webnovel

Tuan Muda Datang!

Éditeur: Wave Literature

Orang-orang yang saat itu ada di sana hanya bisa menghela nafas panjang melihat perilaku Huo Tianyu dan Lin Ya terhadap Chi Wan. Huo Tianyu bersikap sangat lembut kepada Lin Ya, membuat semua orang yang ada di sana merasa iri! 

Hanya Yun Shanshan yang akan muntah karena melihat hal menjijikkan itu!

Dalam benak Chi Wan hanya ingin menyaksikan langsung bagaimana terpuruknya Lin Ya, ketika Huo Tianyu telah menemukan batu loncatan yang lebih baik lagi daripada Lin Ya. Ketika pada saat itu tiba apakah mungkin Lin Ya masih bisa tersenyum senang seperti yang dilakukannya saat ini bersama Huo Tianyu? 

"Chi Wan, bagaimana dengan pacarmu yang sekarang? Setelah konferensi pers kemarin, kenapa dia tidak menampakkan diri sama sekali, atau mungkin kalian sudah putus ya? Hei… aku harap itu tidak benar. Terlalu cepat bagi kalian untuk putus, kamu nikmati dulu saja masa-masa berpacaran dengannya!"

Lin Ya sekali lagi mengucapkan pernyataan dengan kata-kata yang agak kejam kepada Chi Wan dengan ekspresi sinis yang cukup puas untuk menghinanya.

Chi Wan menyeringai, dan sama sekali tidak menanggapi perkataan Lin Ya.

Jika menanggapi perkataannya sama saja seperti menambah kesalahan baginya. akan jauh lebih baik diam saja. 

Tetapi Lin Ya tidak ingin melepaskan Chi Wan, ia sudah lama ingin melakukan hal itu kepada Chi Wan. Lin Ya memiliki prasangka buruk kepada Chi Wan. Menurutnya selama tiga tahun Chi Wan hanya mengandalkan Huo Tianyu! 

"Kamu tidak menanggapi perkataanku sama sekali, apakah itu berarti semua yang kukatakan itu memang benar? Aiya, ini masih baru beberapa hari kalian jadian dan sekarang sudah menyedihkan! Sebenarnya, kamu sangat beruntung. Meskipun Tuan Muda Wen telah putus denganmu, tetapi ketika dia menjadi pacarmu beberapa hari kemarin bukankah merupakan berkah bagi kamu karena dia telah membuat hidupmu menjadi lebih baik. Saya juga tahu pasti biaya perpisahan kalian tidak murah..."

Lin Ya melihat Chi Wan tidak bisa berkata apa-apa. Dia merasa bangga dalam hatinya karena telah menyindir Chi Wan. Dia mengeratkan pegangannya pada lengan Huo Tianyu dan kata-katanya semakin menyakitkan.

"Hei, aku pikir aku bisa memberikan sedikit informasi kepada media, bahwa Chi Wan sedang menderita karena dibelenggu oleh tipu muslihat Tianyu dan itu bisa membuat drama kita sangat sensasional. Bagaimana menurutmu?" 

Huo Tianyu mengepalkan jari-jari tangannya, alisnya pun berkerut dan ia jelas tidak senang dengan apa yang dibicarakan Lin Ya.

Chi Wan menatap mata Huo Tianyu, namun Huo Tianyu tidak paham dengan tatapan mata Chi Wan padanya, Chi Wan bermaksud agar Huo Tianyu bisa membantunya menghindari perkataan Chi Wan yang semakin menyakitkan itu.

Namun, Ketika Chi Wan memberikan isyarat dengan menatap mata Huo Tianyu, pada saat itu Huo Tianyu tidak melihatnya. 

Tatapan mata Chi Wan tenang dan dalam. Pandangan matanya lurus kedepan terlihat begitu anggun, dia seperti seorang wanita sosialita terkenal yang sedikit sombong.

Dibandingkan dengan Chi Wan, Lin Yan hebat dalam bersilat lidah dan ia juga sangat ceroboh.

"Lin Ya! Kamu jangan keterlaluan!"

Yun Shanshan yang berada di sebelahnya tersentak kaget dengan ucapan Lin Ya. Ia hanya ingin bergegas mengungkapkan argumennya dan telapak tangannya yang putih itu tiba-tiba berhenti di depannya, seakan-akan ia ingin menampar. 

Chi Wan menunjukkan senyum lega kepada Yun Shanshan. Ia menggelengkan kepalanya dengan lembut, "Nona Lin adalah seorang senior dan saya tidak sedang bercanda."

Suasana yang sedikit memanas diakhiri hanya dengan beberapa kata oleh Chi Wan. Anggota kru yang masih menunggu untuk melihat kejadian itu hanya terdiam dan berharap yang terbaik pada Chi Wan. Temperamen gadis ini sangat mengagumkan. 

Lin Ya tidak tahu apa penyebabnya tiba-tiba Yun Shanshan berteriak menjerit, dan berjalan ke depan Chi Wan. Dia mengulurkan tangannya dan bertepuk tangan dengan senyumnya yang mempesona, "Ini benar-benar masuk akal. Sepertinya ada beberapa hal yang benar dari apa yang telah aku katakan."

Suaranya terhalang dengan suara rem yang melengking, terdengar di telinga semua yang ada di sana.

Semua orang mencari sumber suara itu dan ternyata mereka melihat mobil Rolls-Royce hitam di parkir dalam posisi sepuluh meter jauhnya. 

Dua pengawal berjas hitam dengan sigap membuka pintu mobil.

Kemudian Ia keluar, menginjakkan kaki panjangnya ke tanah dengan anggun. Pesona Wen Mo sama seperti bintang yang jatuh dari langit. Kehadirannya saat itu membuat semua mata tertuju padanya.

Ia memakai baju setelan hitam yang dirancang dengan gaya yang elegan. Kancing baju yang sangat rapi, pesonanya memancarkan keberanian yang kuat dan penampilan seperti seorang bangsawannya. 

Bibirnya yang tipis tampak tersenyum. Dan raut wajahnya menggambarkan ketidakpedulian.

Chapitre suivant