Semua orang di sana sedang berada dalam puncak konsentrasi, kecuali Lude. Mereka semua merasakan perasaan yang sama: kesan dan sensasi bahaya, ancaman, menyerupai detik-detik sebelum terjangan banjir bandang atau ledakan gunung, atau serupa terjangan hewan buas jika ditilik dari aura yang dipancarkan Kumai. Tidak ada lagi komentar yang diucapkan di antara mereka… Malah tidak ada lagi yang mendengarkan Lude.
Seratus langkah lagi dari mesin terbang… Separuh jalan sudah lewat…
Lude entah kenapa merasa yakin sekali ia bisa lolos. Ia kenal sekali perasaan itu. Saat-saat di mana keberuntungannya selalu melindunginya. Ia hanya harus menyerah… tenggelam dalam perasaan itu. Ia pasrah. Memasrahkan pada instingnya. Luar biasanya kakinya terus melangkah mundur. Semakin cepat…
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com