"Kak Thomas..." pekikan ini milik Lala, melompat dari duduknya seraya berlari ke arah Thomas dan serta merta mendapatkan pelukan. Mereka pernah menjadi satu keluarga dalam jangka waktu yang tidak bisa disebut sebentar.
Seperti seorang adik yang baru bertemu dengan kakaknya, Lala menyambut dengan hangat pelukan yang disuguhkan Thomas. Lelaki yang dulu sering kali membantunya menyiapkan PR, menyetrika seragam sekolah, bahkan membersihkan rumah bersama-sama.
Tampilannya sudah sangat berbeda. Akan tetapi di mata lala kecil, si lelaki rambut platinum ini tetaplah Thomas yang sama. Pria cacat kaki yang sempat mewarnai hidup mereka.
"Kok, kak Thomas ada di sini?" pertanyaan polos keluar dari bibir gadis kecil.
"aku yang seharusnya bertanya pada kalian, sebab disinilah aku bekerja," di sudut sana Ricky mengangguk-angguk mendengarkan dengan sesama jawaban Thomas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com