webnovel

Kelembutan yang Mematikan

Éditeur: Wave Literature

"Nona Lan, tempat ini adalah istana Anda, silakan menikmatinya. Kami akan keluar dulu." Zhao Jun memimpin anak buahnya keluar dan menutup pintu.

…..

Lan Qianyu berdiri di tengah-tengah istana impiannya dengan hati terguncang. Dia teringat kepada peristiwa-peristiwa di masa lalunya. Ayahnya dan juga Xiao Han, mereka berdua pernah berjanji kepadanya.

Mereka berjanji akan membuatkannya istana yang diimpikannya ini, namun sayangnya, tidak ada seorang pun di antara mereka yang bisa mewujudkannya.

Lan Qianyu tidak pernah mengira bahwa pada akhirnya yang mewujudkan impiannya adalah Ye Yan, pria yang dibenci sekaligus ditakutinya.

Sikapnya selalu tidak menentu, kadang baik kadang jahat…

Lan Qianyu meraba piano itu, lalu meraba biola dan gitar elektrik. Kemudian dia menghembuskan nafas panjang dan berdiri di depan jendela kaca yang tinggi sambil melihat pemandangan di luar dengan tatapan kosong…

Hatinya amat sangat kacau, begitu juga dengan pikirannya. Sesaat muncul wajah Xiao Han dengan sorot matanya yang penuh cinta, sesaat kemudian muncul wajah Ye Yan dengan senyum tipisnya yang lembut. Bayangan mereka berdua tak hentinya muncul berganti-ganti di depan matanya dan membuatnya sakit kepala…

Suasana hatinya pun berubah menjadi aneh dan kacau, sepertinya ada dua buah kekuatan yang terus menariknya, membuat jantungnya seolah-olah akan hancur berkeping-keping.

Lan Qianyu memejamkan matanya rapat-rapat dan bergumul di tengah kekacauan pikirannya. Mengapa jadi begini? Apakah hatinya benar-benar telah tersentuh oleh Ye Yan???

Tidak, tidak mungkin…

Mana mungkin dia menyukai pria yang begitu kejam seperti dia?

Orang yang disukainya adalah Xiao Han, dari awal sampai akhir selalu dia.

Dia tidak boleh terpikat karena kebaikannya yang hanya sesaat ini, tidak boleh…

Tiba-tiba, dari belakangnya terdengar suara musik yang mengalun. Hati Lan Qianyu bergetar, dia pun tanpa sadar menolehkan kepalanya…

Ye Yan duduk di depan piano dengan mengenakan setelan jas berwarna putih yang membuatnya tampak semakin menawan. Dia duduk dengan postur yang elegan sambil memainkan Moonlight Sonata karya Beethoven. Jari-jarinya yang lentik menari-nari bagaikan peri di atas tuts piano. Melodi musik yang romantis dan sentimental itu merasuk ke dasar hati Lan Qianyu yang dingin dan menggetarkannya.

Lan Qianyu memandang Ye Yan, pria itu sedang memainkan piano dengan serius sambil memejamkan matanya. Wajahnya yang penuh penghayatan itu tampak sangat memikat. Lan Qianyu tidak tahu kalau ternyata Ye Yan juga bisa main piano, dan lagi dia memainkannya dengan sangat baik.

Suara alunan musik yang dimainkannya itu seolah-olah mengandung kekuatan yang membuat Lan Qianyu tersihir. Dia berjalan menghampiri Ye Yan dan duduk di sampingnya, lalu ikut memainkan piano bersamanya.

Ye Yan mendongak dan menatapnya dalam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang samar namun mempesona.

Mereka seperti sepasang kekasih yang saling memahami, musik yang mereka mainkan dengan penuh perasaan itu seakan-akan memiliki jiwa dan dipenuhi dengan emosi yang sangat mendalam.

Mereka saling bertatapan dan tersenyum dengan lembut dan penuh cinta. Ye Yan memanfaat jeda di antara pergantian musik dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas punggung tangan Lan Qianyu lalu samar-sama menggenggamnya dan menautkan jari-jari mereka. Lalu dia membawa Lan Qianyu bersama-sama memainkan musik yang menjadi lambang kebahagiaan mereka.

Pada saat musik akan berakhir, Ye Yan mendadak mencium Lan Qianyu dengan penuh cinta. Kali ini ciumannya itu lembut dan halus…

Ini pertama kalinya Lan Qianyu tidak menolaknya. Dia duduk di sana dan dengan diam menerima ciuman hangatnya itu.

Kelembutan Ye Yan membuatnya Lan Qianyu tidak dapat menolaknya. Kepalanya terasa kosong, dia tidak sempat untuk memikirkan apa-apa lagi.

Beberapa saat kemudian, Ye Yan melepaskan tangan Lan Qianyu lalu merangkulnya dengan erat…

Secara naluriah Lan Qianyu mendorongnya.

Ye Yan melepaskan bibirnya lalu menatapnya dalam-dalam, "Kamu selalu begini, membuatku semakin tidak bisa lepas…"

"Ye Yan, tidak boleh." Sepasang tangan Lan Qianyu mendorongnya dengan kuat. Matanya setengah terpicing, bulu matanya yang lentik sedikit bergetar…

Chapitre suivant