webnovel

Pembunuh

Éditeur: Wave Literature

Di sebuah perkampungan tak jauh dari kota Jiuhua, Nalan Ji sedang berjalan di sebuah terowongan rahasia di bawah tanah.

Terowongan itu sangat gelap dan lembab, tidak ada cahaya sedikitpun, bahkan tidak bisa menyalakan api.

"Tuan Muda." Panggil seorang pria bersuara lembut dan maskulin yang suaranya menggema. "Benda itu sulit dikendalikan, apakah kamu benar-benar akan menggunakannya?"

"Kaum ular adalah pembunuh yang tepat dan hebat. Kami telah melatih prajurit ini selama bertahun-tahun dan menghabiskan banyak sekali uang untuk melatih mereka. Jika tidak digunakan, bukankah akan jadi percuma?" Ujar seseorang dengan suara seram. "Jika ada sesuatu yang salah, mereka hanyalah monster gila, tak ada hubungannya dengan kita."

"Mereka semua benar-benar monster gila!" Suara yang terdengar menyeramkan itu kembali melanjutkan ucapannya. "Kami akan membiarkan pemilik toko kecil itu menguji taringnya yang tajam. Mereka yang mengganggu rencanaku harus mati!"

"Baiklah." Sebuah bisikan yang dalam terdengar di dalam kegelapan. Suaranya sangat misterius dan terdengar asing. Lalu, tiba-tiba ada cahaya yang menerangi seluruh jalan di terowongan tersebut. Jika dilihat dengan cermat, ada banyak jimat kertas emas yang menempel di sekitar dinding terowongan.

Jimat itu menempel hingga di ujung terowongan, dan di akhir terowongan ada sepasang mata gelap yang tampak jahat, terbuka perlahan.

"Pergilah dan bunuh pemuda yang bernama Fang Qi!"

...

"Apa?! Kamu membuka toko tapi tidak memperbolehkan kami main?" Tanya Nalan Hongwu sambil membelalakkan matanya.

"Kek, apakah kamu ingat taruhan yang kita buat tadi?" Tanya Fang Qi dengan santai. "Jangan membuat keributan dan bersikaplah seperti pelanggan yang lain. Anda sudah tua, jadi harus menepati janji."

Wajah Nalan Hongwu berubah menjadi suram setelah mendengar ucapan tersebut. "Tentu saja, aku akan menepatinya, tapi mana ada toko yang memiliki peraturan seperti tokomu ini?"

Fang Qi lalu menunjuk ke arah papan tulis kecil. "Peraturan di tokoku sudah tertulis dengan sangat jelas. Setiap orang hanya bisa bermain enam jam sehari."

Nalan Hongwu tidak bisa berkata-kata, lalu melirik ke arah papan tulis hitam dan melihat peraturan yang tertulis di sana. "Apakah peraturan itu sudah ada sebelumnya? Kenapa aku tidak mengingatnya?" Bisiknya pada tetua Fu.

"Iya, sudah ada sejak tadi." Tetua Fu menjawab dengan canggung.

Jawaban tersebut membuat Nalan Hongwu terdiam, lalu mengelus jenggot putihnya sambil berpikir. Kemudian ia melambaikan tangannya di udara. "Kenapa kamu membuat peraturan ini? Menurutku kamu tidak usah membuat peraturan seperti ini supaya bisa lebih banyak menghasilkan uang."

"Maaf, aku tidak akan mengubah peraturannya. Mereka yang tidak mematuhinya dilarang kembali ke sini lagi." Ujar Fang Qi sambil memasang muka datar.

"Lagi pula aku akan segera tutup, jadi kalau kalian ingin bermain, silakan datang kembali besok pagi." Ujar Fang Qi lalu melihat langit di luar. "Bukankah tadi Anda bilang kalau komputer ini hanyalah artefak spiritual yang menciptakan ilusi? Kenapa kalian begitu keras kepala dan asal bicara?"

Ucapan tersebut membuat Nalan Hongwu malu, karena tadi ia memang berkata seperti itu.

Ia berkata seperti itu tanpa berpikir panjang. Tapi berani-beraninya Fang Qi menyebutnya asal bicara?

Ia harus segera pergi dari sini sebelum dirinya menjadi semakin malu dan kehilangan muka.

"Aku tidak bilang kalau aku menyukainya. Artefak spiritual di sini lebih rumit dan unik daripada artefak spiritual lainnya. Besok aku akan datang lagi untuk mempelajarinya." Ujarnya lalu segera keluar dari warnet.

Setelah Nalan Hongwu dan tetua Fu meninggalkan toko, wajah tua Nalan Hongwu tampak sedang berpikir keras.

Setelah Fang Qi menyuruh Nalan Hongwu dan tetua Fu untuk keluar dari tokonya, ia pun menutup tokonya.

Ia menyapu warnetnya dan menyeka keringat di dahinya lalu berpikir, 'Sepertinya aku benar-benar butuh pegawai untuk di bagian kasir dan menyapu lantai.'

Fang Qi kemudian menepuk dahinya. Sebenarnya ia sudah merencanakan hal ini sejak lama, tapi belum merealisasikannya. Sekarang warnetnya sudah berkembang pesat, sudah seharusnya ia bisa mencari pegawai.

"Bagaimana kalau besok aku membuat pemberitahuan lowongan kerja?" Tanya Fang Qi sambil menggosok dagunya. "Itu ide yang bagus." Imbuhnya.

Setelah naik ke lantai atas, ia pun duduk bersila di ranjangnya.

Ia jadi kurang tidur karena perkembangan kekuatannya.

Karena itulah yang ia butuhkan di malam hari bukanlah istirahat, melainkan berkultivasi.

Sayangnya, sekarang ia masih belum bisa mempelajari banyak hal. Keterampilan bertempur di Resident Evil dapat membantu meningkatkan keterampilan tempur jarak dekat, dan peluncur roket adalah senjata mematikan jarak jauh. Sedangkan keterampilan paladin adalah bermeditasi untuk mengumpulkan Wu Qi di dalam tubuhnya.

Karena ia tak memiliki banyak pilihan, Fang Qi mempelajari apapun yang datang kepadanya.

Ia hanya bisa mengandalkan ingatannya tentang pertempuran.

Bakat Wu Qi bukanlah sesuatu yang bisa ia latih dengan mudah, namun berkat virus T, dan ingatan serta pengendalian kekuatannya bisa meningkat. Selain itu ia sering menggunakan keterampilannya saat bermain. Jadi meskipun ia tidak terlalu mahir, ia masih bisa menggunakannya dengan sangat baik.

Ketika ia sedang fokus berkultivasi, bayangan aneh tiba-tiba muncul di langit-langit kamarnya.

Bayangan itu meluncur di langit-langit kamarnya tanpa suara. Bayangan itu seperti ular yang perlahan-lahan mendekat ke arah Fang Qi.

Hal itu sangat mengganggu Fang Qi karena tidak bisa konsentrasi penuh, dan membuat Wu Qi di dalam tubuhnya menolak untuk berkumpul.

[Ada keanehan yang terdeteksi]

Suara dari sistem tiba-tiba terdengar di kepalanya.

[Sejumlah keanehan yang besar terdeteksi dari arah jam 12. Waspadalah]

"Keanehan? Arah jam 12?" Fang Qi kemudian segera mendongak dan melihat ke atas.

Tiba-tiba sepasang mata emas menatapnya dengan tatapan dingin. 

Begitu ia melihat mata itu, Fang Qi merasa seperti tersedot ke dalam pusaran air raksasa yang tak terlihat.

Ia ingin pindah, tapi tidak bisa. Tubuhnya terasa lebih berat daripada sebelumnya, seolah ada sesuatu yang menahannya.

"Bagaimana ini bisa terjadi?!" Dengan kekuatannya saat ini, ia tidak mungkin bisa melawan. Serangan ini mungkin karena mantra.

'Apakah ada kultivator yang datang ke sini?!'

Tetapi sepasang matas emas yang ia lihat itu tak terlihat seperti milik manusia.

"Iblis?!" Fang Qi terkesiap. Saat berada di dunia ini, Fang Qi telah bertemu dengan prajurit dan kultivator, tapi ia belum pernah bertemu dengan iblis.

Apalagi monster jahat seperti itu bisa menekannya hanya dengan sekali lihat.

Di sisi lain, ada seorang laki-laki yang duduk di atas atap bangunan. Laki-laki itu memiliki wajah lonjong yang memiliki sisik hitam di seluruh pipinya. Lelaki itu juga memiliki sepasang mata emas.

"Apakah aku akan dibebaskan hanya dengan membunuh manusia yang tidak berguna ini?" Tanyanya dengan tatapan yang memancarkan aura membunuh. Di sisi lain, Fang Qi hanya bisa melihat seekor bayangan ular raksasa di kamarnya. Ular itu membuka mulutnya dan bersiap untuk menggigit Fang Qi.

Chapitre suivant