webnovel

Sepanjang Jalan Kenangan

Akhirnya kami pamit pada Pak Irman tanpa menunggu kehadiran Bu Tutik, saat di teras mataku tanpa sengaja menatap ke arah jalan menurun yang menghubungkan dusun atas dengan dusun ini, Tampaknya sekarang jalan itu sudah dibuat berundak dengan semen agar orang tidak ada orang yang jatuh karena licin. Aku mendongak untuk melihat bagian atas jalanan itu, Tiba-tiba aku merasa darahku berdesir saat ingat peristiwa ketika hampir jatuh karena jalannya yang licin, untungnya waktu itu Ali segera menangkapku sehingga aku tidak jatuh daru ketinggian dan terjerembab di atas tanah. Semua peristiwa itu masih terbentang jelas di mataku, itu adalah pertama kalinya aku berinteraksi sangat dekat dengan Ali bahkan aku bisa mendengar detak jantung kami yang berpacu dengan cepat.

"Ayo, Zie!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant