webnovel

Perangkap

Mata Rani perlahan terbuka, yang terlihat adalah kegelapan yang sangat gelap.

"Ukh..."- Rani memegang kepalanya sangat sakit.

Kemudian Rani mencoba menggerakkan kaki dan tangannya. Tetapi terkunci..."

Rani tidak semudah itu cemas ia berusaha mencoba mengingat kejadian sebelumnya...

"Setahuku aku kerumah orang itu lalu ayah lalu...."

Deg

Rani seketika tertegun. Betul ia pingsan bukan terasa seperti dipukul dari belakang saat melihat mayat itu.

Rani segera mencoba melihat sekitarnya sangat sepi.

Ia tidak bisa melihat apa apa, tetapi hidungnya perlahan menangkap bau anyir.

"Da--darah..."- seru Rani ia ketakutan. Apakah ada darah disini..??

Perlahan ada aliran darah yang mengalir dari kepalanya disertai rasa sakit teramat sangat.

Srek

Rani mengeser posisinya dan tidak sengaja mendorong sesuatu. Benda..?

Bukan itu lembek sekali buka air bukan benda..."

Benda aneh itu terasa dilumuri cairan kental. Saat Rani mencoba mencium cairan itu perlahan keringat nya membanjiri badannya.

"K...tangan..."

seru Rani ia gemetar ingin menatap itu.

Ia takut apa yang ia pikirkan akan terjadi. Tetapi ia harus tau apa itu..?

Deg

Benar itu tangan, sebuah tangan yang berlumuran darah. Rani untung saja tidak terlalu melihat nya karena gelap.

Tetapi kepalanya kembali berdenyut, dan darah yang mengalir pada kepalanya tanpa disadari sudah membanjiri bajunya..

"Sakit...."..., Bruk..

Rani membuka mata saat ada cahaya sangat terang menusuk matanya. Samar samar Rani berusaha sadar dan membuka matanya.

Darah dikepalanya masih mengalir dan segar menutupi penglihatannya.

Tetapi dengan sedikit jelas ia melihat. Hari sudah pagi cahaya matahari masuk melalui jendela besar Disana.

Dan saat itu Rani menyadari ia sedang dikurung di sebuah gudang.

Gudang yang dikatakan dalam mimpinya, gudang yang begitu buruk dan terdapat banyak lumut menghiasinya.

Rani memeriksa lagi, betul kaki dan kedua tangannya diikat. Dan sekarang sudah sekitar 2 hari karena Rani masih melihat jam didepannya.

Deg

"Di--dimana ini...??"

seru Rani nafasnya tercekat, bukan lagi sebuah ketakutan tetapi kengerian.

Kau tau bagaimana melihat mayat mayat segar berhamburan didekatmu..?

Yah itulah yang dilihat Rani dan oleh ketakutan yang selalu mengintai ingatan nya...."

Chapitre suivant