webnovel

asumsi

Melihat kondisi mamanya sekarang,, Daniel meminta Mirella untuk menemani mamanya istirahat, sedang kan Daniel menyusul papanya yang pergi keruang kerja papanya itu.

Daniel melihat papanya sedang memandang sebuah foto. Bukan foto yang asing, karena itu adalah fotonya saat kecil.

"Ada apa?" Tanya papa saat melihat sang putra duduk. Daniel meletakkan kopi dimeja sang papa. Dirinya sengaja membuatkan papanya kopi sebelum mereka memulai obrolan yang dirinya sendiri tidak tahu, apakah itu penting atau tidak.

"minumlah pa,,ini Daniel sendiri yang buat" kata Daniel sambil tersenyum.

"kopi buatanmu Enak" puji sang papa. Daniel tersenyum mendengar pujian papanya. "Kalau tidak Enak,,cafe Daniel tidak Akan laku" kata Daniel sambil tertawa. Yang membuat papanya juga ikutan tertawa.

"papa tahu, kamu kesini bukan untuk memberi papa kopi Kan??jadi katakan Ada apa?" Tanya papanya. "papa benar,,,Daniel emang Ada perlu dengan papa" kata Daniel lagi. "katakan saja" kata sang papa.

"baiklah, Daniel tidak Akan sungkan lagi,,,Daniel Akan mengajak mama langsung saat kami pindah ke jerman" kata Daniel sambil tetap memandang papanya. Nampak keterkejutan dari wajah papanya. "kenapa?" Tanya nya rendah. "karena Daniel ingin mama baik - baik saja" kata Daniel lagi.

"Namun sebelum itu,,Daniel mau tanya tentang apa yang dibahasan mama tadi,,,siapa yang terluka?, apa hubungannya semuanya dengan Daniel?" Tanya Daniel pada papanya. "mamamu hanya bercanda aja tadi...." Kali ini Daniel dengan tidak sopannya memotong perkataan sang papa.

"sebelumnya Daniel pernah mendengar Dani mengatakan pada Mirella tentang sesuatu yang mirip seperti yang mama katakan,,tapi....Daniel tidak merasa pernah melalui hal itu" kata Daniel lagi dengan wajah datar.

papa Daniel kembali terkejut. "jadi....Dani mengatakan sesuatu?? katakan....katakan apa yang dikatakan Dani,,,katakan pada papa" kata papa dengan memaksa. Daniel terkejut dengan sikap papanya. "itu yang ingin Daniel tahu,,,ada apa sebenarnya dengan Daniel,,,rahasia apa yang kalian sembunyikan terhadap Daniel?" tuntut Daniel.

Papa terdiam, menghela nafas berat dan menyugar rambutnya. "kamu baik - baik saja,,dan akan pastikan kamu baik - baik saja" kata sang papa. Daniel memicing mendengar perkataan sang papa, kecurigaannya semakin menjadi. "bukankah ini hidup Daniel???" Tanya Daniel ambigu.

Papa diam, begitu pula dengan Daniel, hingga sepi menyelimuti ruangan itu. "sebenarnya Daniel ingin dengar langsung dari papa, namun nampaknya Daniel harus cari tahu sendiri" kata Daniel tetap duduk memandang wajah papanya.

"papa tahu selama ini Daniel selalu merasa ada sesuatu yang kalian sembunyikan,,dari ketika Daniel mengetahui kebenaran bahwa selama ini papa mengetahui keberadaan Dani, namun papa pura - pura tidak tahu,,padahal papa tahu bagaimana mama juga Daniel selalu berusaha mencari Dani." suara Daniel tenang saat mengatakan hal itu.

"Dan....papa...." papa ingin mengatakan sesuatu namun Daniel memberi isyarat untuk diam dulu. "pendidikan Dani yang bagus, juga pekerjaan yang prestisius membuat Daniel juga yakin kalau Dani tidak pernah kekurangan". papa memandang Daniel dengan terkejut, jantungnya berdetak semakin cepat.

"banyak hal yang aneh,,sampai kemaren ternyata papa menyerahkan perusahaan ke Dani " kata Daniel tetap tenang memandang papanya. "bukankah kamu yang menolaknya..." kata papa pada Daniel.

Daniel tersenyum mendengar perkataan papanya. "kemaren papa tidak tahu kalau Daniel akan masuk kantor kan?? Daniel juga tidak tahu akan ada acara tersebut,, sekejap saja Daniel sudah dapat tahu, kalau papa memang memberikan perusahaan pada Dani,, tapi karena Daniel datang akhirnya papa ubah rencana untuk menjadikan kami berdua kandida, kalau Daniel tidak mengundurkan diri....Dani juga pasti yang akan terpilih,,,bukan karena kemampuan Daniel kalah dengannya tapi karena orang - orang yang hadir disana adalah orang papa" kata Daniel lagi.

"Daniel....kamu salah paham nak,,,tidak seperti itu...papa hanya ingin kalian bersaing memberikan yang terbaik itu saja" jelas sang papa.

Namun Daniel hanya tersenyum. "persaingan seperti apa yang papa inginkan,,papa tentu tahu dari manapun Daniel tetap lebih ungul dibanding Dani,,papa tahu itu...." kata Daniel dengan senyum sinisnya. "pendidikan....papa jelas tahu Daniel lebih baik dari Dani,,,jangan katakan masalah biaya, karena papa lebih tahu dari siapapun,,,Selama ini papa membiayai pendidikan siapa,,,prestasi lain,,,papa juga orang yang Paling tahu selain mama, dan sekarang....urusan pekerjaan,,,papa juga sangat tahu pencapaian Daniel juga Dani,,,jadi...orang awam juga tahu siapa yang lebih baik diantara kami berdua" kata Daniel . "kami jangan terlalu sombong, itu tidak..."kata - kata papa terpotong oleh Daniel kembali.

"itu kenyataan,,,dari dahulu semenjak papa membawa Dani pulang kerumah, perbedaan antara kami berdua sangatlah kelihatan, tapi papa selalu mengangap kami sama,,papa membelikan kami baju yang sama,, papa membelikan kami mainan yang sama,,tapi....itu semua adalah kesukaan Dani,,bukan Daniel" kata Daniel lagi. Papa jelas kaget dengan penjelasan putranya tersebut. kini papa duduk dengan lemas, segala hal yang Ia lakukan adalah untuk kebaikan putranya, namun ternyata dirinya justru menorehkan Luka yang teramat dalam pada putranya tersebut.

"Daniel yakin kalau Daniel anak papa juga mama,,,seyakin Dani juga anak papa" kata Daniel yang membuat papanya menatapnya nyalang. "jelaskan pada papa, apa maksud kata- katamu itu" kata sang papa.

"bukan hanya Daniel,,,mama juga berfikiran yang sama" kata mama yang tiba - tiba masuk dalam ruang kerja papa dan langsung ikut bicara. "mama..." panggil Daniel. Mama duduk disamping Daniel dengan Mata yang tidak lepas memandang sang suami. "apa maksudnya ma..mama Kan tahu..."kata papa.

"mama tidak tahu,," kata mama ketus.

Chapitre suivant