webnovel

Kembali mendapatkan pukulan..

Entah udah seberapa hancurnya hidup gue sekarang. Seminggu ga ketemu, sebulan ga ketemu bahkan ini udah mau dua bulan juga ga ketemu.

Dan gue juga bahkan ga keurus lagi, sekarang badan gue udah lebih kurus dari sebelumnya, sungguh gue beneran ga nafsu makan. Semangat gratis hilang 100% tanpa mereka.

Hari ini gue berniat kekantor papa, gue siap menerima apapun dari papa. Harapan gue cuma papa, gue meminta bantuan sama papa, mungkin dia tahu tanda keberadaan khristal.

Kenapa gue harus menemui papa dikantor? karena ntah udah berapa kali gue ditolak kerumah bahkan pintu tidak dibukakan papa buat gue. Miris..., rasanya mengingat penolakan mentah papa sama gue saat itu, ini lah resiko akibat ketololan gue kemarin.

Dan sekarang gue kembali nekat jumpai papa dikantor. Gue harus bisa mendapatkan tanda keberadaan khristal dan anak gue.

"siang pak dirles, mau ketemu sama pak robert ya?" tanya resepsionisnya.

"iya bu, apa papa masih sibuk didalam ya?" tanya gue balik.

"kebetulan lagi ga sibuk, tapi ibu sharon kebetulan juga ada diruangan pak robert." jawabnya buat gue kaget.

"mama..." lirih gue pelan.

"yaudah, saya langsung keruangan pak robert dulu ya bu, terimakasih buk.." pamit gue dan berjalan menuju ruangan papa.

Tok...tok...tok...

"masuk.." dan itu suara papa, gue harus siap menerima apapun dari papa. Meski pun jantung gue udah deg-degan ini.

Ceklekk...

"KAMU..?" astaga, belum lagi gue menyapa udah disentak papa. Dan jantung gue langsung ciut..

"NGAPAIN KAMU KESINI HAH??" bentaknya lagi, gue dan mama pun terkejut bukan main.

"pa.." ucap gue pelan.

"SAYA BUKAN PAPA KAMU..!" bentak papa lagi. Ya Tuhan separah itukah kesalahan gue?

"papa, dirles mau bicara sama papa, dirles ing_" lagi-lagi suara sinis papa memotong pembicaraan gue.

"ohhh..., apa kamu mau kasih undangan pernikahan bodoh kalian ini hah?" sinis papa.

"pa..." ucap gue masih mencoba bersabar.

"DAN SAYA GA AKAN HADIR diacara tolol kamu.." tegas papa dengan rahang yang mengeras. Baru aja gue mau jawab tapi bentakan papi mengurungkan suara gue.

"PERGI" usir papa.

"papa plis denger dirles dulu.." dan gue mulai menangis

"KAMU DENGAR SAYA BILANG APA HAH?" mulai semakin emosi. Untuk ini gue harus memiliki keberanian lagi. Gue berjalan kearah papa dan berlutut dikakinya.

"hiks...hiks...maafin dirles papa, maafin dirles..hiks....hiks...maaf papa..." gue merasakan papa berusaha melepaskan gue.

"papa jangan seperti ini sama dirles, dirles akui kesalahan dan ketololan dirles papa..hiks...hiks...maafin dirles papa...plis..." dan akhirnya gue menangis sambil memeluk kakinya. Dan gue juga mendengar mama ikut menangis.

"berdiri kamu.." tegas papa.

"engga pa, sebelum papa memaafkan dirles." jawab gue masih berlutut.

"berdiri kamu bodoh..!!" bentaknya lagi, ya Tuhan begini rasanya sakit dibentak sama orang kita sayangi. Apa begini juga rasa sakit yang lo rasakan khris saat gue membentak lo? dan gue pun akhirnya berdiri karena ga ingin buat papa semakin marah.

Plakk..!!

"ini tamparan karena kamu menyakiti hati mama kamu..."

Plakk..!!

"ini tamparan karena kamu menyakit hati saya.." gue pun masih diam menahan sakitnya tamparan ini. "khris, lo dimana? bela gue donk..! gue butuh lo sekarang khris..hiks...hiks.." ucap gue dalam hati.

Plakk..!!

"ini tamparan karena kamu menyakiti khristal, istri kamu sendiri bangsat..!" marah papa.

"peluk gue khris, seperti lo memeluk gue saat mama menampar gue kemarin. Hiks...hiks..peluk gue khris.." lanjut gue dalam hati.

Plakk..!!

"dan ini tamparan karena kamu menyakiti anak kamu sendiri bodoh..!"

"nak, jangan pernah membenci papa ya sayang. Maafkan papa.." masih aja gue bicara dalam hati.

"papa...papa udah, stop...jangan tampar dirles lagi. Hiks..hiks.., dirles berdarah pa.." bela mama menghentikan tangan papa.

"bahkan ini belum seberapa dibanding luka hati khristal menantu kita ma, ini belum seberapa buat anak tolol ini.." sentak papa.

"hey, anak tolol kalau kamu mau kasih kabar pernikahan kamu, lebih baik kamu pergi dari hadapan saya, sampai kapan pun saya ga sudi datang." namun ntah keberanian dari mana gue seperti memancing emosi papa.

"bagaimana dengan papa?" tanya gue dengan air mata masih mengalir.

"apa maksud kamu hah?" bentak papa.

"iya.., bagaimana dengan papa yang juga menyakiti hati mama diawal kalian menikah. Bagaimana dengan papa yang memiliki hubungan dengan pacaranya sendiri sementara papa udah menikah dengan mama.."

"kamu..." geram papa sambil mengacungkan jari telunjuk diwajah gue.

"iya, bukankah kita sama pa? sama-sama menyakiti seorang istri."

"bajingan kamu..." emosi papa dan papa kembali memukul gue.

Bugh...bugh..bugh..👊

"PAPA UDAH...papa stoppp..!!" ucap mama memohon pada papa. Kemudian papa berhenti. Namun kembali menarik kerah baju gue.

"ini lah yang papa minta sama khristal saat kalian menikah, papa meminta sama khristal supaya dia tetap bertahan dan memperjuangkan pernikahan kalian, karena papa tahu suatu saat pasti kalian dalam masalah." jelas papa yang mulai menangis.

"papa punya firasat kamu bakalan menyakiti perasaan istri kamu, karena seperti yang kamu bilag tadi, kita serupa, kita menyakiti istri kita sendiri."

"papa mengira khristal sama dengan mama kamu, yang akan memilih tetap bertahan walaupun masih terluka, tapi nyatanya khristal memilih mundur dan menyerah dalam pernikahannya."

"hiks...hiks...ini karma dari papa, papa merasa ikut melukai hati khristal. Bedanya kamu dan papa? papa tidak pernah berniat menikahi wanita lain, papa masih mencoba bertahan dalam pernikahan, dan saat mama kamu hamil sampai kamu lahir, papa belajar menerima kamu dan mama kamu, untungnya papa ga gegabah kayak kamu. Tapi kamu, selama masih berumah tangga dengan khristal udah punya niat menikahi wanita lain, dan kamu lebih brengsek dari papa. Itulah makanya khristal memilih mundur."

"sekarang papa bisa merasakan bagaimana sakitnya hati khristal saat ini, bahkan sekarang dia lagi hamil, dia menghadapi kehidupannya sendiri lagi." ucapan papa semakin buat gue menangis nyesek.

"hiks...hiks..., kamu dimana sekarang nak? kembalilah sama papa dan mama nak, hiks...hiks...maafkan ketololan dirles nak.." tangis papa mulai frustasi.

"dan kamu, apa lagi yang mau kamu harapkan dari kami tentang kedatangan mu ini? mengharapkan kami datang kepernikahan kalian? jangan harap..!" tegas papa.

"papa, dirles butuh bantuan papa.."

"APA? apa kamu bilang? butuh bantuan? butuh bantuan urusan pernikahan kalian? cuiiihhh...ga sudih saya." gue lagi-lagi mencoba bersabar, sepertinya papa dari awal udah salah paham.

"bantu dirles menemukan khristal dan anak dirles pak.." papa kaget.

"bener-bener bangsat kamu ya, buat apa kamu mau menemukan mereka? mau minta khristal hadir dipernikahan kalian? hah?" dan kesabaran gue udah mulai habis.

"PAPA, dirles dan sera tidak akan pernah menikah!! " ucapan gue sungguh membuat mereka senakin kaget.

"APA?"

"Dirles dan sera tidak akan pernah menikah, dan istri dirles dulu, sekarang dan sampai selamanya adalah Khristal.."

"ba...bagaimana bisa? bukannya kalian udah tunangan? dan bulan depannya kalian akan menikah?" tanya papa heran.

"niatnya memang sperti itu, tapi dimalam hari pertunangan dirles dan sera, semua kejadian begitu cepat terjadi dan itu sangat menghancurkan perasaan kita semua."

"dimalam itu semua terbongkar, khristal yang ternyata mencintai dirles selama 8 tahun, dia yang juga sedang hamil, dan sera mengetahui kebohongan selama ini, bahkan sera marah besar sama dirles dan membatalkan pernikahan ini."

"kurang ajar kamu, selama 8 tahun dia mencintai kamu, tapi kamu sedikitpun ga peka sama dia. Tolol lo.."

"iya papa, dirles mengakui ketololan dirles, untuk itu dirles ingin memperbaiki semua ini, dirles ingin menyembuhkan luka hati khristal, dirles ingin meminta maaf sama khristal dan bayi kita. Hiks.....hiks...dan dirles ingin mengatakan sama dia bahwa dirles juga mencintai dia, papa..hiks....hiks...bantu dirles untuk mendapatkan tanda keberadaan dia."

"apa kamu serius sama ucapan kamu dir?" kamu bukan hanya karena kasihan dan merasa bersalah dan bukan karena bayi dalam kandunganya?" tanya papa memastikan.

"iya papa, dirles serius ingin meminta maaf dan  mengatakan cinta sama dia, bukan karena kasian dan bukan cuma karena adanya bayi kita. Tapi karena dirles mencintai dia, dirles ga bisa hidup tanpa dia pa...jadi plis bantu dirles pa.." mohon gue.

"papa akan pegang janji kamu, kalau kamu kembali menyakiti dia lagi, papa ga akan segan menghabisi kamu."

"dirles janji pa.."

"pa, apa papa punya firasat tentang keberadaan mereka?" tanya gue lagi.

"dan apa kamu sudah mencari dia dimana-mana?"

"dirles bahkan udah hampir frustasi pa mencari dia kemana-mana ga ada. Ntah kenapa dirles punya firasat dia ga berada dijakarta ini. Apa papa tahu ada tempat dimana kemungkinan khristal berada?" dan papa pun mulai berpikir.

"nak, coba kamu mencari dia dibandung." ucap mama setelah kami bertiga berpikir tempat mana yang kemungkinan dikunjung khristal.

"bandung? itu tempat siapa ma?" tanya gue ga sabaran.

"bener kata mama mu, coba cari dia disana, itu tempat oma nya khristal. Tempat tinggal maminya dulu waktu masa kecil, cuma itu aja tempat yang khristal tahu, karena dia belum pernah ketempat saudara lainnya."

"jadi dia berada dibandung? Bandung? kamu berada dibandung sayang? kalian berada dibandung nak." tanya gue bicara sendiri dengan mulai tertawa ga menyangka akan mengetahui keberadaan dia.

"kamu jangan terlalu girang dulu, coba aja cari disana, apa kah dia bener disana atau ga." sahut papa.

"iya pa, semoga mereka disana. Semoga kalian disana ya sayang..jangan pergi dulu."

"papa, bisa kasih tahu dirles alamatnya?" pinta gue dan papa pun memberi tahu alamatnya.

Setelah peristiwa dikantor kemarin. Lusanya gue akan kebandung. Gue dengan semangatnya akan menjemput mereka lagi. Semalam gue udah kasih tahu james kalau gue mau kebandung, tadinya gue berharap james mau nemani gue bantu nyari khristal.

Kenapa hanya sama james gue butuh bantuan? karena gue lebih percaya sama james, gue tahu james lebih dekat dengan khristal dibanding sama josh. Namun sayangnya james menolak. Karena dia bilang ga mau ikut campur dalam hal ini. Dia selalu mengatakan bahwa gue harus berjuang sendiri tanpa bantuan mereka. Mau ga mau gue akhirnya pasrah, dan gue akan mencari mereka sendiri.

"hashh..!! semoga kalian beneran disana ya sayang, Plisss banget ya Tuhan bantu dirles menemukan mereka. sayang tunggu gue ya..." ucap gue menyemangati diri sendiri lalu saatnya gue pergi.

Ceklekk...!!

"sera?" gue kaget, dia udah nongol aja depan rumah gue.

"dirles.." panggilnya.

"kenapa lo ada disini? gue mau pergi dulu.." jawab gue sedikit ketus.

"dir, plis izinkan gue ikut sama lo buat mencari khristal dan bayi kalian." mohonnya, kok dia tahu sih, heran gue.

"dari mana lo tahu?" tanya gue.

"gue mendengar telpon lo sama james semalam, dan pliss izinkan gue ikut mencari khristal dir, gue juga ingin meminta maaf langsung sama dia. Pliss dir.." mohonnya lagi.

"ga usah sera, biar gue aja cari dia. Ntar aja saat gue berhasil bawa mereka pulang disitu aja lo minta maaf sama dia." balas gue menjelaskan.

"tapi gue ga tahan menunggu dir. Udah dari sejak malam peristiwa kemarin gue selalu dihantui rasa bersalah. Plissss dir biarkan gue ikut mencari dia."

"huh...!! baiklah..dan lo juga harus menjelaskan sama dia nanti, semoga aja dia berada disana." akhirnya gue mengizinkan dia ikut.

"amin..., makasih dir. Ayok kita harus cari mereka sekarang." dan kami pun mencari dia dengan menggunakan mobil.

~•~•~

(duh, mana sera ikutan lagi..kan bisa berabe ga sih???)

Chapitre suivant