webnovel

iri

"kamu....tahu Dani?" Tanya Mirella pada Daniel.

Daniel tersenyum memandang sendu kearah foto itu.anggukan Daniel membuat perasaan Mirella semakin tidak karuan, jika Dani dan Daniel orang yang berbeda, berarti dirinya juga sahabatnya yang lain Selama ini salah. Jika Dani adalah Daniel....apa yang akan dirinya katakan.

ketika Mirella hendak menanyakan tentang Dani..sang Adik tiba - tiba nimbrung obrolan dengan bahasan yang berbeda.

"abang,....kalau Punya anak nanti, anaknya pasti mirip sama Alvin" kata Alvin tiba - tiba yang membuat Mirella juga Daniel mengeryit tidak mengerti.

"kenapa anak abang harus mirip Alvin?" Tanya Daniel reflek. senyuman sumringah tersuguh di bibir manis Malvin. "karena antara abang, kak Mira juga Alvin yang Paling cakep kan Alvin,,jadi..nanti kak Mira liatin aja muka Alvin biar Punya anak ganteng kayak Alvin" kata Malvin dengan percaya diri yang tinggi.

"tapi....abang....lebih keren, lebih pintar, lebih Kaya dari Alvin kan" kata Daniel yang m mbuat Malvin menekuk bibirnya tanda dirinya merajuk. Mirella tertawa mendengar obrolan suami dan juga adiknya itu. "anak kakak nanti akan secakep ayahnya, jadi tidak akan secakep pamannya" kata Mira. "kakak...jangan pangil paman....jangan juga pangil om...pangil saja abang..." kata Malvin sewot. "tidak bisa....om ya tetap saja om...Mana boleh lalu jadi abang" kata Daniel Makin membuat Malvin gusar.

Malvin berlalu karena merajuk. kini tinggal Daniel juga Mirella dikamar. " kamu ....anak tiri ya Mir...kok barang mu sedikit sekali" kata Daniel dengan maksud bercanda dan hanya mengolok saja kepada Mirella. Namun Daniel tidak tahu....olokan itu merasuk kehati Mirella tanpa basa Basi.

"owh....iya...gimana kamu bisa kenal Dani,,setau aku dulu kami tidak berteman denganmu lah" kata Mirella dengan nada dibuat marah. Daniel tahu Mirella kesal dengan ucapannnya tadi, lalu sengaja mengalihkan pembicaraan yang lain.

"memang aku bukan kawan kalian....ih kamu ini" kata Daniel sambil menoyor kepala Mirella pelan. "bukan aku tidak mau cerita, namun Dani adalah rasa bersalah untuk kekuargaku" kata Daniel lirih.

"maksudmu apa?"Tanya Mirella lagi . Sejujurnya Mirella semakin penasaran , bukan cuma tentang sahabat kecilnya, namun perkataan Daniel Makin membuatnya tambah penasaran.

"Mira...bukan aku tidak mau memberi tahumu, namun sampai saat ini kami belum mampu untuk berbagi kisah Dani pada siapapun,,termasuk kepadamu,,maaf kan aku" kata Daniel lagi.

Mirella tahu jika dia memaksa juga Daniel tidak akan cerita, namun kini dirinya Punya harapan besar bisa bertemu lagi dengan Dani,,bukan hanya sekedar makam sahabatnya itu.

"Dani....itu bukan kamu kan" kata Mirella sambil menuding Daniel. bagaimanapun juga dirinya masih lah penasaran dengan misteri Dani Daniel....bagaimanapun juga nama mereka hanya beda sedikit. Dan keluarga mereka juga sama.

Daniel menghela nafas frustasi." kamu kan pernah melihat foto kami,,tentu saja lah....kami Dua orang berbeda....bagaimanapun aku ini masih lebih cakep dari pada dirinya" kata Daniel tidak terima.

"bisa jadi kan....anak dalam foto ini adalah dirimu', dan foto yang waktu itu aku lihat dikantormu,,memang wajah inilah dirimu, sedang wajah yang satunya lagi...orang lain, bisa jadi Steven, William, atau mungkin Joni" kata Mirella asal.

"bukan....wajah Dua orang anak di foto kantorku itu memang agak mirip mereka berdua....tapi kami berbeda" kata Daniel kesel. Dari dirinya kecil dulu...dirinya memang tidak suka disamakan dengan Dani. walaupun mereka memang nampak mirip, tapi dirinya Paling kesal kalau Ada yang bilang mereka berdua persis seperti kembar, karena kenyataannya tidak seperti itu.

Dani yang ramah, ceria, mudah bergaul memang disukai banyak orang, kawan - kawan orang tua mereka dulu juga lebih suka pada Dani dari pada Daniel.

Karenanya Daniel meminta sekolah ditempat yang berbeda. karena Daniel tahu dirinya tidak akan mampu untuk terus melihat semua perhatian tertuju pada Dani sedang dirinya selalu diabaikan. setidaknya jika dirumah itu terjadi maka disekolah jangan sampai terjadi, karenanya dirinya minta sekolah di SD yang berbeda dengan Dani. Dan Daniel kecil memilih sekolah yang syarat masuknya ketat, sehingga dirinya yakin dengan kemampuan Dani dirinya tidak akan masuk ke SD tersebut.

Bagaimanapun Daniel memang lebih pintar, dari TK dirinya sudah pandai membaca, juga menulis, sedang keduanya tidak dimiliki Dani. Jika Dani anak mama maka Daniel adalah anak papa. Namun walaubagaimanapun setiap kesempatan keluar orang tuanya hanya membawa Dani. tidak pernah sekalipun orang tuanya membawanya keluar mengikuti acara yang dihadiri orang tuanya.

"akan banyak bahaya diluar, Daniel dirumah saja ya" selalu kata itu yang diucapkan sang papa saat dirinya hendak ikut. " sayang....nanti disana banyak kuman, Daniel dirumah saja ya...biar tidak terlena kuman" itu adalah jawaban mamanya saat dirinya merengek minta ikut.

Daniel selalu marah, selalu kesal saat hal itu terjadi. Hingga suatu Hari periatiwa yang tidak diinginginkan terjadi. Dani....diculik mantan bawahan sang papa yang dipecat karena pengelapan uang. Saat itulah Daniel mengerti alasan orang tuanya. Selama ini memang orang tuanya selalu melindungi dirinya. jikalau dirinya selalu diajak kemanapun seperti Dani...maka sasaran penculikan itu bukanlah Dani melainkan dirinya. karenanya Daniel selalu merasa bersalah kepada Dani....jikalau dirinya tidak iri, pasti dirinya sekolah ditempat yang sama dan tentu saja yang akan diculik bukan Dani tapi dirinya.

Chapitre suivant