webnovel

Mencoba seperti biasa 2

Sepanjang perjalanan kekampus hati gue seakan gelisah, ntah kenapa bayangan Khristal terus menancap diotak gue. Seharusnya hari ini gue senang karena sekarang Sera udah duduk manis disamping gue, terbesit diotak guru yang seharusnya duduk disamping gue Khristal, gue lagi ngebayangi yang biasa selalu ngomel mulu, ketawa mulu, nyanyi bareng.  Sekarang mobil nih benar-benar hening banget. Hufft...semoga gue bisa terbiasa tanpa Khristal.

"Dir..dir..ihh..Dirles." bentakan suara Sera menyentakkan pikiran gue. Astaga..hampir lupa gue sama Sera.

"Ah, iya..kenapa Sera?" jawab gue dengan sok kagetnya.

"Lo kenapa sih, dari tadi gue manggil lo. Lo lamun apa sih?"

"Siapa yang lamun sih cantik? gue lom pecaya aja sekarang kita barengan lagi, udah lama ya kita ga jumpa."

"Iya, kamu sih diam-diam hilang aja. Emang kamu kemana seminggu nih?" lah, tumben nih anak pakai kamu.

"Oh, tuh biasa ada urusan keluarga.  Jadi hp gue disita sama mama, biar gue fokus sama keluarga dulu."

"Oo..." hufttt untung Sera percaya

****

"Khristalllll....." aish Julia nih emang bener ya kata Dirles orang utan.

"Astaaagaaaaa Julia..." geram gue. Lah simboknya nyinyir doank. Kan minta dipites tuh kepala.

"Hehehe,  maaf habisnya gue kangen sama lo. Gue senang akhirnya lo nikah sama dia.  Trusss ceritain donk malam pert__ hadohh..." keluh Julia

"Sakit Khristal, tangan lo baja amat dah."

"Lo sih, udah tahu nih rahasia. Main suara digedein pula." omel gue.

"Upss, hehehe lupa sayang Khristal."

"Hem, yaudah ayo masuk ntar dosen bataknya merepet lagi.." ajak gue.  Baru beberapa langkah. Sorakan dari belakang gue menghentikan langkah gue.

"Aauuu...., so sweetnya.."

"Cakep sama cantik ya.."

"Mereka mah cocok banget.."

"Cowoknya perhatiannya banget sih.."

"Beruntung banget Sera ya...." deg..!!

Nama Sera tersebut.  Apakah itu Sera bareng Dirles? Ntah kenapa gue jadi penasaran seperti apa dilakukan mereka sekarang. Gue melihat begitu mesranya Dirles memeluk pinggang Sera. Lebih Sakitnya Dirles mengecup kening Sera.  Tapi g

lagi-lagi gue mencoba menahan airmata ni. 

"Dir, ternyata perkataan lo tadi beneran serius ya. Lo beneran serius sama Sera. Keliatan lo cinta banget sama dia, gue semakin yakin bahwa ga ada sedikit pun gue terlihat dimata lo dan gue semakin yakin tuk merelakan lo sama dia. Lakukan Dir.. Lakukan apa pun yang buat kamu bahagia. Tapi ga apakan kalau gue tetap mencintai lo? gue sangat mencintai lo Dir,  i love you suami."

"Khris..." tepukan halus Julia menyadarkan gue.

"Ayo kita pergi.." julia menarik gue menjauh dari sana. Sebelum gue menjauh,  gue menoleh kebelakang dan tatapan kami ketemu. Dia diam aja dan gue melemparkan senyum sama dia.  Ternyata Julia bawa gue kepohon belakang kampus.

"Khris, sejak kapan?"

"Gue ga apa kok Jul." gue coba tegar.

"Lo jangan bohongi gue Khris, gue tahu perasaan lo." gue masih menahan airmata

"Ya ampunn Julia cantik, emang kenapa sama gue? gue baik-baik aja kok.." nyaris pertahanan gue runtuh.

"CUKUP KHRISTAL.. " ampunnn,  baru nih gue lihat Julia bentak gue. Tapi gue emang bohongi perasaan gue sih.  Runtuh sudah pertahanan gue.

"Hiks..hikss, sakit Jul.. Sakit.." isak gue.

"Maaf,  Khris gue ga ada maksud bentak lo, gue mau lo jujur. Kita emang baru berteman, tapi gue nyaman berteman sama lo. Gue udah anggap lo saudara gue."

"Hiks..hikss, sakit Jul.."

"Menangislah Khris, menangislah sepuasnya.  Disni cuma kita dua. Ga ada yang tahu. " Julia mencoba menenangkan gue.

"Dia ga kan pernah melihat gue Jul, dia ga kan pernah mencintai gue Jul,  dia cuma anggap gue sahabat Jul,  ga lebih, hiks..hiks.."

"Gue tahu pernikahan kalian terjadi karena tuntutan mama Dirles kan, lo udah ceritakan kok sama gue.  Yang gue maksud.  Apa setelah nikah kalian ga buat komitmen tuk bawa nikah nih serius? maksud gue, apa kah kalian ga berniat untuk belajar saling cinta?"

"Bahkan sebelum nikah, gue udah cinta sama dia, masalahnya tadi dia udah jujur cerita sama gue, mungkin minta izin sama gue. Kalau dia tetap behubungan sama Sera. Bahkan dia akan menikahi Sera dengan menceraikan gue Jul."

"Astaga, apaan sih Dirles itu. Gila tuh anak, apa dia ga bisa lihat lo Khris?  Ap dia ga bisa lihat lo sebagai istri?" gue cuma menggelengkan kepala.

"Hufftt, jadi apa jawaban lo ke dia?"

"Gue harus apa Jul? gue mencintai dia,  gue ingin dia bahagia ga hidup tertekan dengan pernikahan ini."

"Yang gue tanya sama lo, apa jawaban lo sama dia Khris?" kenapa gue mendadak takut gini sama Julia.

"Gue cuma bilang, lakukan apa pun yang buat lo bahgia, gue mndukung lo" cicit gue pelan.

"Astaaga Khris, lo lebih bego lagi. Perjuangin dia kek, buat dia jtuh cinta sama lo kek." emosi Julia

"Gue bingung Jul, gue udah nyerah.., biarlah mengalir adanya. Gue siap kok kalau diceraikan sama dia. "

"Lalu apa yang akan lo lakuin sekarang?"

"Gue hanya mncoba seperti biasa, Mencoba seperti awal dulu, jangan goyahkan gue Jul. Biarlah ini terjadi." mohon gue minta pengertian Julia.

"Hem, lakukan lah seperti rencana lo sekarang, gue mendukung apa yang buat lo bahagia. Kalau lo mencoba biasa aja sama dia, gue setuju."

"Hah? maksud lo?" gue heran sama nih anak.

"Maksud gue, dengan lo mencoba biasa itu akan membuat dia seperti kehilangan moment bersama lo. Dia akan mencari diri lo, karena apa?  Karena kalian udah  belasan tahun bersama.  Dia bisa gampang bilang sama lo mau tetap berhubungan sama lo, ya karena lo masih jumpa tiap hari dirumah sama dia. Jadi dia masih lihat sahabatnya nih sekaligus bisa tetap sama Sera. Ya lo tahu lah maksud gw apa.." ada benarnya juga nih anak.

"Haish, lo mah buat gue goyah juga ujungnya. Kan gue mau nyatukan dia sama Sera. Kalau rencana lo gini bisa-bisa lama donk pisah sama dia."

"Bagus donk, brarti masih ada kesempatan buat nyadarkan dia.  Siapa wanita yang pantas dihati dan dihidupnya. Lo apa Sera?"

"Tapi apa dengan cara gue biasa aja,  bisa gitu dia nyadar?"

pletakkk...

"Ash, sakit Jul.."

"Lo mah, saking udah gilanya sama dia. Otak pun jadi bego..."

"Kan udah gue jelasin tadi.  Buat seakan dia takut kehilangan lo "

"Ga janji Jul, karena tujuan gue mencoba biasa hanya supaya gue bisa lupakan dia."

"Ya..ya..ya, terserah alasan lo.  Pokoknya tetap aja lo biasa aja ma dia.  Kita lihat aja nanti gimana ujung hidup lo.."

"Hehehe, emmm..makasih ya Jul. Lo mau denger curhat gue."

"Sama-sama Khris..., yaudah kita kekelas. Bodo amat dah telat 20 menit. Dihukum pun jadi. Hahaha.."

"Hahaha.., oke oke.." gue memandang Julia senyum dengan diam.

"Julia, makasih ya lo mau denger curhat gue , gue ga tahu apa cara yang lo maksud berhasil apa ga, gue hanya melupakan dia dengan cara mcoba biasa. Gue yakin 100% Julia, bahwa Dirles ga mencintai gue dan ga merasa kehilangan gue.."

Chapitre suivant