Di suatu kala, ada sosok lelaki belia bermata biru yang mendapatkan keluhan berupa tangisan panjang penuh duka, dari sahabat satu-satunya.
Matanya merah, terdengar isakan di sertai rintihan yang menyayat hati, sampai ia tak dapat melukiskan seberapa sakit hatinya saat ini. Bahkan ia tidak mau makan, tidak mau tidur sejenak untuk beristirahat. Nampak tisu-tisu berserakan di atas ranjang nyaman tersebut.
Pemuda tersebut gundah dan merasa sangat terluka, atas apa yang terjadi pada sahabatnya.
Ia perempuan satu-satunya yang dia kenal di muka bumi ini, kecuali neneknya yang suka tersenyum dan ibunya yang tak pernah berekspresi, atau perempuan-perempuan yang terbungkus baju putih, dengan panjang menjulur sampai lutut. Mereka -Perempuan berbaju putih- tidak lebih dari satu atau dua orang saja.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com