Selama 1 minggu Vergil pingsan ternyata sayang ayah melacak para Biju yang muncul dari tebasan Immatertal Slash, Immateral Slash yang dilakukan Vergil ternyata membagi kekuatan Sin menjadi 10 Biju dan yang paling kuat adalah naga hitam yang punya Divine Core of Hell dan naga putih yang punya Divine Core of Heaven, secara kasarnya 2 naga yang disegel ke Vergil adalah surga dan neraka itu sendiri. Vergil yang berbaring di ranjang rumah sakit sedang makan dan disuapi oleh Sayaka, luka yang ada di dada Vergil sepenuhnya pulih dan dokter mengatakan besok dia boleh pulang. Vergil sudah boleh diijinkan untuk mandi, seperti biasa setelah membersihkan diri Vergil kembali kekamarnya dan dibantu oleh Sayaka mulai berkemas. "Sayaka, kau selalu disamping dirikuku kan?" tanya Vergil, "Sejak ayahmu memnerii tahu bahwa kau terluka, aku segera ke rumah sakit dan menemanimu. Bahkan ayahmu melakukan ritual penyegelan aku juga ada disitu menemanimu." kata Sayaka sambil tersenyum, "Terima kasih Sayaka...aku..." balas Vergil, "Lain kali jangan membuat aku panik lagi ya?" kata Sayaka sambil mencium pipi Vergil, Vergil menahan rasa malunya karena dia sendiri menahan rasa suka pada Sayaka cukup lama. "Aku tinggal dulu, besok akan aku temui dirimu untuk menjemput mu pulang dan kita bisa kencan sebentar." kata Sayaka sambil bersiap pulang, Vergil hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Vergil kembali istirahat setelah itu, dia memejamkan mata dan mulai istirahat. Setelah memejamkan mata, Vergil langsung menemui Naga dan Helios yang sedang ada di kurungan. "Sepertinya kau menyukai gadis itu ya?" kata Naga, "Iya.....sebetulnya aku memang menyukai dia sejak lama." kata Vergil, "Dia cocok jadi kandidat Dragon Maiden, kebaikan hatinya membuatku tersentuh." kata Helios, "Dragon Maiden?" tanya Vergil, "Dragon Maiden adalah sosok gadis yang bisa menenangkan kami, walau kami punya kekuatan surga dan neraka terkadang kami pasti lepas kendali" kata Naga, "jadi tugas Dragon Maiden...hanya jadi penenang kalian?" tanya Vergil, "Tidak juga....dia juga akan menemanimu...." kata Helios dengan dingin, "menemaniku? apa mungkin dia akan jad pacarku?" tanya Vergil, "Lebih dari itu....lebih dari itu...." kata Helios yang mulai tertidur. Tidak terasa ternyata obrolan tersebut sudah membuang waktu hingga pagi dan Vergil terbangun seperti biasa dan segera mandi, setelah mandi Vergil berpakaian biasa dan menikmati sarapan rumah sakit yang terahkir. Sayaka tiba pagi itu seperti biasa dan segera membantu Vergil untuk bersiap, disusul sang ayah dan Creed yang bisa pulang dari rumah sakit di hari yang sama. "Sepertinya sudah ada yang siap pulang" kata Sayaka, "Jangan begitu Sayaka, nanti kita mampir dulu ke Palace of Light untuk bertemu King Nadil." kata Sparda, "Begitulah, katanya aku dan yang lain akan dapat medali." kata Vergil, "Ya sudah, aku akan urus adminstrasinya terlebih dahulu." kata Sparda lalu menuju bagian tata usaha, Vergil duduk di tepi ranjang bersama Sayaka, "Sayaka.....aku...." kata Vergil, "Ada apa?" tanya Sayaka, "Aku bertemu dengan 2 naga itu, dan mereka...." kata Vergil sambil menunduk malu, "memangnya mereka minta apa dariku?" tanya Sayaka, "Mereka ingin kita jadi lebih serius...Sayaka, aku mau kau..." sebelum Vergil menyelesaikan perkataannya, Sayaka mencium pipi Vergil, "Aku menyukaimu, dan ciuman tadi menjadi bukti." kata Sayaka, "Aku mau kau menjadi pacarku!" kata Vergil sambil menuduk malu, "Itu yang aku tunggu darimu" kata Sayaka sambil tersenyum, "Apa sudah selesai? kalau sudah ayo pulang Vergil." kata Sparda yang berdiri didepan pintu, "A...ayah?! Baiklah...." Vergil tertunduk malu dan berjalan keluar kamar ditemani Sayaka. Setelah keluar dari rumah sakit, sebuah limo telah menunggu diluar rumah sakit dan Mirka ada disana menunggu bersama Creed. Vergil, Sayaka dan Sparda segera masuk ke mobil limo tersebut, Vergil duduk bersama Sayaka, Creed mendengarkan musik sambil bermain game. "Sepertinya kalian sudah resmi ya?" tanya Mirka ke Vergil dan Sayaka, "memang kami resmi berpacaran." kata Sayaka, "Selamat untuk kalian berdua" kata Mirka sambil tersenyum. Tidak lama mereka sudah sampai ke Palace of Light dan segera turun dari Limo, Vergil dan Creed disambut oleh banyak mentri dan pejabat teras karena berjasa kepada Kainaldia dengan mengalahkan Sin dan menyegel sebagian besar kekuatan Sin didalam tubuhnya. Vergil dan Creed berjalan ke arah raja dan setelah sampai didepan King Nadil, sang raja langsung mengalungkan mendali kehormatan ke Vergil dan Creed, King Nadil juga memberikan 2 mendali kehormatan ke Vergil dan Creed agar diberikan ke Dante dan Shadow. Setelah Upacara pemberian medali diadakan pesta resmi dan jamuan pun diadakan, Vergil dan Creed menjadi bintang pada saat itu dan Vergil mulai mendekati King Nadil. "King Nadil, aku punya ide untuk membentuk pasukan Sigint Kainaldia sendiri." kata Vergil, "Ow...kau memikirkan hal yang aku pikirkan selama 5 tahun terahkir, coba apa yang ada di kepalamu." kata King Nadil, "Dalam waktu kosongku, aku secara iseng membuat skematik berupa senjata,armor bahkan sistem pelatihan khusus untuk pasukan khusus ini." kata Vergil sambil memberikan sebuah disk, "Jika aku setuju tentang hal ini, akan kau beri nama apa divisi dan pasukan ini?" tanya King Nadil dengan suara lembut. "The Echelon, tetapi akan aku bagi 3 divisi agar bisa bekerja lebih efisien. 1st Echelon untuk Sigint dengan kapabilitas gelombang radio dan frekuensi yang sangat rendah, 2dn Echelon untuk pesan baik fisik maupun elektronik dengan gelombang telepon maupun berbasis Web, dan untuk divisi terakhir ini special...." kata Vergil, "memangnya specialnya dimana?" tanya King Nadil, "3rd Echelon adalah divisi dimana menjadi jembatan untuk 1st Echelon dan 2nd Echelon, tidak semua intel penting akan dikirim melalui pesan fisik atau elektronik. 3rd Echelon adalah agen lapangan dan analis terbaik, para agen akan menyusup ke wilayah musuh untuk mencari informasi atau melenyapkan ancaman langsung ke Kainaldia." kata Vergil, "Kau mau melatih agen tersebut tidak masalah, apa lagi yang kau butuhkan bilang saja. Dan satu hal lagi...kau beri nama apa pasukan tersebut?" kata King Nadil, "namanya adalah....Splinter Cell" kata Vergil, "Apa bisa membuat pasukan ini bisa dibuat seolah tidak pernah ada? hanya aku yang tahu." tanya King Nadil, "Tentu saja bisa yang mulia, lebih baik hanya kita yang tahu." kata Vergil dengan tenang, "Baiklah setelah musim panas ini akan aku mulai program Splinter Cell, dan tentu saja kau harus jadi pemimpin 3rd Echelon." kata King Nadil, "Bukannya akan aneh memilih anak SMP sebagai ketua badan yang paling penting? kurasa ketua harus memilih yang lebih pengalaman?" tanya Vergil, "kurasa Lambert bisa mengaturnya, dia cukup lama berada di K.N.S.S" sambung Sparda, "Baiklah semua akan aku atur, Vergil besok kau harus kemari untuk membahas hal ini lebih lanjut bersama Shadow Master." kata King Nadil, "Baik!" kata Vergil seketika. Penta berlanjut seperti biasa dan ada pembahasan lagi tentang Spliter Cell maupun Echelon Division.
Besoknya Vergil bangun awal seperti biasa dan segera membersihkan diri, kali ini Shadow Master berada disitu untuk bersiap pergi bersama Vergil. Sparda seperti biasa menyiapkan sarapan pagi berupa telur mata sapi yang diberi sayuran, Vergil yang sudah sudah selesai mandi pagi dan berpakaian tugas shinobi langsung duduk di meja makan. "Sepertinya ada hal yang akan dibahas oleh King Nadil dan kalian." kata Sparda, "Vergil punya ide yang tidak bisa ditolak oleh sang raja, dan akan segera membahasnya." kata Madarame, "Ya sudah kalau begitu....oh iya, apa medali milik Dante sudah kau serahkan?" tanya Sparda sambil memberikan sarapan ke Vergil dan Madarame, Vergil mengangguk. Setelah pulang dari Palace of Ligh dan pesta atas keberhasilan dirinya, vergil meminta pelayan membungkus kan makanan agar Dante dan Shadow juga bisa menikmatinya di rumah sakit, dan setibanya dirumah sakit Vergil memberikan makanan tersebut beserta medali tersebut ke Dante. Setelah selesai sarapan, Vergil dan Madarame segera keluar dari apartemen dan menuju ke istana.