memang ingin berteman dengannya sepenuh hati. Hidup di kalangan keluarga konglomerat dan disekolahkan di sekolah elit membuat ia kesulitan mencari teman sejati. Semua teman-temannya hanya ingin berteman dengan Regan karena kekayaan yang keluarganya miliki.

Tapi sekarang, Regan bisa tersenyum senang mengetahui betapa bahagianya ia menemukan teman-teman terbaik di organisasi. Walau Rick orang yang miskin dan suka berkata kasar, Horu yang mesum dan suka menggoda mereka, Kobra yang pendiam, dan Xeno yang bodoh, Regan sangat senang bisa memiliki mereka.

Suatu penyesalan terbesar karena harus berpisah dari mereka dengan cara seperti ini. Tapi, ini demi keluarganya juga. Regan tak salah pula memilih keluarganya ketimbang keinginannya sendiri.

"Permisi, apa Anda Tuan Regan Graciell?"

Pembicaraan ketiganya buyar saat mendengar suara seseorang. Ketika mereka menoleh, mereka melihat sosok pria tinggi dengan memakai mantel berbulu hitam dan rambut hitam agak klimis berdiri di hadapan mereka. Di belakang sang pria juga terdapat beberapa pengawal berpakaian serba hitam setia mengawalnya setiap saat.

"Oh, iya." Regan beranjak dari sofa sambil merapikan setelan pakaian formalnya. "Saya sendiri. Maaf, Anda siapa?"

"Astaga…. Ini pertama kalinya kita bertemu, bukan?"

Pria itu mulai mengulurkan tangan, berjabat tangan dengan Regan. Regan dengan sopan membalas jabatan tangan tersebut.

"Perkenalkan, Saya Ali Harsian. Saya disini ditunjuk untuk menemui Anda demi merundingkan masalah proyek anti-virus baru."

~*~*~*~

Chapitre suivant