webnovel

Kamu Jelas Merasakan Yang Aku Rasakan

Éditeur: Wave Literature

Tiba-tiba, pergelangan tangannya terasa ada yang memegang dan di tarik. Dia jatuh di tempat tidur yang lembut. Belum sempat dia berteriak, bibirnya sudah tertutup!

Sentuhan dingin yang seperti itu sangat akrab bagi Chi Wan.

Wajah yang tampan berada sangat dekat di depannya. Membuat mata Chi Wan melebar dan menatapnya seperti tidak percaya.

Wen Mo membuka setengah matanya yang mengantuk, seperti orang yang baru bangun tidur?

Apakah dia sedang pura-pura tidur?

Chi Wan baru saja menyelinap masuk dan mengintip tidurnya. Apakah dia tidak tahu?

Dia menggoda Chi Wan lagi!

Chi Wan membuka mulutnya dengan kasar. Dia menggunakan kekuatannya untuk menggigit bibir bawah Wen Mo. Dia bergumam sedikit ambigu, "Bajingan!"

Wen Mo merasakan sakit, kemudian melepaskannya. 

Chi Wan membalikkan badannya, tetapi pinggangnya dibelenggu oleh Wen Mo. Dia tidak bisa melarikan diri. Akhirnya dia berbalik menaiki pinggangnya. 

Dia melihat sekelilingnya, seperti mencari sesuatu.

Wen Mo membelai lembut bibir bawahnya. Mengecupnya dan berkata, "Tidak ada tongkat di sini."

Tubuh Chi Wan terasa kaku. Semacam ada kemarahan. Kakinya di belenggu sedikit menyakitkan membuat badannya sedikit menekuk di depan lehernya. Dia mengancam dengan nada jahat, "Diam!"

Kedua tangannya terasa sedikit bergemetar. Dia berbicara tidak terlalu canggung. Dia lebih baik menggunakan 'sentuhan' untuk menunjukkannya. 

Wen Mo memandangi wajahnya yang memerah. Dia tidak menemukan bahwa dia masih memiliki sisi seperti anak kucing yang meraung-raung dengan satu cakar dan jika diinjak ekornya, dia akan mengangkat cakarnya sendiri tanpa bisa di cegah.

Chi Wan melihat senyumannya, ekspresi wajahnya semakin tidak tertahankan.

Di dalam hatinya dia memahaminya. Dia tersenyum dan tertawa. Tapi dia harus memasang ekspresi seperti 'aku tidak tahu apa-apa' untuk memperlihatkan kepolosan!

"Kamu…." Dia ingin mengacak-acak wajahnya yang membuat orang tertipu.

Wen Mo mengangkat pinggangnya, bergerak sedikit ke atas. Dia menepuk punggungnya untuk menenangkan. DIa tampak menggoda, tetapi dia juga terlihat serius. Hal itu membuat Chi Wan merasa pikirannya terlalu kotor…... 

Tapi itu terlalu cepat. Dia menyadari pikirannya benar-benar kotor. Sebenarnya siapa!

Tangan Wen Mo meraba pakaiannya, lalu menyentuh kulit punggungnya.

Chi Wan melepaskan tangan Wen Mo. Dia mengernyitkan keningnya. "Kamu egois!"

Wen Mo membenahi telinganya yang tertutup. Tangannya yang satunya menggenggam pergelangan tangan Chi Wan. Dan tangan yang satunya diletakkan di tempat yang ingin dia sentuh.

"Aku ingat, kejadian ini adalah seperti waktu kita pertama kali bertemu. Ini adalah kalimat pertama yang aku katakan kepadamu."

Chi Wan mengingat lagi kejadian malam itu. Kemudian wajahnya menjadi memerah dengan segera.

Dia terus memberontak, karena posisi duduk mereka tidak akan dapat menghindari perkataan yang tidak bisa diungkapkan. 

"Wen Mo! Jangan lupa tentang hubungan kita!"

"Aku selalu ingat."

Pacar, bukankah itu?

Nada suaranya membawa sedikit kemalasan. Tiba-tiba dia berbalik dan memeluk Chi Wan yang terjebak di antara lengannya.

Cahaya begitu redup tidak bisa menutupi api yang menyala di matanya.

"Chi Wan, tidak bisakah kamu menyerahkan diri padaku?"

Dia menyadari bahwa di hadapan Chi Wan semua kehormatan yang ada padanya telah hilang dan itu kenyataannya.

Chi Wan menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa!"

Wen Mo menundukkan kepalanya, lalu mencium cincin putih miliknya…...

Hembusan nafas menghantam telinganya, menyebabkan aliran darah Chi Wan mengalir ke atas.

Dia berkata lagi, "Jadilah wanitaku sesungguhnya, aku sangat serius."

Tubuh Chi Wan bergemetar hebat. Saraf-sarafnya tertarik oleh gerakannya. Dia tidak bisa mendengar apa yang Wen Mo katakan

"Jangan seperti ini! Jangan..."

Bibir tipis Wen Mo menggosok cuping telinganya dengan agak keras. Wen Mo merasakan dia bergetar semakin kuat. Dia bertanya dengan suaranya yang serak dan rendah. "Kenapa wanita menyukai untuk membohongi hatinya?" 

Dia sedikit bergoyang dengan perlahan dan terasa melalui lapisan pakaian tipisnya. "Kamu jelas merasakan yang aku rasakan."

Chapitre suivant