Xia Wanan yang pertama berjalan keluar dari dapur sambil membawa sepiring buah. Dia mendengar obrolan terakhir antara Xia Chenan dan Qin Shujian.
Dia mendengar Xia Chenan, lagi-lagi, memanfaatkan kepolosan Qin Shujian dengan tidak manusiawi. Tanpa sadar Xia Wanan ingin mengambil potongan tomat dari piring yang dibawanya dan melemparnya ke belakang kepala Xia Chenan.
Sial, kakak kandungnya ini benar-benar menyebalkan. Tidak bisakah Xia Chenan membedakan mana yang harus dikatakan dan mana yang tidak boleh dikatakan?
Xia Wanan melihat Qin Shujian mengangguk sungguh-sungguh pada Xia Chenan dengan ekspresi tulus dan serius tepat sebelum dia sempat memukul kakaknya. Kemudian Qin Shujian berkata, "Cheng An, kita harus punya anak secepat mungkin."
Saat itu, Xia Wanan tiba-tiba merasa seperti ada benda besar yang tersangkut di tenggorokannya. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Apakah harus menangis atau tertawa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com