"Hen,"
"Hemm,"
"apakah kamu pernah mengalami mimpi yang, em.. seolah-olah nyata," hendra menghentikan gerakannya. Dia terdiam sejenak.
"apakah istriku mimpi buruk?"
"bagaimana kamu tahu?" Aruna bangkit dan menoleh.
"aku hanya menduganya," hendra kembali meraih shower dan membasuh rambut istrinya sampai bersih, "duduklah lebih nyaman," pria ini yang sudah kenyang melewati berbagai mimpi buruk, mimpi-mimpi kelam yang terasa nyata.
Dia tahu betul mimpi semacam itu adalah tanda-tanda seseorang tengah berada pada fase kegundahan, rasa resah yang mendalam, kesedihan, atau jenis emosi yang tidak disadar dan berujung terciptanya bunga tidur yang mampu menghantui malam.
Di sisi lain perempuan tersebut kini duduk dengan punggung lebih tegak. Mahendra menggulung lengan yang sebagian telah basah -lebih keatas lagi, membalur sabun pada punggung dan dia memberi istrinya pijatan lembut di leher dan bahu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com