webnovel

Jangan Sampai Kalah Sebelum Memulai

Éditeur: Wave Literature

Luzhou keluar dari Sistem dan semuanya langsung menjadi gelap.

Tiba-tiba, ia menyadari bahwa ia telah meminum kapsul konsentrasinya yang terakhir, tepat sebelum memasuki Sistem.

Saat ia terbangun, hari sudah pagi. Satu hari telah berlalu.

Tidak seperti malam-malam sebelumnya, kali ini tidurnya sangatlah nyenyak. Ia tidur lebih cepat dari biasanya, dan masih ada cukup waktu untuk belajar lagi.

Satu-satunya hal yang membuat pagi ini tidak sempurna adalah buku Pengenalan Desain IC yang basah karena air liurnya.

Untung saja bekasnya tidak terlalu kelihatan, dan bisa hilang jika dijemur dua menit di bawah sinar matahari.

"Belajar siang dan malam seperti ini benar-benar tidak manusiawi." Ucap Luzhou sambil meregangkan punggungnya yang sakit.

Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi, dan bangunan kampus masih sepi. Dari jendela, terlihat banyak sekali orang-orang yang berlarian di tanah lapang.

Dengan membawa handuk-handuk dan sikat gigi yang tersimpan di dalam tasnya, Luzhou segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mencuci muka, sebelum berjalan ke kantin di bawah hangatnya cahaya matahari pagi.

Seperti biasa, ia membeli dua roti kukus dan satu botol susu kedelai, kemudian duduk di pinggir kantin. Sembari makan, ia mengusap layar HP nya.

Pertama-tama, ia mengecek Weibo dan melihat bahwa topik paling populer adalah tentang para selebritis. Ia sama sekali tidak tertarik, dan terus mengusap layarnya untuk melihat topik-topik lain, namun tidak ada yang berubah. Sepertinya, tidak ada perubahan dari beberapa waktu lalu, dan jumlah unduhan masih berada di titik puluhan ribu.

Setelah melihat sekilas berita, Luzhou segera mematikan aplikasi Weibo, dan masuk ke dalam akun khusus pembuat aplikasi. Saat masuk, ia melihat bahwa jumlah unduhan aplikasi-nya sudah mencapai 500 ribu kali, dan pertumbuhan jumlah unduhan bisa dikatakan stabil.

Saat ini perkembangannya cukup lumayan, namun ia tetap harus bekerja keras.

Jika dibandingkan dengan aplikasi pemesanan tiket pihak ketiga lainnya, jumlah itu masih terlalu kecil.

Dengan mata mengantuk dan sebuah roti kukus mentega, Luzhou membuka aplikasi WeChat dan melihat daftar teman.

[Shi Shang: Pesan Terusan: Pemberitahuan Tentang Babak Semifinal Pertandingan Basket Kampus]

Hm…

Sama sekali tidak tertarik, ia hanya menyentuh bagian 'suka' untuk menunjukkan bahwa ia telah membacanya.

Luzhou menggigit kuenya dan terus mengusap layar HP untuk melihat pesan-pesan di bawahnya.

[Lin Yuxiang: Model Matematis sangatlah sulit, dan waktu lomba akan tiba sebentar lagi. Sebaiknya segera mencicil! ~ (Semangat)]

Di dalam unggahan tersebut terdapat foto seseorang yang membawa buku di salah satu tangan, dan pose dua jari dengan tangan lainnya.

"…." Luzhou terdiam melihatnya.

Bagaimana caraku menjaga jarak dari orang ini?

Ah, lupakan. Ku urus nanti saja setelah urusan lomba selesai.

...

Di sekitar gedung kampus, terpasang berbagai macam lampu berwarna-warni sebagai hiasan, dan pita-pita berbagai warna digantung pada pohon Phoenix dan lampu-lampu jalan. Suasana di sana sangatlah riuh, persis seperti sebuah perayaan.

Mobil di depan gerbang sekolah berhenti satu-persatu di depan titik-titik pengisian formulir yang sangat ramai. Para orang tua sibuk membawa koper dan membantu anak-anak mereka untuk mengisi formulir. Selain itu, mereka juga sibuk memainkan HP mereka. Saat jam menunjukkan pukul 8, tempat itu sudah sangat ramai, dan jalan di depan asrama benar-benar terhalang.

Saat melewati tanah lapang itu dan memandang keramaian dari kejauhan, Luzhou mengingat hari saat ia melakukan hal yang sama untuk pertama kalinya. Waktu itu, Ibunya sedang dirawat di rumah sakit, dan Ayahnya tidak bisa mengantarnya, jadi ia pergi ke kota asing ini sendirian dengan kereta cepat.

Hari itu adalah pertama kalinya ia pergi jauh.

Jika dipikir-pikir, waktu benar-benar berlalu dengan cepat. Sudah lebih dari satu tahun berlalu semenjak kejadian tersebut.

Dalam kerumunan orang-orang, ia melihat dua orang sosok yang tidak asing.

Salah satunya adalah Wu, Si Tambun yang sedang mengenakan kaus Unicom. Dengan tubuh yang berkeringat, ia bersama-sama dengan beberapa junior pekerja paruh waktu berusaha meyakinkan para orang tua untuk pergi ke toko Unicom. Setiap kali Luzhou memulai sekolah, Wu terlihat jauh lebih sibuk daripada para anggota Himpunan Mahasiswa. Para anggota Himpunan Mahasiswa sibuk menyambut mahasiswa baru, sementara dia sibuk mencari uang.

Satunya lagi adalah Lin Yuxiang. Gadis itu mengenakan terusan putih biasa, dan sedang sibuk menyapa seorang mahasiswa baru dengan senyum di wajahnya, sembari memberikan sebuah formulir. Wajah mahasiswa baru yang menerima formulir itu memerah karena malu.

Walaupun ia adalah seorang Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa, semua anggota harus mendengarkan perintah, dan ia mendapatkan pekerjaan yang paling melelahkan, yaitu menerima mahasiswa-mahasiswa baru.

Luzhou merasakan hatinya bergetar.

Ia tidak tahu banyak tentang Himpunan Mahasiswa, ia hanya mendengar sedikit tentang organisasi tersebut saat Ketua Kelas mereka membicarakan organisasi itu.

Mengetahui Luzhou sedang melihatnya, Lin Yuxiang tersenyum kecil sambil melambaikan tangan dan menyapanya.

Lu Zhou pun mengangguk dan membalas sapaan tersebut, namun ia segera melanjutkan perjalanan menuju kamarnya.

Setelah tiba di kamar…

Saat ia membuka pintu, ia seketika teringat akan Kakak Fei.

"Luzhou, kamu tidak pulang semalaman, apakah kamu sedang sibuk? Aku mencoba menelponmu, tapi tidak bisa."

"Aku begadang untuk belajar." Ucap Luzhou sambil meletakkan tasnya di meja dan menjawab dengan santai.

Liurui yang sedang sibuk mempelajari buku fisika segera berteriak, "Dasar curang!"

Huang Guangming yang bersantai di tempat tidur dan bermain HP hanya menghela nafas. "Dia sudah bukan mahasiswa teladan lagi, dia itu sudah mahasiswa tingkat dewa. Apa kamu kemarin sudah mencapai surga?"

"Aku sudah hampir mencapainya, karena itulah aku hampir terlambat masuk kuliah." Luzhou menguap lalu duduk di kursi, kemudian ia membuka laptop untuk masuk ke toko online dan mencari laptop baru.

Setelah membayar uang semester, ia masih punya lebih dari 40 ribu yuan, sehingga ia membeli laptop paling mahal dengan harga kurang dari 20 ribu yuan bukanlah masalah. Kecerdasan buatan yang ia dapatkan masih tersimpan dalam Sistem-nya, dan ia ingin segera mempersiapkan sebuah alat untuk meletakkan kecerdasan buatan tersebut.

Ia mengatakan hal tersebut dengan santai, namun kedua temannya terlihat sangat terkejut.

"Apa-apaan kamu? Apa ini liburan musim panasmu atau apa?" Ucap Shi Shang yang merasa sangat terkejut.

Huang Guangming menelan ludah dan tidak mengatakan apa-apa, namun jarinya berhenti memainkan HP nya.

Liu Rui tersenyum dan berkata, "Tahu tidak… Aku sudah membaca buku itu, tapi aku masih tidak mengerti."

Ekspresinya seperti mengatakan, 'Kamu tahu seberapa parah tekanan yang kurasakan saat liburan musim panas ini, kan?'

"..." Huang Guangming dan Shi Shang pun terdiam.

Mereka berdua tidak mengatakan apa-apa, dan hanya memberi tatapan penuh dengan belas kasihan.

Tanpa menyadari ekspresi para teman-teman sekamarnya, Luzhou melihat-lihat pilihan laptop yang tersedia di toko online tersebut, dan akhirnya memilih HP Zbook 15 yang rilis tahun ini.

Sebenarnya, laptop tersebut bukanlah 'laptop', namun lebih mirip seperti komputer kerja yang bisa dibawa kemana-mana. Kekuatan prosesor dan performa-nya lebih baik daripada laptop gaming, atau laptop mahal pada umumnya, dengan kecepatan dan resolusi gambar yang tinggi.

Tentu saja, ada harga ada kualitas, dan harga tertinggi laptop itu mencapai 25 ribu yuan. Jika digunakan untuk bermain game, akan sangat sayang sekali.

Namun Luzhou mengingat disk U dengan kecerdasan buatan yang tersimpan dalam Sistem-nya, dan akhirnya, dengan berat hati, ia menekan tombol 'beli'.

"Bangsat, teknologi gelap ini tidak bisa dimiliki orang sembarangan."

Tapi tidak ada jalan lain, dan jika ia ingin terus maju, ia tidak boleh mundur dulu sebelum memulai.

Kalau ia memilih laptop sampah, ia takut kecerdasan buatan itu malah akan menjadi kebodohan buatan.

Seketika itu juga, uangnya hanya tersisa sekitar 10 ribu yuan.

Sementara uang 500 ribu yuan yang ada di akun bank perusahaan-nya akan sangat dimonitor. Itu bukan berarti ia tidak bisa menggunakan uang itu untuk dirinya sendiri, namun jika berani melakukannya, ia akan meninggalkan catatan hitam.

Mungkinkah akan ada yang berpikir kalau pihak universitas tidak akan tahu?

Hah, orang-orang seperti itu hanya menipu dirinya sendiri. Untuk perusahaan kecil seperti dirinya, pembukuan akan ditangani oleh Departemen Statistik, dan saat ia meminjam uang waktu itu, sebagian uang sudah digunakan untuk mempekerjakan akuntan profesional.

Uang pertama untuk memulai perusahaan telah dihabiskan untuk membeli laptop untuk dirinya sendiri. Sebenarnya, ia merasa seperti telah mengecewakan Direktur Lu.

"Kuharap kecerdasan buatan ini akan puas dengan rumah barunya." Lu Zhou menghela nafas dan segera menutup laptop-nya.

Chapitre suivant