Malam semakin larut tatkala seorang gadis membiarkan matanya tetap menyala. Dia mengamati dengan menyeluruh ruangan yang mendingin, di kala sang rembulan berpendar semakin terang. Temaram lampu di sisi tempatnya terbaring menampakkan wujud seorang lelaki —dengan kakinya yang panjang, memaksakan dirinya tidur di sofa yang sama selama satu bulan.
Dia, si gadis malang dengan tubuh kurus, terduduk di tengah malam. Jam dinding telah menunjukkan pukul 12.45 dan matanya sama sekali belum terpejam. Ada aliran darah yang tengah mengalir deras, seolah memompa rasa untuk bangkit dari keterpurukan yang ia alami.
Kekasihnya yang paling berharga tak mungkin menoleh ke belakang sebab dia telah menemukan ibu yang diduga telah tiada. Mendekati dirinya sama halnya menyerahkan daging segar untuk dimakan singa. Gadis malang tersebut sadar, kekasih yang selalu menjadi tumpuan harapannya tak akan datang lagi sebab semua demi kebaikan dirinya, ibunya, dan pemuda itu sendiri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com