webnovel

Bab 35 ( Lihat Saja Nanti )

Setelah bercengkerama kurang lebih satu jam, Veronika akhirnya pulang ke rumah. Dan kantor menjadi kembali tenang. Pemberitaan kepulangannya itu juga lantas membuat semua karyawan yang ada di kantor bernapas dengan lega dan tenang kembali.

Meski masih banyak pekerjaan yang menanti mereka karena tentu saja pekerjaan itu selalu tidak pernah ada habisnya. Tapi semenjak mendengar Peri-kebersihan-kerapihan-dan-keindahan mereka pulang, seluruh karyawan bersorak dengan penuh kegembiraan.

Tak terkecuali Martha yang sejak tadi sudah cukup tegang. Dan ketika ia melihat keadaan sudah kembali kondusif, ia kemudian memutuskan untuk kembali bertanya pada Monica soal pertemuannya tadi siang dengan calonnya yang kedua.

"Kau belum menceritakan apapun soal pertemuanmu dengan calonmu yang kedua," tutur Martha memulai pembicaraan.

Ia mencari tahu lebih banyak soal suasana bosnya. Jika bosnya dalam suasana yang buruk, tidak baik jika ia melanjutkan obrolannya ini.

"Bagaimana? Apa dia tipe yang bisa dibujuk? Atau, dia justru malah tipe yang mengikuti saja perjodohan ini? Seperti calonmu yang sebelumnya?" ujar Martha menebak-nebak.

Monica yang baru saja mencoba untuk merilekskan dirinya sejenak di atas sofa, mengingat kembali pertemuannya dengan Haikal. Dengan ekspresi yang tanpa minat, Monica bertanya pada Martha.

"Apa kau masih ingat dengan Haikal?" tanyanya datar.

Martha mengerutkan keningnya, "Haikal? Haikal mana yang kau maksud?" tanyanya.

"Haikal Domani. Apa kau masih ingat padanya?" tanya Monica sekali lagi.

Martha merenung sejenak.

"Apa yang kau maksudkan adalah, Haikal Domani alumni sekolah kita yang terkenal jenius dan juga baik hati itu?" tanya Martha yang hanya bisa menangkap satu orang saja yang ia kenal yang bernama Haikal Domani.

Monica mengangguk. Membuat Martha kemudian bertanya lagi.

"Ada hubungannya dia dengan pertanyaanku tadi?" tanya Martha tidak mengerti.

Martha jelas-jelas menanyakan soal calon kedua Monica. Tapi bukannya menjelaskan bagaimana pertemuan pertama mereka, temannya sekaligus atasannya ini justru membahas oranglain?

Tunggu, apa jangan-jangan...??

"Dia adalah calonku yang kedua," jawaban Monica santai tapi cukup bisa dipahami. Martha serta merta langsung terkejut luar biasa. Ia menatap Monica dengan sangat serius.

"Are you seriously?? Dia.. calonmu yang kedua??" Martha berteriak dengan heboh. Menghentikan segala aktivitas yang baru saja dikerjakannya. Dan mulai mendekatkan diri pada Si Sumber Berita.

Bertanya dengan antusias adalah solusi dari segala keingintahuannya.

"Bagaimana itu bisa terjadi?! Bukankah sekarang seharusnya dia tidak berada di Indonesia? Kenapa dia bisa jadi calonmu yang kedua? Apa ada semacam konspirasi di sini??" tanya Martha dengan membabibuta.

Monica mengerutkan kening.

"Konspirasi macam apa yang kau bicarakan?" Monica membalas dengan malas, "Aku tidak tahu itu. Tapi yang jelas sekarang, Haikal sudah menjadi dokter tulang Daddy. Mereka bertemu di Kolombia. Dan sekarang setelah ia telah kembali ke Indonesia, Daddy memutuskan untuk mempertemukan dan menjodohkan kami."

Monica melewati sedikit cerita soal Daddy yang sudah ingin menjodohkannya dengan Haikal sejak pertama kali ia bertemu dengannya di kolombia. Dan Martha menanggapi ceritanya itu dengan mata yang berbinar.

"Kebetulan macam apa ini?" tanyanya tidak percaya, "Apakah ini yang disebut dengan kebetulan yang berjodoh?"

Monica tak menjawab. Ia memijat-mijat pelan kepalanya untuk menenangkan diri.

"Lalu, apa yang dikatakannya? Apa dia setuju?" tanya Martha antusias.

"Ya. Dan dia menyetujuinya dengan sangat serius. Aku tidak tahu lagi harus mengatakan apa," jawab Monica dengan setengah frustasi.

Martha tertawa.

"Aku sudah bisa menduganya. Sejak dulu dia memang selalu memberikan perhatian yang lebih padamu. Dan kau lihat sekarang! Dia ingin kembali mengejarmu?!" ungkap Martha yang tak lantas membuat Monica langsung menjawabnya.

Monica ingat bagaimana hubungannya dengan Haikal dulu, saat ia masih di bangku sekolah. Mereka memang bisa dikatakan cukup dekat. Walaupun sempat putus kontak untuk waktu yang cukup panjang, hal itu sama sekali tidak menutup kenyataan pada interaksi keduanya di masa lalu.

Mereka dulu bahkan adalah sahabat yang dekat. Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya. Haikal adalah salah satunya dari sedikitnya orang yang memperlakukan Monica secara berbeda.

Tapi karena Monica tidak ingin merusak hubungan persahabatan keduanya yang sudah terjalin solid, Monica memilih untuk tidak menganggap serius perhatian Haikal padanya kala itu. Monica selalu bersikap seperti biasa. Bahkan sampai hari perpisahan mereka.

"Aku masih tidak percaya kalau dia adalah calon yang dipilihkan Daddy untukku. Dari sekian banyak orang, kenapa harus Haikal yang terpilih?" Monica seolah bergumam sendiri.

"Bukankah aku sudah mengatakannya?" sebut Martha, "Itu adalah kebetulan yang berjodoh. Lantas, bukankah itu berita yang baik? Calonmu adalah orang yang berkompeten. Tidak hanya satu tapi dua sekaligus. Tidakkah kau seharusnya mensyukuri itu dan mengubah rencana?"

Monica menyipitkan kedua matanya mendengar pernyataan Martha.

"Ini artinya, kau harus membuat keputusan untuk memilih salah satu diantaranya. Jika seperti yang kau katakan kau tidak menyukai calonmu yang pertama. Bukankah calonmu yang kedua jauh lebih baik? Kau sudah kenal dengannya cukup lama. Kita sama-sama tahu bahwa Haikal adalah laki-laki yang baik. Lalu, apa lagi yang kau tunggu?!" desak Martha.

Membuat Monica kelimpungan.

"Masalah ini tidak semudah itu!" balas Monica.

"Kau tahu dengan jelas bagaimana perasaan Haikal padaku. Walaupun aku tidak tahu apa perasaannya itu masih sama seperti yang dulu atau tidak. Tapi untuk memulai suatu hubungan dengannya itu terlalu.." Monica tidak tahu kata apa yang tepat untuk menggambarkan pikirannya. Hingga kemudian Martha mencoba menyambungkannya.

"Beresiko maksudmu?" lanjut Martha.

"Ya, kau benar. Masih terlalu sulit untukku membuka diri. Dia hanya muncul di waktu yang salah. Bukankah itu artinya kami tidak berjodoh?" balas Monica.

Martha memutar kedua bola matanya.

"Ayolah... jangan berpikir terlalu serius, Monic. Haikal tidak sama dengan Hen~ maksudku Si Sapi Gila itu. Dia sepuluh ribu kali lipat lebih baik darinya. Aku yakin dia adalah cowok yang setia. Buktinya dia masih menginginkanmu hingga sekarang."

"Justru itu, karena keinginannya itu aku jadi sulit untuk memilihnya,"

"Kenapa?"

"Karena dia hanya aku anggap seperti keluargaku sendiri. Dan itu pernah lebih," terang Monica yang langsung membuat Martha tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Martha tahu bagaimana Monica.

Wanita ini adalah pribadi yang sangat keras dan teguh pada keyakinannya sendiri. Jika dia sudah menolak untuk menerima Haikal, atau siapa pun itu, Monica akan selalu bersungguh-sungguh.

"Jadi kau tidak akan memilihnya untuk menjadi calonmu?" tanya Martha mencoba mengambil kesimpulan.

Monica menggeleng.

"Entahlah. Kita coba lihat saja nanti," ujar Monica.

Martha mengangguk. Kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali.

"Apa kau sudah mengatur waktuku dengan Si Pembicara dari Indira?" tanya Monica. Setelah merasa dirinya cukup rileks, Monica duduk dengan tegap di atas kursinya, dan kembali membuka beberapa dokumen yang menantinya.

Martha menatap Monica.

"Sudah. Besok kita akan melakukan meeting pertama dengan mereka di ruang tiga," jawab Martha.

Monica mengangguk, "Oke, baiklah."

***

___

di bagian catatan ini author hanya ingin menyampaikan..

untuk mendukung cerita ini dan memberikan semangat pada penulis agar bisa semakin semangat dlm berkarya..

kalian bisa melakukannya dengan berbagai cara..

misalnya dengan memberikan dukungan berupa :

-gift secara rutin - itu bs menjadi hadiah yg terindah untuk author,

-powerstone (ps) - ini juga bentuk dari semangat kalian utk mendukung author naik ke jajaran atas ( karena penulis masih berada di level menengah.. hehe ),

-kalian bisa tambhan review positif kalian untuk menghibur author dikala mengalami kebuntuan, kesulitan n hilangnya mood ( karena author jg manusia ),

-coment dan share novel ini ke teman-teman/kenalan kalian agar mereka ikut membaca cerita ini – jumlah collection kalian menambah semangat n kesenangan bagi author,

-buka bab cerita ini selalu dengan menggunakan koin karena koin kalian berarti bentuk penghargaan kalian pada kami ( sy tentu sj tdk melarang reader utk menggunakan voucher gratis yg memang telah diberikan WN )

-membeli bab privi memang tidak wajib. Tapi jika Anda penasaran, kalian bisa mencobanya.

Namun alangkah baiknya bila hadiah-hadiah kecil kalian ini bila dikumpulkan akan menjadi semakin besar.

Akhir kata.. selamat membaca ya dear. Semoga cerita ini membuat kalian juga semakin bersemangat ^^

( maaf bila sedikit panjang.. hehe )

___

Wah, sampai bab ini kalian masih mendapatkan free.. jangan lupa ya abaikan situs lain yang mungkin sama dan melakukan plagiarisme yang terjadi dimana-mana.

karya autho hanya da di sini.

yang lain? mungkin dia lelah

lenzluphcreators' thoughts
Chapitre suivant