webnovel

Perubahan Dirles..

Setelah akhirnya dirles mengikuti permintaan gue dan untuk malam ini kita ga tidur sekamar, dia memilih tidur diluar, gue ingin sekali menahan dia namun gue ga bisa, langkah gue tertahan untuk ngejar dia.

Mengertilah, kalau gue juga ga mau terjadi masalah dalam keluarga kita. Gue hanya merasa kasihan dengan sera dan sebagai seorang istri, gue sangatlah mengerti posisi dia.

Percayalah, kalau gue juga ga ada ingin melukai perasaan dirles, namun gue ga ada cara lagi selain meminta dia untuk bersetubuh dengan sera meski gue tahu bahkan sangat tahu itu salah terlebih lagi mengecewakan dirles.

Gue tahu dirles sangat mencintai gue, tapi kenapa gue seakan takut saat dia berkata akan kembali jatuh cinta sama sera. Itu ga mungkin kan? lagian sera udah punya suami.

Gue hanya minta sebagai bentuk pertolongan bukan pakai perasaan apa lagi pakai hati. Namun kenapa dia bisa berkata demikian? apa sebenarnya dia masih ada rasa sama sera meski sedikit pun?

Namun gue akan mencoba percaya sama dirles, bisa aja dia mengucapkannya karena kesal sama gue, kita lihat ajalah nanti.

Tidur tanpa ditemani dia, tanpa dipeluk dia rasanya ada yang kurang. Kayak pagi ini gue terbangun dari tidur tanpa lihat wajah dia disamping gue.

Mencoba menetralkan hati, pikiran dengan menghela nafas kasar, gue pun keluar dari kamar dan mencari keberadaan dirles. Namun sebelumnya gue ke kamar anak dulu.

Ceklekk...!!

"loh, dirles.." ternyata dia tidur dikamar anak-anak dengan memeluk kakak sha, hati gue kembali diremas.

Melihat cara dia meluk anak gadis kesayangannya, seakan melindungi sha dari apa pun. Gue jadi teringat pertengkaran kami semalam, dirles yang berusaha untuk menolak permintaan konyol gue agar rumah tangga kami bertahan dan bahagia, namun gue malah membuat sedikit cekcok.

Gue pun masuk ke dalam kamar anak untuk membangunkan dia karena dia juga harus ke kantorkan.

"dir..dir bangun, sayang bangun.." ucap gue sambil bangunkan dia, terlihat dia bergerak.

"uhmm.."

"bangun sayang, kamu harus ke kantorkan?" gotcah matanya pun terbuka lebar.

"ssstt, ini papa sayang.." terlihat sha terganggu dengan gerakan papanya, dirles pun menepuk pelan paha sha.

"benerkah gue ga akan menyesal nanti, seperti kata dirles semalam?" ucap gue dalam hati.

Setelah sha kembali tenang, dirles pun kembali bangkit bahkan keluar dari kamar menuju kamar kita tanpa melihat dan menyapa gue, sakit sekali rasanya dicuekin.

Gue hanya bisa menghela nafas, ini juga karena salah gue, tapi bukan seperti ini mau gue, kita tetap seperti biasa bukan dingin kayak gini.

Gue pun memilih kembali melakukan aktifitas, buat sarapan, bangunkan dan mandikan sera karena dia juga harus sekolah.

Sekarang semua pada kumpul dimeja makan untuk sarapan, tinggal papanya anak-anak belum datang. Gue pun memutuskan untuk kekamar memanggil dia.

Pintu ga ditutup, gue pun langsung masuk kedalam, namun tangan gue masih gantung di gagang pintu. Dia lagi bicara lewat telpon, dia nelpon siapa ya?

"halo sera.." degh...Sera? kok hati gue nyesek ya.

"kabar baik kok, kamu apa kabar?" bahkan mereka udah pakai aku-kamu.

"hahaha ya kangen aja sama kamu, udah lama kita berdua ga ketemu ya. Terkahir pas ulang tahun dean."

"ya iyalah dean kan anak kamu juga."

"oh, james lagi keluar kota ya? bisa donk ya kita ketemuan lagi. Mumpung james ga dijakarta, hehehe."

"khristal mah ga masalah kalau kita ketemuan."

"oke, hari ini aku jemput kamu dirumah ya, seharian kita bersama gimana? bisakan kamunya?"

"oke, tunggu aku ya cantik, wkwkwk.., sekalian nih aku mau bicara serius sama kamu, kejutan sih tepatnya."

"oke, makasih ya mantan tunanganku, hahaha.." mereka pun selesai telponan dan gue masih berdiri dipintu yang masih syok dan tampak bego.

"Ya Tuhan, apaan ini, kenapa mereka terlihat romantis sekali, kenapa mereka seperti mengulang dan mengenang masa cinta mereka dulu? gue hanya minta untuk  menolong aja bukan kayak tadi, kangen, kamu, cantik, kenapa dirles harus mengucapkan kata itu pada sera." ucap gue dengan sesak dalam hati.

"bagaimana kalau yang dikatakan dirles beneran terjadi, bagaimana kalau mereka kembali jatuh cinta? gimana dengan gue dan anak-anak?" jujur gue mulai gelisah.

"loh, kamu disini?" itu suara dirles, setelah menyadari keberadaan gue.

"eh,"

"kamu nguping?"

"hah? engga kok."

"oh, anak-anak udah sarapan?"

"eh, mereka lagi nunggu papanya."

"oh, yaudah."

Ya Tuhan, bahkan dia melewatkan gue begitu aja, biasa dia gandeng tangan atau pinggang gue jalan bersama. Kenapa ini sesak sekali ya Tuhan.

Dan akhirnya kita pun selesai sarapan, gue ngelirik dirles yang masih asyik makan, wajah dia tampak ga ada beban lagi kayak kemarin,  yang ada raut wajah senang. Karena sera kah?

"kakak sha.." dirles berucap.

"iya papa.." jawab kakak sha.

"uhmm, kamu mau ga punya adek lagi hem?" degh!!

"hah? adek? maksud papa? kan ada adek dean papa."

"hehehe iya, maksud papa adek baru lagi loh. Adek cewek mungkin, gimana? mau ga?" dada gue sesak banget ya ampun.

"papa mau kasih kakak sha adek cewek?"

"he em, papa mau kasih kamu dan adek dean adek cewek, mau ga?"

"yeah..yeah.mau papa.., kakak sha mau punya adek cewek lagi." lemas udah jantung gue saat sha sangat antusias pengen punya adek cewek.

"mama, kakak mau punya adek cewek ya?" tanya sha sama gue, gue ga tahu mau jawab apa lagi selain terpaksa ngangguk aja.

"yeah.., makasih mama, papa. Dan kapan itu pa?" tanya sha lagi.

"secepatnya kakak, dan kamu akan dapatkan adek baru."

"oke papa, sha akan nunggu kok."

"tentu donk sayang, papa lagi proses nih hehehe." sha hanya terkikik girang aja.

Pembicaraan mereka pun selesai, saatnya gue antar mereka ke depan pintu seperti biasanya.

"papa, kakak langsung kemobil aja deh, pasti papa mau makan bibil mama, huft.."

"wkwkwk, bisa aja kamu bocah." kekeh dirles, yang biasanya gue ketawa namun kali ini diam bahkan ga nyahut ucapan mereka.

"huh!! gue pergi dulu ya, kalian hati-hati dirumah ya, jangan sampai dean dalam bahaya lagi ya." ucapnya lembut.

"i..iya sayang.." gue sengaja mengucapkan kata sayang sama dia.

"yaudah, dan oh iya nanti gue akan lama pulang, jadi kalian ga usah nunggu gue ya, kunci ada kok sama gue."

"dir.." ucap gue lemas.

"doain ya khris, semoga sera bisa hamil. Sesuai permintaan kamu, gue akan coba buat sera hamil." ucapnya tersenyum.

"hey, kok malah melamun sih hem?" tanyanya lagi.

"eh, i..iya semoga ber..berhasil ya."

"amin, ya kalau belum ada tanda juga, gue akan coba berkali-kali sampai dia hamil. Berarti..., gue akan sering ninggalin kalian lama dirumah donk ya, tapi gapapalah, lagian sha pengen punya adek lagi kan." ucapnya, namun air mata gue udah menetes.

"loh kok nangis hem? kan kamu yang minta,  ikhlaskan sayang?" ucapnya sambil hapus air mata gue.

"ya, gue..gue ikhlas kok.."

"yaudah, kita berangkat dulu ya.."

"dir.." ucap gue menahan tangannya.

"ya..?"

"i love you..."

Dia hanya tersenyum aja lalu mengecup kepala dean tapi tidak dengan gue, dan untuk pertama kali dirles ga ngecup kening gue.  Ntah udah keberapa kali hati gue sakit banget atas sikapnya.

"semoga hanya sekali aja ya sayang dan itu berhasil, gue ga mau sampai kalian keterusan berhubungan badan. Itu sangat menyakitkan dan buat gue cemburu, sekali aja gue menahan cemburu apa lagi berkali-kali." lirih gue saat mereka udah hilang dari pandangan kami.

~••~••~••~

(Rasain lo khristal, emang enak?? gelisah lo sekarang kan, makanya jangan sok pahlawan dan nantangin, ditantang balek baru menangis bombay.. 😡😠😏😣

Dirles, yakin nih lakukan permintaan istri gila lo?😰😱😲)

Chapitre suivant