webnovel

Aku muak dengan sikapmu itu

Arjun membuka pintu kamarnya dengan kasar yang membuat Rena menoleh melihat pada Arjun."Arjun,,,,,ucap rena tersenyum dan langsung mendekati arjun dan memeluknya.

Arjun sama sekali tak membalas pelukan Rena seperti biasanya,namun rena sama sekali tak peduli.

"Aku kira pelayan itu,,,,kata rena yang sudah melepaskan pelukannya.

Tangan Arjun mengepal kuat menahan amarahnya."Ngapain kau kemari? tanya arjun.

Rena memasang wajah kesal." untuk bertemu kamu lah,,,masah aku mau ketemu pelayan di rumahmu.

Arjun tertawa sinis melihat rena.

"Kenapa kamu tertawa seperti itu ? tanya rena dengan wajah tak suka melihat arjun dengan melipat kedua tangannya di atas dadanya.

"Berhenti bertingkah kekanak-kanakan Rena,,,Aku muak dengan sikapmu itu.Dan juga berhenti menginjakan kakimu di rumah ini.Kata Arjun dengan datar namun tegas.

Rena melebarkan matanya menatap arjun tak percaya atas semua yang di katakan oleh Arjun.Selama 2 tahun mereka pacaran baru kali ini Arjun berbicara seperti itu padanya.

"Sekarang kau pergi dari Rumah ini Rena.Ucap Arjun lagi dengan kasar.

Rena menatap geram pada Arjun dan mukanya memerah karena marah."Berani kau mengusirku Arjun.Bentak Rena.

Arjun mengurut pelipisnya,kepalanya terasa sakit berdebat dengan Rena."Bukan cuman mengusir,,,sekarang juga kita putus.Dengan penuh penekanan Arjun mengucapkan kata putus untuk Rena.

Mata Rena semakin terbelalak lebar."Tapi Arjun,,,,

"Aku bilang PERGI sekarang RENA,,,Arjun memotong perkataan Rena.

Rena semakin geram kedua tangannya mengepal,dia pergi sambil menghentakan hak tingginya dengan kuat.

Arjun duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya.Pikirannya sekarang benar-benar kacau.

Kiran melihat Rena pergi dengan wajah sangat marah.Merasa bingung apa yang sedang terjadi pada mereka.

kiran melanjutkan pekerjaannya menyiapkan makanan di atas meja dengan di bantu mba Ayu.

"Kia panggil mas Arjun dulu ya mba,,,!! mba ayu hanya mengangguk saja.

kiran pergi kekamar Arjun untuk memanggilnya makan siang.Dia langsung masuk karena memang pintu kamar itu terbuka.kiran melihat Arjun yang sedang duduk menyender di sandaran sofa dengan mata terpejam.

"Mas Arjun,,,,panggil kiran dengan pelan dan juga merasa takut."Sepertinya mas Arjun dan kekasihnya sedang bertengkar.Pikirnya.

Arjun membuka matanya dan melihat wajah kiran yang sedang ketakutan."Kenapa kamu ketakutan seperti itu? Apa wajahku begitu menyeramkan sehingga kamu tak berani menatapku? tanya arjun yang terus memperhatikan kiran.

Kiran dengan cepat menggeleng kan kepalanya." Gak ko mas Arjun,,,kiran hanya takut mas Arjun marah.jawab kiran dengan ragu.

Arjun berdiri sambil tertawa."Kamu jangan takut,,,aku tak akan marah lagi kepadamu.ucap Arjun dengan lembut.

Mendengar perkataan Arjun sontak kiran langsung menatap Arjun,seketika tatapan mereka bertemu untuk sesaat.

"Apa aku tak salah dengar apa yang barusan dikatakan mas Arjun.Apa dia demam lagi ya,,,ucap kiran delam hatinya.Tanpa sadar tangannya menempel di kening Arjun yang membuat arjun bingung.

"Huuff,,,,syukurlah,aku kirain mas Arjun sakit lagi.gumam kiran yang dapat didengar oleh Arjun.

Arjun tertawa mendengar ucapan kiran yang dikiranya dia berubah karena sakit lagi.

Kiran terbengong melihat ke arah arjun yang tertawa.Namun hatinya merasa senang melihat tawa Arjun yang belum perna dilihatnya.

Arjun menghentikan tawanya dan menatap kira." Kamu tenang aja,,aku udah sehat.Ayo kita makan.Kata arjun.dan kiran hanya mengikuti saja dari belang Arjun tanpa bicara.

*****

Malam tiba,Arjun sudah pulang dari kantornya sejak jam 6 soreh.Tidak seperti biasanya,kadang arjun pulang jam 12 malam bahkan biasanya sudah hampir pagi.

Namun saat dia kembali kerumah,kiran tak ada dirumah.Kiran sudah berpesan pada mba Ayu kalau dia keluar bersama sahabatnya untuk makan malam di panti bersama ibunya.

Dan sekarang Arjun sedang morang -maring di kamarnya,berjalan kasana kemari memikirkan kiran yang sedang bersama sahabatnya yang Arjun tau seorang pria.

Arjun mau menelfon,tapi nomor ponsel kiran tidak ada padanya,dia tak perna mau menyimpan nomor kiran tapi sekarang dia merasa menyesal tak menyimpannya.Arjun mau menelfon maminya untuk menanyakan nomor gadis itu,tapi di urungkannya karena maminya pasti akan banyak pertanyaan untuknya.

"SIAL,,,,kenap aku tak merasa tenang kayak gini,,,,Arjun terus mengumpat dan tak henti-hentinya melihat jam dan juga ponselnya,berharap kalau kiran akan menghubunginya.

"Apa aku susul aja ya dia kepanti,,,tapi aku harus ngomong apa kalau udah di sana yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka,,,,Aaarrgghh,,,,sial,,,brengsek..Arjun berteriak frustasi,dia hampir membanting ponselnya kelantai,namun tertahan dan di lemparnya ponselnya ke atas tempat tidur dengan kuat.Arjun duduk di tepi ranjang masih dengan wajah frustasinya.

Kiran sampai kerumahnya dengan di antarkan Aris.Jam sudah menunjukan jam 10 malam.Setelah makan malam dipanti bersama keluarganya,kiran di ajak Aris untuk nongkrong dulu di Cafe tempat mereka sering pergi setiap malam mingguan saat masa-masa mereka masih sekolah.

Tentu saja kiran mau,karena dia juga sudah sangat merindukan cafe itu.Tempat dia dan Aris sering menghabiskan waktu dan juga dia bisa menyanyi di cafe itu.Kiran sangat suka menyanyi dan setiap kiran menyanyi di cafe itu semua yang mendengar akan menyukai suaranya yang begitu merdu.

Kiran melangkah untuk naik kelantai atas.Dia berhenti didepan kamar Arjun.Dia merasa heran melihat dari cela pintu,Tidak biasanya kamar itu gelap.Kiran pikir Arjun memang belum pulang.Tanpa berpikir lagi dia membuka pintu kamar Arjun untuk masuk menyalakan lampunya.

"Biasanya lampu kamar ini gak perna di matiin .Gumamnya.

Saat kiran melangkah masuk,dia begitu terkejut saat ada seseorang yang tiba-tiba mencekal tangannya dan juga langsung memeluknya dari belakang.Kiran meronta berusaha untuk melepaskan diri.

"Tolo,,,,,hhhmmpp.Kiran berteriak untuk meminta tolong namun mulutnya langsung di tutup oleh tangan orang itu.

Kiran sudah sangat ketakutan apa lagi di lihat pintu kamar yang sudah tertutup.Tak ada cahaya yang masuk.Dan dalam pikirannya itu adalah seorang pencuri.

Kiran masih meronta berusaha terus untuk melepaskan dirinya dari pelukan orang itu.Namun sia-sia saja,tenaganya kala kuat dari orang yang sedang memeluknya itu.

Apa lagi di tambah napasnya yang sudah terasa sesak,keringat dingin membasahi seluruh tubuh kiran.Napasnya sudah tak teratur lagi dan badannya gemetar.

Kiran terkulai lemas di pelukan orang yang di pikir gadis itu adalah pencuri namun ternyata itu adalah Arjun.

Merasa ada yang tak beres,Arjun segera menekan tombol lampu yang berada didekatnya.

Arjun begitu terkejut melihat kiran yang hampir tak sadarkan diri,dan juga napasnya yang tak teratur seperti sesak.

"Kiran,,,,kiran bangun,,kamu kenapa? Arjun menepuk-nepuk pelan pipi kiran namun kiran sama sekali tak merespon.Napas kiran terdengar semakin tidak teratur.

Arjun menggendong kiran dan meletakannya di atas tempat tidur.

"Kiran pliiss,,,kamu jangan nakutin aku.Arjun sangat panik dia menggosok-gosokan telapak tangan kiran dengan telapak tangannya.Tangan gadis itu terasa dingin oleh Arjun.Arjun semakin panik tak tau harus berbuat apa.

😊😊😊😊😊

Chapitre suivant