webnovel

Hukuman Bersama

"Lalu apa alasan dia bunuh diri?"

"Dia terkena penyakit psikologis yang tidak bisa menghilangkan kenangan buruk di masa lalu. Kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan saat ia masih remaja. Seunghyun tidak bisa menerima hal itu. Bahkan saat ia kuliah, dia pernah melakukan percobaan bunuh diri. Dia sangat terpukul karena kehilangan kedua orang tuanya dan hal itu jadi penyebab depresinya."

"Tidak mungkin, aku masih belum yakin kalau kematiannya karena bunuh diri."

"Lalu? Kau berpikir kalau dia mati oleh vampir? Adiknya juga berpikiran begitu. Vampir itu tidak ada Hansol, kita tidak bisa mengaitkan kematian seseorang dengan cerita fiksi. Vampir, werewolf, elf, atau lainnya, mereka hanya sebatas tokoh fiksi."

Hansol masih tidak yakin kalau kematian Choi Seunghyun karena bunuh diri. Entah kenapa ia yakin kalau kasus kematiannya adalah kasus pembunuhan yang mungkin sudah direncanakan. Hansol berpikiran jauh.

"Benarkah vampir pelakunya? Apa mungkin kau yang membunuhnya?"

***

Guru Hwang membuka sebuah pintu gedung multiguna. Ruangan tersebut sangat luas dan bisa diperuntukkan untuk penyelenggaraan teater atau drama, pertemuan resmi dengan orang tua siswa, ataupun lomba-lomba. Saat pintu dibuka tampaklah keadaan ruangan itu yang sangat berantakan. Lantainya kotor, barang-barang berserakan dan tidak tertata. Guru Hwang masuk ke dalam ruangan diikuti sepuluh muridnya.

"Seperti yang Guru katakan kemarin. Karena kalian tidak melakukan hukuman waktu itu dengan baik, maka kalian masih harus menjalani hukuman lagi."

"Tapi, guru–" keluh Youngjoo, namun terpotong.

"Tidak ada tapi-tapian. Doyoung, Ten, Winwin, Kun, dan Youngjoo. Kalian berlima membersikan ruangan ini," perintah Guru Hwang. "Nah, sekarang silakan mulai kerjakan. Sudah ada alat-alat kebersihannya. Kalian tidak bisa meninggalkan ruangan ini sebelum kalian membersihkan semuanya."

Doyoung, Ten, Winwin, Kun, dan Youngjoo terpaksa menuruti perintah Guru Hwang walaupun sebenarnya mereka tidak ingin melakukannya.

"Untuk yang lainnya, ikut aku," perintah Guru Hwang pada Yunsoul, Taeil, Taeyong, Jaehyun, dan Yuta.

Selepas kepergian Guru Kim dan yang lainnya. Mereka berlima malah saling diam dan tidak ada yang memulai untuk membersihkan, kecuali Youngjoo. Ia mengambil satu alat pel. Youngjoo memperhatikan Doyoung dan Ten, serta Winwin dan Kun yang masih diam.

"Kalian hanya akan diam saja? Dengan diamnya kalian tidak akan membuat ruangan ini jadi bersih dan rapi."

Doyoung, Ten, Winwin, dan Kun menghela nafas mereka. Mereka bersama dengan perempuan yang bisa memerintah keempatnya dan mereka tidak mau itu terjadi. Mau tak mau daripada Youngjoo akan mengomel lagi, keempatnya pun mengambil alat kebersihan dan mulai bekerja.

"Entah kenapa aku merasakan hawa dingin dan mencekam ketika bersama kalian di sini," gumam Youngjoo sangat pelan sehingga tidak terdengar oleh yang lainnya.

***

Guru Hwang membawa kelima muridnya ke lantai lima. Mereka menuju sebuah ruangan yang lebih pantas disebut gudang. Taeyong dan yang lainnya melihat barang-barang yang sangat banyak. Terlebih barang-barang itu sangat berantakan dan tidak tertata. Ada peralatan olahraga, peralatan praktik kesenian, peralatan sains, dan yang lainnya. Terdapat pula dua buah lemari di sana. Sangat kacau keadaan ruangan itu, belum lagi debu-debu yang ada di sana. Membuat hidung tidak nyaman.

Kelimanya mengikuti Guru Hwang masuk ke dalam ruangan itu. Yunsoul sesekali menutup hidungnya karena udara di sana yang kurang baik.

"Kalian harus merapikan ruangan ini. Penyimpanan barang-barang harus sesuai jenisnya. Guru tidak akan izinkan kalian pulang sebelum kalian merapikan ini semua. Ingat! Jangan bertengkar dan mulailah kerjakan!"

Setelah memberi nasehat dan perintah, Guru Hwang pun pergi dari ruangan dan menyisakan Yunsoul dan keempat laki-laki itu di sana.

Taeyong dan yang lainnya masih diam. Tidak saling berbicara. Jaehyun melipat kedua tangannya di depan dadanya seakan menandakan kalau ia tidak mau melakukan perintah Guru Hwang. Yunsoul melihat keempat pemuda itu, ia menghela nafasnya berat.

"Ini tidak akan selesai kalau kita tidak memulainya," komentar Yunsoul. "Aku ingin segera pulang. Jadi, ayo kita bersama-sama mengerjakannya."

Yunsoul melangkahkan kakinya ke sebuah meja kecil. Dia akan memindahkannya sendirian. Tapi, tiba-tiba Taeyong menghampiri dan membantu Yunsoul mengangkat meja itu. Yunsoul awalnya heran. Tidak lama kemudian, ia tersenyum kecil pada Taeyong. Taeil yang melihat itu langsung tidak suka.

Taeil terpaksa mulai bergerak memindahkan beberapa barang. Jaehyun dan Yuta yang tidak mau melakukannya juga mau tidak mau ikut berkontribusi walaupun hanya sedikit-sedikit melakukannya.

***

Di ruangan lain, Youngjoo dan yang lainnya juga mulai membersihkan ruangan. Youngjoo menggerakan alat pelnya ke lantai dekat panggung. Winwin dan Kun juga memilih bagian mengepel lantai. Sedangkan Doyoung dan Ten kebagian memunguti barang-barang yang berserakan di lantai. Mereka melakukan semua itu tanpa ada percakapan atau saling interaksi. Alhasil suasana hening menyelimuti ruangan.

Sebenarnya, mereka semua melakukan perintah Guru Hwang meskipun malas dan tidak mau melakukannya. Tapi, bagaimana pun mereka ingin pulang dan Guru Hwang hanya mengizinkannya kalau sudah membuat ruangan bersih dan rapi.

***

Di luar awan mendung semakin menyelimuti langit malam. Sekilas Taeil melihat keadaan luar lewat kaca jendela. Ia memperkirakan kalau malam ini akan turun hujan deras, hujan yang sangat deras.

Fokus Taeil teralih pada Yunsoul. Gadis itu sedang meraih sesuatu di atas lemari. Kakinya dijinjitkan dan jemarinya mencoba menggapai. Di atas lemari itu terdapat tumpukan dan deretan alat-alat peraga untuk pelajaran sains. Yunsoul terus berusaha. Akan tetapi, yang terjadi adalah barang-barang itu malah kelihatan akan jatuh dan menimpa dirinya. Yunsoul terkejut karenanya.

Taeil hendak menolong, tapi ia mengurungkan niatnya. Taeyong sudah lebih dulu bertindak. Ia yang berada di dekat Yunsoul langsung menarik cepat tangan perempuan tersebut. Seketika tubuh Yunsoul berbenturan dengan Taeyong. Di saat bersamaan barang-barang itu berjatuhan. Badan Taeyong melindungi Yunsoul. Gadis itu masih terkaget karena tindakan Taeyong yang melindunginya dengan cara seperti memeluk tubuhnya. Wajah Yunsoul tersembunyi pada dada Taeyong.

Suara barang-barang yang berjatuhan membuat Yuta dan Jaehyun melirik ke sumber suara.

"Hampir saja," gumam Taeyong. Ia masih melindungi Yunsoul dengan posisi memeluknya. Taeil yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua, terdiam dan melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada sebersit rasa cemburu muncul.

Taeyong melihat wajah Taeil. Entah kenapa, saat mata Taeyong dan Taeil saling berpandangan, ia justru malah mempererat kontak fisiknya dengan Yunsoul. Jaehyun yang melihat kejadian itu tersenyum miring. Ada sebuah ide untuk menghancurkan kelompok serigala tiba-tiba muncul di pikirannya.

***

Chapitre suivant