webnovel

Dia Melihat Cahaya dan Melihat Wanita Itu (2)

Éditeur: Wave Literature

Setelah Xia Wanan menutup pintu, beberapa detik kemudian dia mendengar suara seseorang tengah menekan tombol kata sandi pintu apartemennya.

Xia Wanan secara reflek menolehkan kepalanya dan melihat pintu ditarik dari luar. Dia melihat Han Jingnian yang masih memakai jas kerja dan sepatu kulit berjalan memasuki apartemen.

Han Jingnian juga tidak mengira kalau setelah membuka pintu akan langsung bertemu dengan Xia Wanan. 

Kedua orang itu saling diam, tidak mengucapkan apapun, jadi mereka hanya berdiri diam di depan pintu selama beberapa saat.

Sebelumnya, Xia Wanan lah yang selalu berinisiatif untuk menyapa lebih dulu pada Han Jingnian. Meskipun setelah selesai menyapanya, Han Jingnian tidak pernah sekali pun membalas sapaan atau bermaksud untuk mengatakan kalimat asal untuk membuat Xia Wanan senang, tapi hari ini Xia Wanan tidak ingin menyapanya duluan. Suasana hatinya hari ini sangat buruk karena terngiang-ngiang akan kalimat yang diucapkan Han Jingnian tadi. Xia Wanan pikir kalau seandainya menyapanya lebih dulu, mungkin seperti sebelumnya, juga seperti biasa, Han Jingnian tidak akan menjawabnya. Seperti sebuah pot yang sudah pecah, maka tidak akan bisa kembali utuh sempurna lagi. Jadi Xia Wanan mengacuhkan Han Jingnian dan langsung membuka lemari untuk mengambil sandal rumah.

Xia Wanan mengganti sepatunya dengan sandal rumah lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya, sementara Han Jingnian masih tetap berdiri di depan pintu.

"Tunggu."

Xia Wanan tidak menduga kalau Han Jingnian yang berada di belakangnya yang berinisiatif mengawali pembicaraan.

Xia Wanan begitu tertegun hingga tidak bisa bicara untuk merespon Han Jingnian. Dia hanya berhenti melangkahkan kaki dan tidak menoleh untuk melihatnya. 

Melihat Xia Wanan tidak merespon, Han Jingnian melangkahkan kakinya mendekat padanya. "Punyamu." 

Xia Wanan sedikit melirik ke samping dan melihat itu adalah ponsel yang dia tinggalkan di ruang kantor Han Jingnian.

Xia Wanan hanya menjawab, "Oh," kemudian langsung mengambil ponselnya. Melihat Han Jingnian tidak mengatakan apa-apa lagi, dia kembali melangkah menuju kamar. 

Xia Wanan tidak mandi semalam. Hal pertama yang dilakukan setelah masuk ke kamar tidur adalah mengisi baterai ponselnya, kemudian pergi mandi. Ketika Xia Wanan selesai mandi, entah sejak kapan tiba-tiba Han Jingnian sedang mandi di kamar sebelah dan mengganti bajunya di ruang ganti.

Bukankah sekarang masih siang hari? Apa Han Jingnian berencana menghabiskan waktunya sepanjang hari di rumah?

Sebenarnya Xia Wanan bertanya-tanya di dalam pikirannya. Namun dia masih berusaha tidak menganggap keberadaan Han Jingnian. Xia Wanan pun pergi ke kamar dan mengambil ponselnya.

Karena kemarin malam Xia Wanan tidak tahu ponselnya mati sejak jam berapa, sehingga ketika dia membuka WeChat, ada banyak pesan yang belum dibaca. 

Xia Wanan membacanya satu per satu, kemudian melihat pesan dari Song Youman pagi ini. 'An An, hari ini akhir pekan, apa sore nanti kau mau pergi belanja? Pegawai SKP mengirimiku pesan kalau ada banyak model baju baru di toko mereka minggu ini.' Selama dua tahun Xia Wanan menikah dengan Han Jingnian, dia selalu tidak sabar menanti Han Jingnian untuk pulang ke rumah. Dan hari ini adalah pertama kalinya Han Jingnian pulang pada siang hari, tapi untuk pertama kalinya juga Xia Wanan tidak ingin bersama dengannya.

Karena jika Xia Wanan melihatnya, dia akan langsung teringat dengan kata-kata yang diucapkan oleh Han Jingnian di kantor tadi. 

Xia Wanan sedikit ragu untuk memutuskan, namun beberapa detik kemudian dia membalas pesan Song Youman. 'Baiklah, kita akan bertemu nanti di SKP.'

Setelah melihat balasan dari Song Youman yang berisi, 'Ok,' Xia Wanan langsung pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.

Ketika Xia Wanan membawa tas dan bersiap untuk pergi, Han Jingnian tiba-tiba bertanya, "Kau mau pergi?"

Xia Wanan menjawab sambil memakai sepatu, "Ya."

Hari ini Han Jingnian sedikit lebih banyak bicara daripada biasanya. Setelah berpikir, Xia Wanan menambahkan kalimatnya, "Ada janji dengan teman."

Han Jingnian hanya menjawab, "Oh," dan tidak mengatakan apapun lagi.

Setelah selesai memakai sepatu, Xia Wanan membuka pintu untuk pergi keluar.

Setelah berjalan-jalan selama lebih dari 6 jam, Xia Wanan dan Song Youman berdiskusi untuk mencari tempat makan malam.

Dua orang itu memutuskan melakukan sesuatu yang menyenangkan, dengan tidak lupa menelepon Han Zhijin untuk datang dan membayar tagihan mereka berdua.

 ...

Han Zhijin yang tidak tahu kalau akan dijebak oleh mereka berdua, saat tahu Xia Wanan meneleponnya dia sangat senang. "Bibi, ada apa?

"Makan? Sekarang? Baiklah..."

Ketika Han Zhijin ingin menutup teleponnya, dia tiba-tiba teringat dengan Han Jingnian yang baru saja datang. "Hei ... Bibi, paman baru saja datang. Nenek dan ibuku tidak ada di rumah. Haruskah aku mengajak paman untuk ikut makan bersama dengan kita? Oh, tidak. Baiklah kalau begitu. Kalian tunggu sebentar, aku sebentar lagi akan sampai."

Setelah menutup teleponnya, Han Zhijin segera pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Dia tidak tahu kalau sebenarnya Han Jingnian sedang berdiri di depan kamarnya. 

Chapitre suivant