webnovel

ketegangan dimeja makan

Daniel turun dan makan bareng kedua orang tuanya juga mertuanya. Mereka menikmati masakan yang susah payah mereka bertiga buat dengan kaget, mereka benar - benar tidak mengira kalau rasanya akan seenak itu.

"Enak Kan pa??" Tanya mama Daniel pada sang suami dengan sombong. "lumayan" jawab sang suami agak gengsi mengakui kalau makanan yang di makannya memang enak. "ma,,emang ini beneran kalian yang bikin,,kok papa ragu" Kali ini papa Mirella yang bersuara. "pa,,walau mama jarrang memasak tapi mama sebenarnya pandai masak,,mama tidak pernah masak karena tidak Enak sama Bibi dirumah" jawab mama Mirella. yang mendapat tatapan sangsi dari suaminya itu.

"tapi mama benar - benar takjub loh pa,,,anak Kita ini....tahu banyak tentang bumbu dapur" cerita sang mama. "benarkah?? kamu hebat banget nak Daniel" puji papa Mirella. Daniel nyengir bangga mendapat pujian sang mertua.

"sebenarnya kalau masalah masak memasak, Daniel sudah biasa pa,,kan Daniel buka usaha kuliner di Jerman,,tapi yang bikin tadi agak sulit, karena Daniel belum pernah masak makanan ini"cerita Daniel.

kini kedua lelaki paruh baya tersebut berpasangan penuh arti. "sekarang Saya mengerti kenapa makanan ini rasanya Enak" kata papa Mirella pada papa Daneil.

kedua mama tidak senang melihat hal tersebut. Bagaimanapun, walaupun memang lebih banyak porsi Daniel yang memasak, namun mereka juga berperan penting dalam masakan Kali ini.

"jadi,,,apa nak Daniel berencana untuk kembali ke jerman lagi?, atau kalian akan menetap disini?" Tanya papa Mirella lagi.

pertanyaan papa Mirella menarik perhatian tiga orang lainnya. "kenapa mereka harus kembali ke jerman lagi?" Tanya mama Mirella tidak senang dengan pertanyaan suaminya kepada menantunya itu. "papa hanya bertanya saja ma" jawab papa Mirella tidak nyaman dengan tatapan bengis istrinya itu.

"sejauh ini, kami belum Ada pembicaraan kearah sana, namun tidak menutup kemungkinan kami akan menetap disana,,lagi" jawab Daniel Tenang. "mengapa begitu?" Tanya mama Daniel Kali ini. Mama Daniel belum tahu apa yang terjadi Pagi ini di perusahaan suaminya tersebut.

"karena usaha Daniel disana ma" jawab Daniel sambil mengengam erat tangan mamanya. "kenapa kamu tidak Bantu papa diperusahaan lagi, nantinya kalau papa memutuskan istirahat, perusahaan kamu yang harus teruskan,, bagaimanapun hanya kamulah anak.....maksud mama siapa lagi yang akan meneruskan papa kalau bukan kamu" kata mama.

Mama Daniel cukup berhati - hati dalam ucapannya. "mama tenang saja, Ada Dani yang jadi penerus papa, tadi pagi juga Daniel udah resign dari kantor papa" kata Daniel santai. Perkataan Daniel membuat sang mama menatap nyalang kearah suaminya. Bahkan pegangan pada sendok pun terlihat semakin mengencang.

"kenapa kamu harus keluar dari perusahaan papa?" Tanya sang mama lagi. "karena Daniel...,"perkataan Daniel terpotong oleh mamanya.

"perusahaan itu adalah hak kamu, kenapa kamu harus keluar dari Sana!"kata mamanya lagi. Kali ini bahkan dengan nada tinggi. "mungkin Daniel hanya sementara saja jeng,"kata mama Mirella sambil menyentuh pundak mama Daniel yang tegang. "Saya ndak habis pikir kenapa Daniel harus keluar dari perusahaan, hanya karena dirinya menemani Mirella berobat, padahal perusahaan itu juga adalah hak Daniel" kata mama Daniel pada mama Mirella.

"ma...ini keputusan Daniel sendiri...." kata sang suami, namun lagi - lagi...sebelum sang suami selesai bicara mama Daniel kembali memotongnya. "putraku tidak akan mengambil keputusan kalau tidak Ada sebabnya, aku yakin ada Hal yang terjadi sehingga putraku memutuskan hal itu , Daniel bisa saja keluar dari perusahaan, namun akan mama pastikan, perusahaan tetap menjadi milik Daniel" kata mama Daniel geram.

"ma....Daniel kan putra mama" kata Daniel sambil mengengam tangan mamanya erat. "iya,,kamu putra kesayangan mama, buah cinta mama, satu - satunya" kata sang mama sambil membelai wajah Daniel lembut. Namun tatapan mematikan tetap sang mama layangkan pada papa. "mama tahu kan,,kalau Daniel ini pintar" kata Daniel sambil tersenyum.

sang mama tersenyum sambil tetap membelai wajah putranya tersebut. "tidak ada yang menyangkal hal itu, apalagi mama" jawab sang mama. "mama tahu alasan Daniel keluar dari perusahaan papa?" Tanya Daniel pada mamanya.

"karena Daniel anak mama, Daniel akan tampat wajah mereka semua dengan pencapaian Daniel sendiri, jikalau Daniel berusaha disini, orang - orang akan tetap memandang kesuksesan Daniel karena papa, namun kalau diJerman sana tidak akan Ada yang mengatakan itu" kata Daniel mengebu.

jawaban Daniel membuat semua orang terkejut. mereka tidak menyangka Daniel punya pemikiran seperti itu, namun....pemikiran mamanya ternyata berbeda dari tiga orang yang lainnya. Mama semakin mengencangkan kepalan tangannya. pandangan ya juga semakin tajam memandang papa Daniel.

"jadi kapan kalian berangkat ke jerman lagi,,apa tidak menunggu Mira lahiran dulu" kata papa Mirella.

kini Daniel justru bingung mau menjawab apa, namun untungnya Mirella tepat datang untuk bergabung dengan mereka.

Mamanya yang melihat langsung menghampiri Dan menungun Mirella untuk duduk. "sayang,, ayo makan dulu, pasti lapar banget kan" kata sang mama. Mirella hanya tersenyum dan mulai menikmati makanannya.

"ah....Mira...kamu lebih suka diJerman, atau disini?" tanya mama Daniel pada menantunya itu. Mirella sejenak menghentikan makannya untuk menjawab. "Jerman" jawab Mirella.

Jawaban dari Mirella membuat Dua wanita lainnya menghembuskan nafas berat. sementara Daniel tersenyum mendengar jawaban istrinya. "Mira....kalau Daniel ngajak tinggal di Jerman lagi, kamu mau nggak??" tanya mamanya Kali ini. "mau, memangnya Daniel mau ke jerman lagi?" Tanya Mirella Kali ini. "ah... sayang, gimana kalau biarin aja Daniel ke jerman,,kamu disini aja,,mama Kan masih kangen" kata mama Daniel merayu menantunya itu.

"ma....anak mama Kan,,Daniel..."kata Daniel lirih. "diam kau" kata sang mama. "memang Kita mau pindah ke jerman kah?" Tanya Mirella pada Daniel Kali ini. "kamu udah tahu kan,,ini tentang yang tadi pagi,, aku berencana Kita pindah ke jerman, karena usaha yang baru ku rintis Ada disana, Dan....mungkin Kita akan kembali kesini kalau usaha Kita sudah stabil,,setidaknya untuk bekal anak Kita sekolah nanti, Kita sudah Ada" kata Daniel pada Mirella.

"ah....Mira...kamu tahu nggak,, kalau melahirkan itu....lebih nyaman kalau Ada mama nak" kata mama Mirella Kali ini. "iya betul,,setidaknya kami bisa membantumu mengurus bayi nanti,,ya Kan jeng" imbuh mama Daniel. "benar apa yang mertua kamu katakan,,orang melahirkan itu....akan susah melakukan banyak hal,,,duduk sakit, buang air juga sakit..." cerita mamanya .

kata - kata mamanya membuat Mirella agak merinding juga, namun tiba - tiba Daniel memeluknya dari belakang. "mama,,juga mama jangan khawatir, Daniel akan selalu merawat mereka nanti,, dan jika waktunya tiba,,Daniel harap kalian bisa datang kesana untuk bersama kami berbahagia menyambut sikecil nanti" kata Daniel.

Mirella tersenyum mendengar kata - kata Daniel.

"kapan ,,kalian berangkat?" Tanya papa Daniel. Malang bagi sang papa saat meluncurkan kalimat Tanya tersebut. yang ada malah langsung kena marah sang istri.

" apa maksudnya??apa maksudnya coba,,ini rumah Daniel juga, terserah disini dia mau berapa lama, kenapa sih...kok rasanya tidak sabar membuat Daniel pergi jauh" kata mama Daniel kesal.

Chapitre suivant