webnovel

Semoga Masa Depanmu Cerah

Éditeur: Wave Literature

Ujian akhir kelas Persamaan Diferensial Dasar adalah awal dari rentetan ujian yang harus dilakukan oleh para mahasiswa, dan seiring berjalannya waktu, ujian yang harus mereka hadapi menjadi semakin rumit. Bahkan, ujian terakhir yang harus mereka hadapi membuat mereka hampir saja pingsan karena tingkat kesulitannya. Sudah menjadi keajaiban bagi para mahasiswa bahwa mereka tidak botak karena semua ujian tersebut.

Yah, sebenarnya bagi Luzhou, ujian-ujian itu biasa saja.

Tidak seperti yang lain, ia pusing dengan urusan kelas politik.

Saat ini, urusan politik membuatnya pusing. Walaupun ia tidak sampai pusing tujuh keliling seperti para mahasiswa lainnya, terkadang ia dipaksa untuk membicarakan politik dan undang-undang…

Bahkan, untuk urusan ini, Direktur Zhang Zhusheng pun mencarinya, sosok yang sudah tidak ia lihat beberapa semester belakangan ini.

"Luzhou, nilai-nilai kelas politik-mu tidak cukup, dan ini akan menyulitkanmu karena nilai kelas tersebut cukup berpengaruh. Awalnya, kamu bergabung dalam kelas ini karena saran dari kepala jurusan, namun pencapaian-mu tidak cukup. Akhirnya, Komite D, memastikan kamu masih bisa menjadi anggota, dan memutuskan bahwa kamu punya dua pilihan. Mengumpulkan aplikasi masuk lagi, atau mengulang. Bagaimana?"

Setiap tahun, beberapa mahasiswa dapat menjadi calon komite, dan biasanya mereka akan diangkat menjadi ketua, sekretaris, atau anggota.

Jika nama Luzhou terpilih, ia akan menjadi ketua, dan jabatan lainnya akan diberikan kepada calon lainnya.

Tidak apa-apa, sebagai mahasiswa teladan, ia memiliki banyak pilihan.

Sebenarnya, tidak ada orang dalam komite D yang bisa bersanding dengan dirinya, sosok yang berhasil membuktikan Teori Zhou. Walaupun Komite D tidak puas dengan pencapaiannya, setidaknya mereka memutuskan untuk menawarkan solusi.

Namun, Luzhou tidak mau.

Mengapa mereka melakukan itu tanpa memberitahunya terlebih dahulu?

Apa aku sudah bilang aku mau masuk?

Luzhou berdehem, dan memutuskan untuk menolak, "Apa boleh aku tidak ikut? Aku benar-benar tidak tertarik."

Ia tidak tertarik sama sekali untuk terjun ke dunia politik ataupun mengikuti tes-tes pegawai negeri sipil suatu hari nanti.

Dalam dunia akademik, kualifikasi, latar belakang, guru, teknik belajar, semuanya sangat penting… Namun, yang terpenting adalah kepandaian dan bakat.

Tidak, tunggu. Kutarik kembali, masih ada Penghargaan Fields.

"Kamu tidak mau?" Direktur Zhang terbelalak, "ini adalah kesempatan emas, kamu tidak akan mendapatkannya dua kali! Apa kamu yakin?"

Dari sudut pandang 'orang yang berpengalaman', Direktur Zhang berharap Luzhou setidaknya akan mempertimbangkan tawaran itu. Setelah mendengarkan beberapa sesi dari Komite D, dan menulis laporan beberapa halaman, seharusnya tidak terlalu sulit…

Menurutnya, membuang kesempatan itu adalah hal yang aneh.

Tapi bagi Luzhou, 'laporan' yang harus ia tulis itu tidak lebih dari sekedar kata-kata sopan yang menyembunyikan kepalsuan. Waktu yang digunakan untuk mendengarkan sesi tersebut lebih baik digunakan untuk membuat dua makalah. Lagi pula, ia tidak menghabiskan waktunya sehari-hari dengan menganggur juga…

Kemudian Luzhou bertanya, "Apa aku benar-benar diwajibkan untuk ikut?"

Mendengar pertanyaan itu, Direktur Zhang terdiam dan menggeleng, "Tidak... Kalau begitu, akan kukatakan keputusanmu pada pihak administrasi sekolah."

Luzhou menggangguk dan berkata, "Terima kasih atas tawarannya, Pak."

Sebenarnya, Direktur Zhang tidak ingin melihat seorang mahasiswa hebat membuang 'kesempatan emas' yang tidak akan datang dua kali. Ia sangat ingin berusaha meyakinkan Luzhou, namun tiba-tiba telepon genggam-nya berdering.

"Halo, Dosen Wu, ya? Ada apa?"

"Apa? Kamu ingin memulai proyek baru? Tentu saja mau!"

"Baiklah, baiklah! Aku akan segera ke sana!"

Direktur Zhang menjauhkan teleponnya selama beberapa saat, dan melanjutkan pembicaraannya dengan Luzhou, "Dosen pembimbing-ku meminta bantuanku, ada proyek riset saintifik yang sulit. Pikirkanlah urusan ini sendiri, dan pikirkan dengan matang-matang. Walaupun kamu sebenarnya tidak tertarik, kusarankan untuk masuk, demi masa depanmu. Lakukan apa yang kamu inginkan."

"..." Luzhou hanya terdiam.

Kok rasanya Direktur Zhang ini sedang membual, ya…

Luzhou segera mengambil rapor-nya dan berjalan keluar dari kantor.

Tiba-tiba, Direktur Zhang memanggilnya setelah menutup telepon.

"Tunggu, ada satu hal lagi."

Luzhou menoleh dan berjalan kembali, "Ada apa?"

Direktur Zhang lalu berkata, "Jangan lupa, setelah tes ujian akhir, bersiap-siaplah untuk acara tanggal 10 Januari."

Luzhou tidak memiliki rencana untuk kembali secepat itu––ia masih harus berpartisipasi dalam pertemuan di Princeton. Namun, ia ingin tahu apa yang akan terjadi pada hari itu.

Luzhou lalu bertanya, "Apa ada masalah?"

Direktur Zhang tersenyum, "Kamu telah terpilih menjadi salah satu dari 10 mahasiswa teratas Universitas Jinling, dan akan mendapatkan beasiswa. Jangan lupa, siapkan pidato untuk penyerahan penghargaan."

...

Akhirnya, masa ujian telah selesai. Suasana riuh sangatlah terasa di seluruh kawasan universitas.

Tidak peduli hasil ujian-nya, yang penting masa ujian sudah selesai.

Sebelumnya, ujian-ujian untuk para mahasiswa S2 pun sudah selesai, sehingga sekarang mereka merayakan keberhasilan bersama dengan para mahasiswa S1.

Luzhou dan Chen Yushan duduk saling berhadapan di KFC depan kampus. Mereka memesan paket hamburger dan Coca-Cola.

Tidak disangka, mereka berdua sebenarnya sama-sama menyukai junk food.

"Bagaimana ujianmu?" Tanya Luzhou.

Chen Yushan menyunggingkan senyum bangga, dan bibirnya yang merah merona terlihat semakin menawan, "Semuanya baik-baik saja. Aku sekarang fokus bersiap-siap untuk wawancara."

"Selamat, ya. Hebat sekali." Ujar Luzhou.

Kemudian Chen Yushan menjawab dengan penuh percaya diri, "Tentu saja! Bagaimana dengan ujianmu?"

Luzhou menghela nafas, "Ada sedikit masalah di kelas politik, namun ujian-ujian lainnya sangat mudah, dan mendapatkan nilai sempurna bukanlah masalah."

Chen Yushan ikut menghela nafas, "Tenang saja, nilai rata-rata bukanlah masalah, kamu kan murid teladan. Ah, aku hampir lupa kalau kamu adalah mahasiswa terbaik dari Departemen Matematika. Jika kamu ada kesulitan, Direktur Zhang mungkin bisa membantumu."

Luzhou tersedak Coca-Cola lalu terdiam, kemudian terbatuk lagi, "Kamu ini ada-ada saja."

"Mungkin." Chen Yushan meminum Cola dari gelasnya dan tersenyum, "hei, selain itu, kamu akan masuk tahun ketiga setelah ini, dan masa depanmu semakin cerah. Apa kamu sudah ada rencana?"

Luzhou berpikir selama beberapa saat kemudian membalas, "Aku belum terlalu memikirkannya, namun semester depan aku mau mengambil gelar S1 bidang Fisika."

"Hebat sih, tapi… Bukankah Fisika dan Matematika berbeda jauh? Apa kamu yakin bisa melakukan dua hal berbeda seperti itu?" Tanya Chen Yushan.

"Tidak apa-apa, soal-soal fisika dapat diselesaikan dengan konsep-konsep dan ilmu yang diajarkan dalam matematika. Ditambah lagi, banyak sekali rumus fisika yang memiliki dasar dalam rumus matematika." Ujar Luzhou.

"Bagaimana dengan selanjutnya? Apa kamu mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri? Aku dengar, Universitas Princeton memiliki prestise yang tinggi dalam matematika. Seharusnya, kamu tidak akan kesulitan untuk mengajukan beasiswa ke sana."

Luzhou berpikir selama beberapa saat lalu menjawab, "Mungkin. Untuk saat ini, aku tidak ada rencana belajar di luar negeri, mungkin akan kupikirkan setelah aku selesai S1. Menurutku, Jinling memiliki suasana yang cocok untukku."

Sebenarnya, ia sudah memikirkan tentang studi di luar negeri.

Setelah mendapatkan hadiah 1 juta Yuan itu, masalah terbesarnya, yakni masalah keuangan, sudah selesai dan ia bisa saja melanjutkan pendidikan di tempat-tempat seperti Princeton atau Universitas California.

Namun, ia masih tidak tahu apakah lingkungan baru akan cocok untuknya.

Nanti, di bulan Februari, ia akan mengikuti pertemuan di Universitas Princeton. Saat itu, ia bisa belajar sembari berkunjung dan melihat suasana universitas yang terkenal karena departemen matematika-nya itu.

Luzhou benar-benar ingin tahu seperti apa suasana universitas legendaris tersebut.

"Tahun depan, aku akan lulus dan pindah universitas, kita tidak akan bisa sering bertemu seperti ini. Aku tidak akan bisa membantumu lagi seperti sekarang. Mari bersulang demi masa depan yang cerah!"

Luzhou berkata dalam hati, bukankah gadis ini yang sering meminta bantuannya dalam urusan soal-soal matematika?

Namun, ia lebih fokus pada bersulang untuk masa depan yang cerah.

Luzhou mengangkat gelas Coca-Colanya dan berteriak, "Semoga kita memiliki masa depan yang cerah!"

Chapitre suivant