webnovel

BAB 27

Saat ini leon sedang berada di kantor kepolisian untuk mengetahui siapa sebenarnya orang yang berniat mencelakai shera.

"Jadi pak leon, orang yang mencelakai nona shera belum di ketahui karena saat kejadian tersangka menggunakan hodie. kami tidak bisa mengetahui wajahnya" ucap kepala kepolisian.

"baik terimakasih pak. saya harap anda bisa terus mengusut kasus ini" ucap leon

'Kenapa shera gak kasih tau siapa yang mencelakai dia. terkesan dia ingin menyelamatkan si pembunuh itu' bathin leon.

Sementara di rumah sakit,shera di datangi seorang wanita yang ia kenal.

"Kenapa kamu lakuin ini ke aku?" bentak shera sembari berurai air mata.

"Karena kamu hanya boleh bersama andrew" ucap wanita itu yang tak lain adalah olyfia

"tapi oly. kamu gak bisa begini. aku sahabat kamu kenapa kamu niat celakain aku?" tanya shera tak habis pikir dengan sahabatnya ini.

"Biar kamu ke syurga. temani andrew disana. setiap malam aku selalu bermimpi andrew menangis merindukan kamu tapi kamu malah senang senang dengan laki laki lain" teriak olyfia

Bragghhh

pintu ruang perawatan shera terbuka dan beberapa orang polisi masuk kedalamnya lalu meringkus olyfia.

"jadi ini sebabnya kamu gak mau kasih tau aku pelakunya? karena dia adalah sahabat kamu "Bentak leon kesal

"Bukan begitu leon. olyfia bukan orang yang seperti itu" ucap shera mencoba meyakinkan leon.

"Lalu dia orang yang seperti apa? orang yang tega membunuh sahabatnya hanya karena sahabatnya sudah bahagia?" leon semakin tidak habis pikir dengan shera.

Setelah itu leon pergi meninggalkan shera dan mengikuti polisi membawa olyfia ke kantor polisi. Sementara shera terus menangis di dalam ruang perawatannya.

Sore harinya leon kembali ke rumah sakit dan tidak menemui shera di dalam kamar rawatnya.

"Suster. kemana pasien di kamar ini?" tanya leon kepada perawat yang sedang melewat.

"Nona shera tadi pergi ke ruang rawat bayi" ucap perawat tersebut.

Leon langsung pergi ke ruang rawat bayi namun lagi lagi shera tidak berasa disana. Saat sedang panik leon ingat jika dia memasang alat pelacak di ponsel shera.

"What?? Shera di pemakaman?" ucap leon langsung bergegas menuju kesana.

Dipemakaman shera duduk sembari menggendong chacha.

"Kak andrew maaf aku baru menjenguk kakak lagi. sekarang aku sudah bahagia disini aku harap kak andrew juga bahagia disana. lihat ini adalah putri pertamaku. aku punya dua anak dan punya suami yang baik dan perhatian seperti kak andrew. Maafin aku bukannya aku gak setia sama kak andrew tapi aku harus jalanin hidup aku didunia ini. kak andrew yang bahagia ya disana" ucap shera tersenyum haru.

Tiba tiba dari belakangnya leon memeluk shera dengan erat.

"Aku sayang kamu shera. maaf tadi aku memarahi kamu" ucap leon merasa bersalah.

"Iya sayang aku paham. maafin aku juga" ucap shera sembari mencium pucuk kepala leon.

"Jadi ini makam mantan pacar kamu?" tanya leon tersenyum yang di balas dengan anggukan dari shera.

"Kenalkan namaku leon. aku janji akan terus menjaga shera dan anak anak kami. aku harap kamu ikhlas dan bahagia disana. terimakasih telah menghadirkan shera dalam hidupku" ucap leon tersenyum lalu mengarahkan pandangannya ke shera yang terharu.

"Terimakasih leon" ucap shera.

"sama sama sayang. lagipula rasanya gak adil kalo aku harus memperebutkan kamu dengan orang yang hanya tinggal namanya saja di batu nisan karena bagaimanapun aku yang akan menang" ucap leon tertawa kecil

"Kamu ini benar benar deh ya" ucap shera heran.

"Yasudah pulang yuk. sebentar lagi matahari tenggelam" ucap leon.

"Iya." shera pun berdiri dan menatap lekat batu nisan yang ada di hadapannya "Kak andrew,shera pulang dulu ya. kak andrew harus bahagia disana" ucap shera sembari mengusap batu nisan andrew.

Merekapun melangkahkan kaki pergi meninggalkan pemakaman.

"Kamu menyusul aku ke pemakaman lalu zozo bagaimana?" tanya shera khawatir.

"Aku titip zozo di rumah mamah" ucap leon sembari menggenggam tangan shera erat.

"leon lepasin tangan aku. aku harus kasih ASI buat chacha" ucap shera sembari menarik lengannya.

"Aku juga mau mimi dong" ucap leon menggoda shera.

"Leon harap mesum kamu itu di rem" ucap shera

Dan mereka pun tertawa bersama didalam mobil sampai tiba di rumah sakit. Esok shera dan chacha sudah bisa kembali ke rumah.

Chapitre suivant