Almira dan Alvin berjalan beriringan dalam diam. tidak ada yang berusaha memulai obrolan. hingga diujung jalan tepat sebelum belokan rumah Almira.
"Aku antar sampai dsini saja ya. Aku ga mau Revan marah sama kamu"
"baiklah.makasih udah mau nganter."Almira melangkah dan mendengar sayup sayup suara "I miss you" yang diucapkan oleh orang dibelakangnya. iya Alvin yang mengatakannya. Tapi Almira tak sedikitpun menoleh ke arahnya.
"Assalamualaikum"
"waalaikumsalam. dari mana saja kamu Al?koq jam segini baru pulang?" tanya Revan yang sedang membuka pintu rumah untuk Almira.
"Aku tadi ketemu ibu-ibu yang sedang kesakitan pas aku belanja sayur mas. lalu aku antar dia sampai kerumahnya. pas perjalanan ada mobil yang melaju kencang dan baju basah kena cipratannya. makanya ibu itu berbaik hati meminjamkan baju anaknya untuk ku." Almira tidak mengatakan bagian dia yang bertemu dengan Alvin..
"ya sudah. tapi kamu ga apa-apa kan?"
"iya mas Alhamdulillah ga apa-apa"
"mas sudah makan?"
"sudah tadi masak mie instan, habisnya nunggu kamu ga dateng-dateng"
"maafin aku ya mas" Almira mendekati Revan,menemaninya nonton televisi.
"mas, mbak larisa kandungannya udah berapa bulan?"
"udah jalan 7 bulan kayaknya.kenapa Al?"
"mas, kalo mbak Larisa kandungannya udah 9bln biar dia tinggal disini aja y. takutnya nantinya dia lahiran ga ada orang yang nolongin dia" Almira tidak sadar kalau mengatakan seperti itu akan menjadi awal petaka bagi rumah tangganya.
"iya nanti aku bilang ke Larisa ya."
Larisa sangat senang mendengar apa yang disampaikan Revan ditelpon,dia merasa hidupnya tak lagi sendiri.
keesokan harinya.
Almira tampak cantik dengan baju kerja berwarna biru dengan hijab yang tidak begitu panjang, namun masih menutup dada.
"ayo mas berangkat."
"ayo.. ada yang ketinggalan ga?
"insyaAllah enggak mas"
mobil Revanpun bergerak menuju sakinah property tempat Almira bekerja.
"nanti kalo mas ga bisa jemput ,mas kabarin kamu y Al"ucap Revan sambil menatap Almira yang keluar dari mobil nya.
"iya mas, hati-hati di jalan y mas. " Almira menatap mobil Revan yang semakin menjauh, setelahnya Almira melangkah masuk ke dalam kantor. tanpa dia sadari ada sepasang mata yang menatapnya . dari dalam mobilnya ia mengamati Almira yang sedang berjalan. tiba-tiba ada hal yang harus dia lakukan pagi ini.
📞 "Di, tolong pindahkan Almira jadi sekretarisku ya. tolong gantikan Delia dengan Almira"
📞 "Mana bisa begitu bos?"
📞 "Aku ga terima penolakan Di, aku harap kamu bisa mengaturnya dengan cepat"
📞 "iya bos oke" jawab Adi dan panggilan telfon mereka terputus. Adi heran dengan sifat bosnya. tidak biasanya bosnya yang terlihat tenang sekarang berubah jadi arogan. tidak biasanya dia berbuat seenaknya seperti itu. ada hubungan apa antara bosnya dan Almira? bukankah status Almira sudah menikah. jangan bilang kalau bosnya mau bermain api.
📞"Al tolong segera ke ruangan saya"
📞"iya pak Adi"
Almira pun berjalan menuju ruang kepala HRD nya. Adi yang melihat Almira memasuki ruangannya mempersilahkan masuk.
"permisi pak"
"silahkan duduk Al" Almira duduk dikursi tamu yang tersedia diruangan itu.
"begini Almira, tadi CEO kita bapak Alvin Pratama meminta saya untuk memindahkan posisimu menjadi sekretaris beliau" Almira kaget mendengar penuturan Adi.
"bagaimana bisa pak? saya tidak punya keahlian di bidang itu pak"
"tidak perlu takut Al, nanti pak Alvin yang akan memberi tahu tentang apa saja yang akan kamu kerjakan.tidak perlu khawatir. saya yakin Pak Alvin tidak akan marah kalaupun kamu melakukan kesalahan. sepertinya kamu begitu istimewa dimata Pak Alvin"
Apa-apaan ini Alvin. kenapa dia berubah seperti ini? ini akan membuat Almira sulit menjaga jarak dengannya. mau mengundurkan diri sepertinya tidak mungkin karena dia sudah terikat kontrak kerja. dan selama 3bulan pertama adalah masa percobaan. mau tidak mau dia harus menyetujui apa yang sudah diputuskan oleh Alvin.
Almira segera menuju cubicle nya. dan membereskan semua barang-barangnya.
"Al ada apa? kamu dipecat?"Tanya Vera heran.
"enggak ver, pak Alvin minta aku jadi sekretarisnya"
"whattt" vera membekap mulutnya saking kagetnya.
"beneran Al?"Ane dan Risa yang tadinya sibuk,setelah mendengar alasan Almira , mereka juga menghampiri Almira dengan pandangan menyelidik.
"beruntungmya lo Al bisa jadi sekretarisnya Pak Alvin. gue juga mau donk. pasti ntar lo bakal ketemu sama Pak Alvin tiap hari,tiap menit,tiap jam, uhhh senangnya.." ucap Ane dengan gaya centilnya.
"gue beneran ga suka dengan pekerjaan ini. tapi mau gimana lagi. ini perintah. gue bakal dipecat tidak hormat kalo sampe gue ga mau."
"Eh kalo dipikir-pikir Pak Alvin itu benernya normal ga sih. dikasih sekretaris model bohay kayak si Delia yang single koq ga mau. malah milih Almira yang pakaiannya tertutup dan udah bersuami lagi"
"iya biar ga godain dia lagi kayak si Delia itu yang tampilannya setiap hari bikin orang panas aja".
"udah-udah. gue jalan dulu ya
nanti diomelin sama Pak Alvin kalo gue ga dateng-dateng.
"lo sering-sering makan bareng kita ya Al. secara kita udah ga satu ruangan lagi sekarang. kita bakal kangen sama lo." ucap Risa.
"iya insyaallah nanti tiap makan siang kita ketemu dikantin aja ya."
"ashiappp" jawab Vera,Ane dan Risa kompak.
******
"Eh elo ya yang namanya Almira? gara-gara elo gue jadi di depak sama Pak Alvin?" pasti ini Delia.pikir Almira dalam hati.
"maaf mbak saya ga bermaksud ngambil posisi mbak. saya cuma ditugaskan dibagian ini tanpa saya tahu alasannya."
"Alesan aja lo. penampilan aja sok alim nyatanya lo juga mau bersaing dapetin Pak Alvin ya?"
"maaf mbak saya sudah bersuami. jadi saya tidak mungkin mau genitin Pak Alvin."
"Jaman sekarang ngaku-ngakunya aja udah punya suami nyatanya juga kalo ada yang lebih mapan dan kaya lo mau embat juga pasti."
"Astaghfirullah". Almira hanya beristighfar dituduh seperti itu. mendengar suara keributan di luar membuat Alvin bergegas keluar dari ruangan.karena dia merasa terganggu dengan suara itu.
"Almira, kamu letakkan barang-barangmu dimeja ini. dan setelah itu saya tunggu di ruangan saya. Dan kamu Delia segera kamu kamu kemasi barangmu dan pindah ke bagian divisi yang sudah ditetapkan HRD untukmu.
"Baik Pak" jawab Almira dan Delia barengan. Alvin pun meninggalkan mereka diluar ruangannya.
"awas ya lo tunggu aja pembalasan gue nanti" ucap Delia dengan nada mengancam.
setelah meletakkan barang-barangnya, Almira segera mengetuk pintu ruangan Alvin.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, masuk Al"
Almira menghampiri Alvin dengan perasaan campur aduk. dia ingin sekali marah pada Alvin.
"kenapa kamu jadiin aku sekretaris mu Vin?"
"Aku cuma pengen deket sama kamu Al," ucap Alvin tanpa melihat wajah Almira dan masih sibuk dengan layar laptopnya.
"kenapa? kenapa kamu pengen deket sama aku? kita udah ga ada hubungan apa-apa lagi Vin, jadi tolong jangan berharap banyak sama aku"
"kenapa kamu membohongi perasaanmu sendiri Al? setelah semua yang pernah kita lakuin?apa sudah tidak ada sedikitpun rasa cinta kamu buat aku?" Alvin menutup laptop nya dan menatap Almira tajam. sedangkan yang sedang dia tatap , matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Aku sudah punya suami Vin. Aku akan berdamai dengan keadaan.Aku tak mau menambah dosaku dengan berselingkuh dari suamiku. aku harap kamu mengerti posisiku sekarang."
"Aku udah ga bisa ngerti Al. Aku cuma mau kamu yang jadi pendampingku. "
"Viiinnn.." Almira kehabisan kata-kata dan hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.
"Tolong beradalah bersamaku disini. meski hanya di kantor. aku janji tidak akan macam-macam sama kamu Al. Aku hanya ingin kamu berada di dekatku. itu saja. aku mohon mengertilah"
cairan bening mengalir dari sudut mata Almira. bagaimana bisa dia berada pada posisi seperti ini sekarang? apa yang harus dia lakukan.entahlah..
********
Semakin lama Alvin semakin nekat saja. cinta memang buta. dia udah ga bisa bedain mana yang benar dan mana yang salah. Alvin oh Alvin..
Bantu komennya ya pembaca, biar semangat lagi nulisnya. hari ini udah buntu sebenarnya mau nulis apa. semoga masih enak dibaca ya.
mohon vote dan power stonenya ya. makasih.???